Lanjutan Novel Menikahi Tuan Muda Yang Kejam
Di sarankan agar membaca Novel pertama yang berjudul "Menikahi Tuan Muda Yang Kejam" dulu.
Hidup Sean benar benar berubah ketika seorang gadis misterius bernama Viana mendatanginya dan meminta pertanggung jawabannya atas apa yang dilakukan Sean padanya saat mabuk.
Sean terpaksa menikahinya karena Viana mengancam akan menyebarluaskan foto saat mereka tidur bersama di sebuah hotel.
Sean akhirnya menikahi Viana dan menemukan dirinya kalah kuat dari Viana yang ternyata jago bela diri sehingga ia semakin membenci Viana.
Namun, pada akhirnya Sean mengetahui sebuah rahasia yang disimpan rapat oleh Viana yang ternyata menjebaknya demi untuk melindunginya.
Bagaimana kah kisah mereka?
IG : yenitawati24
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Ayah
Viana dan Sean sudah bersiap akan ke rumah Ayah Viana.
Sean terlihat memapah Viana yang terlihat meringis kesakitan.
Mobil melaju menuju rumah Ayah Viana.
Sepanjang jalan Viana tersenyum senyum sendiri sambil melihat keluar jendela mobil.
"Apa kau sebegitu bahagianya bertemu dengan Ayahmu?" Sean memperhatikan sejak tadi
"Aku sangat merindukan Ayah" Kata Viana masih terus tersenyum
Sean hanya diam saja karena alasan Viana merindukan Ayahnya adalah karena dia melarang Viana pergi kemana pun dan menyadap hpnya.
Sesampainya di rumah Ayah Viana, Pak Hendra.
Sean menangkap sebuah pemandangan rumah sederhana yang begitu asri dan nyaman.
Terdapat pohon di sekeliling halaman rumah itu dan begitu banyak bunga di sekitar teras rumahnya.
Sepertinya Ayah Viana memang orang yang mencintai keindahan.
"Ayah" Viana memanggil Ayahnya bahkan sebelum sampai di depan pintu.
Pintu di buka.
Terlihat lah laki laki tua yang berpakaian seadanya.
Dia tersenyum melihat kedatangan putri kesayangannya.
"Vi" Hendra memeluknya dengan penuh kasih sayang. Bahkan air matanya sampai menetes karena kerinduannya begitu dalam
"Ayah apa kabar?" Viana memegang kedua tangan Ayahnya
"Ayah baik baik saja Vi. Kamu apa kabar?" Tanya Hendra yang kini memegang pipi Viana secara lembut
"Baik Yah" Kata Viana
"Tuan Sean, silahkan masuk" Kata Hendra saat menyadari bahwa mereka mengabaikan Sean yang berdiri di belakang Viana.
"Panggil Sean saja Pak" Kata Sean. Sepertinya mulutnya masih belum siap memanggil Hendra dengan sebutan Ayah
"Iya Sean ayo masuk" Tawar Hendra lagi
Sean dan Viana masuk namun seketika Viana mengerang merasakan sakit di pinggangnya kambuh lagi.
"Vi, kamu kenapa?" Hendra terkejut melihat Viana tiba tiba kesakitan
Sean memegangi Viana dan menuntunnya ke sofa.
"Vi, ada apa nak? Kamu sakit apa?" Tanya Hendra yang tampak semakin khawatir
"Tadi pagi Vi, terhantam samsak saat berlatih Yah. Tepat mengenai pinggang dan tangan Vi" Kata Viana menunjukkan pinggang dan tangan sebelah kanannya
"Sini Ayah lihat" Hendra mellihat pinggang Viana yang kini memerah dan bengkak.
"Ya ampun Vi, ini sudah parah. Habis terhantam apa kamu jatuh lagi?" Tanya Hendra yang matanya melotot melihat kondisi Viana. Jika saja dia tau bahwa Sean penyebabnya mungkin ekspresinya tidak akan seperti itu.
"Tidak Yah, Vi hanya duduk saja" Kata Viana berbohong
Sean hanya diam saja. Bagaimana pun juga semua ini adalah salahnya. Yang pertama dia mengagetkan Viana dan setelah itu dia menjatuhkan Viana berulang ulang saat bertanding.
"Ya sudah sini biar Ayah urut" Kata Hendra yang berjalan menuju sebuah kasur yang biasa di gunakan untuk mengurut pasien.
Viana menyusulnya dengan di papah Sean
Dia di baringkan dia atas kasur beralaskan lantai.
Hendra membuka bajunya sedikit dan mulai mengurut pinggangnya perlahan.
"Aaaa sakit Yah" Viana berteriak merasakan sakit pada pinggangnya. Sangking sakitnya dia sampai mencengkram lengan Sean hingga Sean meringis kesakitan.
"Aduh Vi sakiiiit" Teriak Sean
"Maaf Sean" Viana melepaskan cengkramannya.
Sean memegangi lengannya yang sakit.
Sakit sekali. Dia jelas ingin membalas dendam. Gumam Sean
Begitu banyak drama yang terjadi sampai pada akhirnya semua selesai dengan kondisi Sean yang memprihatinkan.
Bayangkan saja Viana bahkan menarik kerah baju Sean, menjambak rambutnya dan menjewer telinganya kuat.
Awas kau Viana. Setelah kau sehat aku akan mengerjaimu habis habisan lihat saja nanti. Mata Sean menatap tajam ke arah Viana yang kini sedang duduk di hadapannya.
Perlahan tatapan tajam itu berubah menjadi tatapan teduh kala Sean melihat Viana terseyum.
Benar benar senyum yang menyejukkan hati
Kemudian pandangannya beralih ke dinding rumah itu.
Matanya seperti mencari sesuatu.
Ya, sebenarnya tujuannya kesini bukan hanya mengantar Viana saja tetapi juga ingin mengetahui seperti apa wajah Alm Ibu Viana yang sampai sekarang belum dia ketahui.
Dia ingin memastikan bahwa Viana datang kepadanya karena benar benar ingin meminta pertanggung jawaban, bukan dengan tujuan lain seperti yang Oma Laura tuduhkan kepadanya.
"Vi, lain kali hati hati ya jangan sampai kamu jatuh lagi" Kata Hendra
"Iya Yah Via janji akan lebih hati hati" Kata Viana
"Oh ya Sean terima kasih ya selama ini kamu selalu menjaga Viana" Kata Hendra yang saat ini tersenyum padanya
"I...iya Pak" Kata Sean yang memaksakan senyumnya.
Sore harinya...
Viana dan Sean pamit pulang.
"Yah Vi pulang dulu, Ayah jaga kesehatan ya" Kata Viana yang kemudian memeluk Ayahnya.
"Kamu juga ya Nak, Ayah pasti akan merindukanmu. Jika masih sakit, datang lah lagi kesini ya" Kata Hendra yang membalas pelukan Viana
Setelah bertangis tangisan, akhirnya Viana dan Sean masuk ke mobil dan melaju menuju rumah mereka.
kayak artis ME yang nolak ditembak cowok alesannya karena beda agama, padahal habis itu dia pacaran sm salah satu selebgram dan itu beda agama, jujur aku ga respek sih kayak kenapa pas ditembak sm HV di nolak sedangkan sm FF dia terima brati kan bukan karena beda agama nya tp karena dasar nya gasuka, gausah bawa2 agama kalo gt