Mengalami pelecehan bukan hal yang mudah untuk diterima, dunia Aya yang penuh semangat, seakan tiba tiba berhenti berputar.
"Aku akan memberi kompensasi untuk kejadian malam itu, berapa harga keperawanan mu, akan ku berikan berapapun yang kamu inginkan." Darren Alexander Geraldy.
"Jika aku menerima uangmu, sama halnya dengan aku menjual kehangatan tubuhku." Cahaya Dihyani.
Musibah datang silih berganti, menempa semangat hidup seorang Aya, yang akhirnya bersedia menerima takdir buruknya menjadi istri rahasia dari teman sekelas nya semasa SMU, demi menyelamatkan sang kakak dari jerat hutang rentenir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#28
#28
"Ini milikku… kamu beli merk lain saja." Dengan gerakan cepat Darren menyambar masker berwarna hitam tersebut.
Cyrus hanya menghela nafas, cuma perkara warna, tak ada masalah jika dirinya berganti memakai masker berwarna putih, toh ketampanan sudah melekat dalam dirinya.
Aya masih menunggu di depan mini market, memilih berdiri dalam diam, memikirkan banyak hal, "Ayo kembali ke kamar ibu." Ajak Darren segera setelah keluar dari pintu mini market.
"Lho… kamu… Aya kan?" Sapa seseornag yang juga baru saja keluar dari pintu mini market.
Perlu waktu beberapa saat untuk Aya menyadari siapa yang baru saja menyapanya, hingga Cyrus membuka maskernya sekilas, barulah Aya yakin siapa lelaki yang ada di hadapannya.
"Oh hai…" Senyum cerah seketika mengembang di bibir Aya, wajah murungnya tampak sedikit ceria ketika Cyrus menyapa, "kamu sakit?" Seketika Aya jadi perhatian, tanpa maksud sih, karena reflek merasa bertemu teman baru, namun tidak demikian dengan si mata biru yang sejak tadi mengawasi interaksi keduanya, ia justru dibuat kelu, merasa iri, walau tak menjurus ke arah cemburu, karena sejak dua hari ini Aya bahkan tak menanyakan kabarnya.
"Nggak… kebetulan nengok salah satu kru yang di rawat di sini, kamu sendiri?"
Aya tersenyum hendak memberikan jawaban, namun…
"KEPO…!!! urus aja urusanmu sendiri." Sembur Darren kesal, diabaikan saja sudah cukup, tak perlu lagi ia melihat pembicaraan sok akrab istri dan rival ter… ah sudahlah, entah kenapa publik suka sekali menyandingkan dirinya dengan Cyrus, padahal dirinya dan Cyrus sama sekali bukan teman akrab di belakang layar.
Darren membawa Aya pergi dari hadapan Cyrus, "ta… tapi Dare."
"Ayo… aku lapar!!" Jawabnya tanpa ingin menoleh lagi pada sang rival.
Aya pun pasrah, daripada membuat keributan yang berujung menarik perhatian.
Tak perlu waktu lama mereka tiba kembali ke kamar, suasana kembali tenang dan sunyi, Darren masih sibuk dengan pertanyaan yang menggelayut di pikirannya, sejak kapan Aya mengenal Cyrus.
Aya membuka kemasan Styrofoam yang berisi makan siangnya, tak peduli dengan Darren yang masih diam membisu, sementara Aya sungguh sangat menikmati apa yang baru saja ia beli, mungkin kedua bayinya memang sudah sangat kelaparan.
"Sejak kapan mengenal Cyrus?" Tanya Darren usai menghabiskan makan siangnya.
Aya menghela nafas malas, menjawab pertanyaan tak penting, karena sebenarnya ia juga baru mengenal sosok Cyrus. "Sekitaran tiga minggu lalu.”
“Jangan terlalu dekat dengannya.”
“Tak ada alasan bagiku menjauhi seorang yang baik, dan perhatian.”
Darren tersenyum sinis, “Hah baik? perhatian? yakin sekali, katamu baru kenal tiga minggu yang lalu?”
“Karena di perkenalan pertama ia sudah menunjukkan kebaikan dan perhatiannya.”
“Mudah sekali kamu terperdaya dengan seseorang yang baru kamu kenal, siapa tahu dia tak sebaik itu.”
“Bahkan seseorang yang sudah ku kenal baik orangnya, saudara dan keluarganya pun baik, nyatanya justru menjadi seseorang yang paling membuatku sakit.” wajah Aya memerah, menahan gejolak yang sebulan belakangan ini ia pendam.
“Iya … aku akui aku salah, jika saja malam itu bisa dicegah, tentu akan kulakukan, tapi semuanya terjadi diluar kendali, walau demikian, aku sudah ingin bertanggung jawab memberi mu kompensasi, tapi kamu menolaknya.” pernyataan Darren tetap menunjukkan betapa ia tak menghargai perasaan Aya sebagai seorang wanita yang sudah kehilangan harta paling berharga dalam dirinya.
“Kamu memang manusia tak punya hati, apa kamu tahu betapa berharganya apa yang sudah kamu rampas dari ku? itu adalah inti hidupku, yang akan kupersembahkan pada suamiku, tapi dengan mudah kamu mengatakan akan menggantinya dengan rupiah yang tak seberapa berharga, dan sekarang masa depanku pun sedang di pertaruhkan, jika kamu bilang karir keartisan mu sungguh berharga, maka aku katakan harga diriku, pendidikanku jauh lebih berharga daripada semua yang saat ini mati matian kamu lindungi.” Wajah Aya sudah basah bersimbah air mata, tapi ia lega akhirnya bisa memuntahkan semua isi hatinya.
Darren diam membisu, tak mampu lagi membalas perkataan Aya, ia hendak berdiri dan berjalan keluar dari ruang rawat nya Leha, namun tertahan karena tiba tiba terdengar suara lirih nyak Leha memanggil namanya.
Aya urung keluar ruangan, ia berjalan cepat mendekati nyak Leha yang sudah membuka mata, harap harap semoga sang ibu tak mendengar pertengkarannya dengan Darren, “bu … ibu sudah bangun? gimana keadaan ibu? ada yang sakit?”
Nyak Leha memejamkan mata sesaat, “ibu gak papa, gak ada yang sakit juga, tapi ibu lemes.” jawab nyak Leha lirih.
“Aya panggil dokter dulu yah?” Aya berjalan cepat keluar ruangan, kesempatan itu Darren gunakan untuk mendekati ibu mertuanya, sekedar menyapa syukur syukur jika beliau menerima niat baiknya.
“Ibu …”
“Eh … nak Darren kenapa disini? gak kerja?”
“Kebetulan libur bu, lagi gak ada jadwal.”
“Oh libur yah? duh nyak jadi gak enak, hari libur kamu malah d habiskan di rumah sakit, maaf sudah merepotkan,”
“Gak papa bu … yang penting ibu harus cepet sehat.”
Nyak Leha mengangguk, merasa bersyukur sekali Aya mendapatkan suami seperti Darren yang berasal dari keluarga baik dan terpandang, walau status pernikahannya belum di publikasikan, tapi semoga saat itu segera tiba, tak bisa nyak Leha bayangkan jika Aya benar benar menjadi istri ke lima dari bos Johan, pasti hidup Aya akan semakin menderita.
Tak lama dokter jaga dan seorang perawat datang bersama Aya, sementara dokter melakukan pemeriksaan, sang perawat melepas beberapa alat bantu yang tak lagi diperlukan.
“Kondisi pasien sudah stabil, tolong dijaga emosinya, jangan sampai ada serangan jantung lagi, karena bisa berakibat fatal.”
“Baik dok, akan saya ingat.”
Dokter pun pamit pergi.
Aya mendekati brankar nyak Leha, ia duduk di kursi kecil yang ada di samping brankar, “Gimana keadaanmu nak?” tanya nyak Leha, ketika tangan mereka saling menggenggam.
“Kok ibu malah nanya keadaan ku sih, kan ibu yang lagi sakit.”
“Iya … ibu tahu, tapi kamu juga sedang hamil, pasti pengen di perhatikan juga kan, gimana cucu ibu?”
“Mereka sehat bu.”
“Kapan periksa lagi? ibu pengen ikut.”
“Sekitar dua minggu lagi, iya nanti aku jemput kalau jadwal periksa sudah dekat.”
Darren hanya memasang telinga mendengar pembicaraan Aya dan nyak Leha, sementara tangannya tak lepas dari gawai yang sedang ia mainkan.
Nyak Leha tersenyum senang, “Apa kamu mual?”
“Alhamdulillah gak sama sekali bu.” jawab Aya demikian adanya.
‘Hah … Aya bahkan tidak mual, huh dia yang hamil kenapa aku yang ketiban penyakit mual’, gerutu Darren dalam hati, ia iri bahkan tak terima dengan ketidak adilan yang kini menimpanya.
“Syukurlah … makan yang banyak, biar mereka sehat sehat sampai nanti lahir.”
“Pasti bu …” Jawab Aya yakin.
“Ay … ibu pasti merepotkan mu.”
“Ibu bicara apa sih, apapun akan Aya lakukan, asal bisa melihat ibu sehat dan baik baik saja, Aya akan bekerja keras agar ibu tak lagi pusing memikirkan biaya Aya kuliah, dan biaya berobat ibu.
deg
Biaya hidup? kenapa Aya masih harus memikirkan biaya hidup, sementara ia memiliki suami berkecukupan? mungkinkah?
Tapi nyak Leha tak mau berburuk sangka, semoga pikiran jeleknya tak pernah terjadi, dan Aya pasti bahagia bersama suaminya, lihatlah betapa Darren setia menemani istrinya menunggui ibunya yang tengah dirawat di rumah sakit.
.
.
Yang belum like? Plis tolong di like 😊
Komen? Bebas asal sopan, othor terbuka untuk kritik dan saran juga kok 🥰
Vote? Seikhlas dan ridho nya kalian 😊
Terima kasih 🙏
💙
digantung ma othor...😜
anak buah opa alex kemana,,ktnya mau jagsin aya...?