KAZEL Mencari Suamiku

Keluarga pemulung buta telah berada dirumah sakit, yang ada dikota kediaman pak Cristian. Kecuali tony. Dia harus bekerja, jadi tak bisa ikut serta.

" Eko akan dipindahkan sekitar jam tiga sore kejakarta." Jelas pak Wiliam. Dia baru saja datang diruang perawatan itu.

" Oh begitu ya..." Kata pak Cristian.

Pak Wiliam juga menyerahkan semua surat perusahaan milik pak Cristian.

" Terimakasih, pak." Ujar Pak Cristian menerimanya, lalu memasukan semua berkas tersebut kedalam tasnya.

" Jadi, kita tinggal menunggu mertua anda untuk segera menceritakan keadaan anak anda, kepada Kazel."

" Iya pak, mereka bilang akan mengatakannya setelah Kazel kembali dari jakarta."Ucap pak Cristian dengan wajah muram.

" Sekarang, saya pamit ya...Semoga segala urusan anda selalu lancar."

" Amin, Terimakasih pak. Hati hati dijalan..."

Keduanya pun bersalaman. Pak Wiliam lalu meninggalkan tempat tersebut.

Sementara itu, dua orang perawat tampak masuk kesitu. Tubuh Eko mulai dipasang beberapa buah infus dan peralatan medis. Selanjutnya, para perawat pun keluar lagi.

" Maaf, saya tak bisa ikut kejakarta, tuan...Ibunya saja yang bisa menyertai eko." Kata pak Badron melihat kewajah pak Cristian.

" Iya tak apa, pak. Nanti saya dan ibu eko yang berangkat kesana..." Jawab Pak Cristian.

Pak Badron juga pamit untuk pulang kedesa. Pak Cristian lalu mengantarkan lelaki tersebut hingga kehalaman rumah sakit.

" Saya akan mengabari anda kembali..." Ujar pak Cristian seraya melambaikan tangan pada pak Badron, yang kini telah duduk didalam mobil.

Taxi on line itu pun segera membawa tubuh pak Badron, kembali kekampungnya...

**********

Sekitar jam 7 malam, Eko sudah berada dirumah sakit diJakarta. Pak Cristian sengaja tidak memberitahukan hal ini pada Kazel. Dia takut nanti cerita ini akan diketahui oleh wanita itu.

" Ibu, saya pamit mau keluar ya." Kata pak Cristian.

" Baik, tuan. Hati hati dijalan..." Jawab ibu Mimi.

Setelah itu pak Cristian pergi mendatangi rumah sakit tempat dimana Vixo sedang dirawat. Kazel terkejut melihat kehadirannya. Apalagi saat itu... dia sedang tertidur dikursi, dengan kepala berada diatas lengan kanan Vixo.

" Sayang...Kapan anda tiba?" Kata Kazel dengan tubuh gelagapan. Dia cepat menjauh dari tubuh Vixo.

" Sudah lima menit saya disini." Jawab pak Cristian.

Wajah dan nada suaranya terdengar kaku. Kelihatan jelas, ia tak senang melihat keadaan Kazel tadi.

" Oh...Apakah Anda menginap dihotel?" Tanya Kazel sambil memberikan sebuah kursi kepada pak Cristian.

" Saya belum memesan kamar. Kalau bisa sih, malam ini juga saya akan membawa kamu kembali..." Pak Cristian lalu duduk disamping Kazel.

Tak lama kemudian Vixo tersadar dari tidurnya. Namun ia tetap memejamkan mata.

Menguping pembicaraan dari kedua orang tersebut.

" Saya belum bisa pulang, sayang. Maaf..." Kazel kembali berkata.

" Kenapa? Bukankah kamu sudah dua hari berada disini. Apakah masih belum cukup?" Sahut pak Cristian.

" Maaf sayang, saya mesti menunggu kesehatan Vixo lebih membaik. Baru saya diizinkan pulang oleh kedua orang tuanya." Kazel tersenyum pada lelaki itu.

" Kenapa harus begitu, apakah diri kamu adalah obat dari sakitnya Vixo? Kamu bisa menjamin dia akan sembuh, oleh kamu?!" Pak Cristian tersenyum sinis.

Dia mencurigai Kazel, tampaknya wanita ini punya perasaan sayang yang lebih terhadap Vixo.

" iya sayang, Saya berbuat ini karena orang tua Vixo yang mengatakannya. Demi kebaikan sesama, Apalagi Vixo adalah karyawan anda, rekan kerja saya juga." Balas Kazel dengan suara perlahan.

Pak Cristian terdiam. Dia kini menatap kearah Vixo. Sebenarnya ia merasa iba, tapi pria ini tak mau menunjukan sikap tersebut dihadapan Kazel.

" Kalau begitu, baiklah saya pamit sekarang. Kalau Vixo bangun, tolong sampaikan salam saya. Kamu jaga diri baik baik ya..." Ucap pak Cristian. Ia berdiri lantas keluar dari ruangan itu.

Kazel termenung melihatnya. Dia memperhatikan tubuh pak Cristian hingga hilang dimuka pintu. Tak ada kata kata yang bisa diucapkannya lagi. Selain pasrah dan membiarkannya pergi.

" Kazel..." Suara Vixo terdengar mengejutkannya.

" Iya Vix, kamu sudah bangun?"

Jawab Kazel.

" Iya, mami dan papi belum datang ya?" Vixo terlihat lemah memandang kewajah Kazel.

Dia telah tahu bahwa diantara pak Crisrian dan Kazel ada hubungan asmara. Namun ia pura pura tak peduli. Malah perasaannya terasa cemburu dan kecewa. Vixo berniat menahan Kazel untuk lebih lama berada disitu.

" Berjanjilah untuk tak akan meninggalkan gua..." Ujar Vixo tiba tiba.

Kazel tergamam mendengar itu, " Iya Vixo, saya akan tetap disini hingga kamu sembuh..." Jawab Kazel.

Walaupun hatinya kalut tak menentu, namun ia mencoba membuat orang lain bahagia. Padahal saat itu, ia sudah sangat takut kehilangan pak Cristian.

" terimakasih Kazel, gua akan memegang janjimu..." Ujar Vixo seraya tersenyum.

Kazel membalas dengan senyum hambar. Dia pasrah pada keadaannya. Yang penting niatnya benar benar tulus buat Vixo. Semoga saja ada hasil baik dari segala pengorbanan sikapnya ini.

**********

Pak Cristian mematikan nomor handphonenya. Sebagai ungkapan amarahnya terhadap Kazel. Supaya Kazel tak bisa menghubunginnya lagi.

" Bu, sekarang anda boleh beristirahat. Biar saya yang menjaga Eko." Kata pak Crisrian ketika telah kembali dihadapan ibu Mimi.

" Baiklah tuan, terimakasih." Jawab ibu Mimi.

Wanita ini lalu tidur diatas ranjang kosong yang terdapat disamping tempat tidur putranya. Pak Cristian kemudian membuka surat surat perusahaannya.

Hem, ada satu perusahaan saya disini. Yang telah dijalankan oleh seseorang. Saat saya amnesia. Besok saya akan menemuinya. Bisik Pak Cristian didalam hati. Lalu pria ini pun menutup kembali berkas berkas tersebut.

**********

Saat Papi dan Mami datang diruangan Vixo, mereka mengatakan bahwa Kazel bisa tinggal dikediamannya.

" Terimakasih papi, mami, saya belum bisa menjawabnya..." Ujar Kazel.

" Kenapa, nak. Kami bahkan ingin segera menikahkan kalian berdua. Setelah Vixo benar benar sembuh." Balas Mami.

Kazel jadi terkejut. Ya allah sudah beberapa kali saya mengalami rasa kaget, tapi tak separah, seperti sekarang ini!

" Maaf mami, papi... saya belum berpikr hingga kesana..." Sela Kazel dengan perlahan.

Inilah yang paling ditakutkan Kazel, Kalau bertemu dengan orang tua Vixo...ia sudah menebak, bahwa akan ada kesalah pahaman. Mereka pikir, saya dan Vixo berpacaran. Mereka tampak sangat setuju. Tapi, bila mereka tahu, bahwa saya adalah istri orang, gimana kelanjutannya?!

" Tapi Kazel..." Mami menyanggah...

Kazel berdiri, dengan sopan ia pamit keluar. Tak mau lagi melanjutkan obrolan itu. Papi dan Mami pun lantas mengangguk.

" Saya mau rilek sejenak mam... Permisi..." Lalu Kazel berjalan keluar, memasuki kantin rumah sakit.

Disitu ia menelepon pak Cristian Selama beberapa menit, namun nomor lelaki itu tak aktif.

Pak Cristian pasti marah pada saya...Kenapa dia tak mau bersama saya dulu disini, Untuk beberapa hari... Apakah benar, besok dia akan kembali kejakarta? Ujar Kazel sendiri.

ia kini termenung lagi, memikirkan langkah untuk selanjutnya...

"karya ini merupakan jalur karya kreatif"

Bersambung...