NovelToon NovelToon
Pendekar Sakti Thung Seng

Pendekar Sakti Thung Seng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: Pencari keabadian

Thung Seng seorang jenius beladiri yang juga memiliki seorang istri yang cantik jelita, dimana hal tersebut memancing iri dan dengki dari kakak seperguruannya sendiri.

Dengan memanfaatkan kekuasaannya sebagai seorang Raja dan melakukan kolaborasi dengan orang kepercayaannya Thung Seng, maka kakak seperguruan Thung Seng berhasil menangkap bahkan menghancurkan ilmu kungfu yang dimiliki oleh Thung Seng.

Sanggupkah Thung Seng yang kehilangan ingatan dan kehilangan kungfunya melakukan balas dendam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pencari keabadian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20.Selamat Jalan Yang Yang.

“Ehh rombongan orang-orang kemari dengan membawa sampan, hehehe menarik, baiklah kalau memang mereka ingin bertempur di air akan Aku layani,”pikir Thung Seng yang kemudian menghancurkan lapisan es tipis.

“Hei Kau murid iblis ungu, sebentar lagi Kami akan menangkapMu!”teriak Mo Tai.

Tak lama kemudian empat buah sampan meluncur mendekati posisi Thung Seng, masing-masing sampan berisi tiga orang.

Masing-masing sampan segera mengitari Thung Seng.

“Hei Murid iblis ungu, hendak lari kemana lagi Kau sekarang,"ejek Shu Zhu.

Salah seorang yang berada di sampan segera melemparkan sebuah jaring ke arah Thung Seng, melihat adanya jaring maka Thung Seng segera melompat ke depan ke arah Shu Zhu.

Shu Zhu segera menyambut pukulan Thung Seng dengan cakar naganya, tapi pukulan Thung Seng rupanya hanya tipuan belaka, Thung Seng mendadak berkelit di udara dan menarik tangan Shu Zhu.

Membuat mereka berdua terjatuh ke air.

“Tolong Aku tidak bisa berenang!”teriak Shu Zhu ketakutan.

Teman satu sampan Shu Zhu segera menarik tubuh Shu Zhu kembali ke sampan.

“Hey dimana Bocah itu?!”seru Mo Tai.

“Apakah Bocah itu tenggelam karena tidak bisa berenang?”gumam Yang Yang.

“Ada yang mendekat!”seru orang disebelah Yang Yang sambil menusukkan tombaknya ke bawah.

Thung Seng menangkap dan menarik tombak, membuat penombak tersebut jatuh ke air.

Yang Yang segera membalikkan badan, melihat penombak tersebut yang menggelepar panik di air.

Thung Seng segera bersembunyi di bawah sampan.

Teman sesama suku salju segera menolong, otomatis posisi sampan jadi doyong, dengan segera Thung Seng membalikkan sampan, membuat Yang Yang pun jatuh ke air.

Itu di sana, seru Shu Zhu, ketika melihat kepala Thung Seng yang sempat muncul dari air kemudian menyelam kembali.

Sampan Mo Tai dengan cepat melaju ke arah Yang Yang dimana Yang Yang sedang panik.

Tiba-tiba Yang Yang merasa ada yang menarik kakinya, dan dengan cepat Yang Yang masuk ke dalam air.

Tubuh Yang Yang turun terus ke bawah danau, Yang Yang berusaha melepaskan pegangan tangan Thung Seng pada kaki Yang Yang dengan menendang-nendang tangan Thung Seng.

Oleh karena berada di dalam air dan tenaga dalam Thung Seng telah naik tiga tingkat, maka tendangan kaki Yang Yang tidak terlalu menyakitkan bagi Thung Seng.

Thung Seng tetap menarik tubuh Yang Yang sampai Thung Seng mencapai dasar danau beku.

“Aku tidak mau mati di sini, memalukan kalah oleh seorang bocah,”pikir Yang Yang.

Yang Yang segera melepaskan seluruh tenaga dalamnya dan menendang tangan Thung Seng.

Upaya Yang Yang tidak sia-sia, pegangan tangan Thung Seng terlepas.

Thung Seng yang melihat mangsanya hendak meloloskan diri segera menendang dasar danau yang membuat tubuhnya naik ke atas dengan cepat.

Melihat Thung Seng yang dengan cepat sudah menghampiri diri Yang Yang, Yang Yang segera menyerang dengan cakar naganya, tapi sayangnya Thung Seng mampu menghindari dengan mudah dan malah berbalik menghajar Yang Yang.

“Ughhh, Aku tidak bisa bertarung di dalam air, Aku harus ke atas,”pikir Yang Yang dengan perasaan frustasi.

Karena bertarung, malahan tubuh Yang Yang turun ke bawah.

“Tidak, tidak,”pikir Yang Yang dengan panik.

Thung Seng segera berenang ke atas Yang Yang dan menjejak kepala Yang Yang, akibatnya tubuh Yang Yang makin meluncur ke bawah.

Dengan tangannya Thung Seng menekan bahu Yang Yang, dalam posisi vertikal, sedangkan kedua kaki Thung Seng bergerak-gerak di atas.

Yang Yang sudah kehabisan nafas dan menelan banyak air, tangannya yang tadi memukul-mukul ke atas akhirnya jatuh lunglai.

“Apakah Dia sudah tewas? Kalau belum tentu menyulitkanKu di lain waktu,”pikir Thung Seng.

Thung Seng segera memukul kepala Yang Yang dan mengakhiri riwayat hidup Yang Yang.

Di atas sampan semua orang menunggu dengan perasaan was was.

“Dia bisa berenang dan sepertinya menjebak Kita di danau ini,”ucap Shu Zhu.

“Lebih baik Kita kembali ke darat,”usul Kepala Suku salju.

“Tidak Kakak Yang Yang belum muncul,”ucap Mo Tai bersikeras.

“Ketua lihat Bocah itu sudah sampai di darat,”ucap seorang Anggota suku salju.

“Lekas Kita kejar!”ucap Kepala Suku salju.

“Tunggu, kalau Bocah itu keluar sendirian apakah itu berarti Kakak sudah tiada?!”

“Kurang ajar, ayo Shu Zhu Kita balaskan dendam Kakak, Bocah sial itu hanya beruntung karena bisa berenang, di darat gabungan Kita berdua pasti bisa menghabisinya!”ucap Mo Tai.

“Hmm ucapanMu masuk di akal.”

Thung Seng yang sudah sampai di darat langsung disambut oleh tusukan tombak.

Dengan cepat Thung Seng mematahkan tombak dan memukul pingsan penyerangnya.

“Sungguh merepotkan tapi lebih baik tidak membunuh mereka, mereka hanya terpedaya,”pikir Thung Seng sambil memukul pingsan beberapa orang dari suku salju.

Suku salju yang berada di darat mulai ciut nyalinya melihat sepak terjang dari Thung Seng.

Thung Seng memanfaatkan kesempatan tersebut untuk segera kabur.

Sekitar sepuluh menit kemudian rombongan Kepala Suku telah mencapai darat.

“Hmm untung Mereka semua hanya pingsan,”pikir Kepala Suku setelah memeriksa anggota sukunya.

Sementara itu, Mo Tai dan Shu Zhu sudah berlari duluan mengejar Thung Seng.

“Kalian yang di tingkat dasar delapan dan sembilan segera ikut dengan Aku mengejar bocah iblis!”perintah Ketua Suku salju.

Dengan cepat Mo Tai dan Shu Zhu mengejar Thung Seng, tingkatan ilmu yang lebih tinggi membuat Thung Seng mulai terkejar.

Mo Tai meloncat ke depan, cakar naganya mengarah ke kepala Thung Seng, serangan Mo Tai luput dari sasaran karena Thung Seng masih sempat menunduk.

Sebuah pukulan balasan dari Thung Seng masih sempat dihindari oleh Mo Tai.

Sebuah pukulan dari Shu Zhu tepat mengenai punggung Thung Seng, membuat Thung Seng terdorong ke depan.

Cakar naga dari Mo Tai segera menyambut wajah Thung Seng.

Kerjasama yang apik antara Mo Tai dan Shu Zhu berhasil membuat Thung Seng menjadi bulan-bulanan.

"Kerjasama mereka sangat bagus, beruntung Aku telah naik tiga tingkat sehingga pukulan mereka sekarang tidak terlalu menyakitkan,”pikir Thung Seng.

“Hahaha, hanya segini pukulan cakar naga kalian? Silahkan pukul Aku sepuasnya,”ucap Thung Seng.

“Hati-hati jangan sampai Kita terjebak Shu Zhu!”ucap Mo Tai sambil memukul dada Thung Seng.

Thung Seng yang terkena pukulan mundur dua langkah, dan malah wajahnya tersenyum.

“Kurang ajar, apa yang lucu!”seru Mo Tai.

“Kamu yang lucu, tadi pukulan naga atau pukulan cacing?!”ejek Thung Seng.

“Kurang ajar!”teriak Shu Zhu dan Mo Tai.

Dengan gencar Mereka berdua memukuli Thung Seng, sementara Thung Seng hanya menyilangkan tangannya menutupi wajahnya.

“Dang! Dang! Dang!”bunyi pukulan dari Mo Tai dan Shu Zhu yang mengenai tubuh Thung Seng.

“Hah, hah, hah,”terdengar nafas Mereka yang mulai tidak teratur.

“Shu Zhu, Anak ini benar-benar Anak iblis, Kita sudah dari tadi memukulinya tapi tetap tidak juga roboh,”ucap Mo Tai.

“Tenang, Kita harus menemukan titik lemahnya,”jawab Shu Zhu.

“Hmm Mereka sudah mulai lelah, tinggal tunggu saat mereka lengah,”pikir Thung Seng.

Semakin lama pukulan keduanya semakin melemah, hingga pada suatu saat ketika gerakkan Shu Zhu mulai melambat, Thung Seng menangkap pergelangan tangan Shu Zhu dan balas memukul ke arah Zhu Shu.

“Lepaskan tanganKu!”teriak Shu Zhu dengan panik.

Bersambung :))

1
Amelia
semangat terus ❤️❤️
RisingPhoenix: Terima kasih 🙏🏼🙏🏼🙏🏼, sama-sama semangat sebagai penulis 💪🏼😃👍🏼.
total 1 replies
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
RisingPhoenix: Terima kasih atas kunjungannya dan salam kenal juga 🙏🏼😃.
total 1 replies
ayub tambunan
ini yang bikin malas baca masa jadi anak 12 tahun giman mau berkelahi nya maaf nda jadi lanjut baca
RisingPhoenix: Terima kasih atas kunjungannya. 🙏🏼.

Justru di situ uniknya cerita ini, karena dengan tubuh istimewanya serta kungfunya yang naik dengan cepat serta interaksi yang unik dengan burung besar 🙏🏼😃.
total 1 replies
jaka saba jati
katanya pek liong...knapa manggilnya tung seng
RisingPhoenix: Pek Liong nama pemberian ketika Dia tidak tahu nama aslinya, sedangkan Thung Seng adalah nama aslinya.

Terima kasih sudah berkunjung membaca 🙏🏼🙏🏼🙏🏼.
total 1 replies
Membo 69
cocok judulnya pendekar bloon😆😆😆
RisingPhoenix: 😂😂namanya juga lupa ingatan jadi minim pengalaman 😃😃😃😅🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
kalau alur cerita ada POV sepertinya kurang apik Thor..Napa ngga dijadikan satu dgn. plot ceritanya .seakan terkesan cerita dipaksakan jadinya🥱
RisingPhoenix: Baik, terima kasih atas sarannya 🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
jgn diulang ulang kalimat yg sama..dan kosakata juga perlu dibenahi bro
Razali Azli
cerita novel dah menarik. tapi nama² watak sangat tidak menarik. saranku thor, akan datang atau jika ada novel baru usahakan agar nama watak dan tempat dijadikan lebih baik.
RisingPhoenix: Razali Azli, terima kasih atas masukannya 🙏🏼
total 1 replies
RisingPhoenix
Terima kasih 🙏🏼🙏🏼🙏🏼😃
Ismaeni
lanjut thor,ceritanya menarik
RisingPhoenix: Terima kasih atas dukungannya @ismaeni 🙏🏼
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!