Gadis cantik nan ceria selalu saja membuat orang di sekitarnya bahagia bernama Kania Natasya Gardana , dia membuat orang lain iri karena dia adalah anak CEO ternama.
tapi siapa sangka di balik sikapnya yang selalu ceria ,ternyata ada rahasia besar di baliknya .
rahasia apa yang di sembunyikan si gadis cantik ?...
oke guys jangan lupa di baca yah...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ma'arifa senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesan terakhir
Tasya terbangun dari tidurnya tepat di tengah malam, dan ia melihat ke arah samping yang ternyata sudah ada Brian yang sedang tertidur dengan posisi duduk sambil menghadap ke arahnya.
"Tuan Brian,"ucapnya dengan lirih.
Brian pun bangun dan ia langsung pergi ke sebelah Tasya.
"ada apa?,"tanya brian.
"kamu membutuhkan sesuatu?,"sambungnya.
"ah tidak,kenapa Tuan tidur di situ kenapa tidak langsung tidur di sebelah saya saja?,"jawab Tasya.
"tidak apa-apa, kamu gimana apa sudah membaik?".
Tasya bingung dengan pertanyaan Brian Karena ia merasa dirinya baik-baik saja dan tidak ada luka ataupun sakit yang diderita.
"memangnya saya kenapa tuan?,"tanya Tasya dengan sopan.
"tadi malam panas kamu tinggi, dan kamu sering ngigau,"jawab Brian dengan wajah yang masih datar.
di situ Tasya baru ingat kalau ada kejadian di kemarin.
"papah mana?,"tanya Tasya.
"papa mana???, Tuan saya mohon jawab pertanyaan saya, papa saya mana?,"sambung Tasya sambil kagak memaksa.
brian duduk di sebelah Tasya dan ia memeluk tubuh Tasya dengan erat, meskipun Tasya memberontak dan memukul-mukuli dada Brian dengan pelan, Bryan tetap memeluknya dengan erat dan juga membelai pelan rambutnya beserta menggosok pelan punggungnya .
"ke mana papa saya Tuan?,"tanya Tasya dengan air mata yang mulai mengalir.
"papa kamu sudah tiada, dan beliau sudah dimakamkan tadi, kamu yang sabar ya,"jawab Brian yang masih terus menggosok punggung Tasya.
"kenapa semua orang tidak menungguku, kenapa mereka langsung menguburkan mayat ayahku, aku adalah anaknya kenapa mereka semua tidak menungguku terlebih dahulu,"ucapnya yang mulai histeris.
"Tasya kamu tenang dulu, kamu pingsan dari tadi pagi dan kamu baru saja sadar pas jam 03.00 pagi ini, bagaimana ceritanya kalau ayahmu tidak dimakamkan dan menunggumu,lebih cepat itu lebih baik Tasya ".
Tasya hanya terdiam dan terus menitihkan air matanya di dalam pelukan Brian, dan Tasya pun meminta antar kepada Brian ke depan untuk bertemu dengan sang ibu yang ternyata sekarang berada di dalam kamar ayahnya.
"lah kamu udah bangun, kamu nggak apa-apa kan, kota Brian kamu sakit?,"tanya Laila.
"aku gak apa-apa kok mah, kenapa ini bisa terjadi ma, kenapa Mama nggak bilang sama sekali ke aku,bahkan aku mendengar hal ini dari tetangga sekitar dan bukan dari mama sendiri".
"maafin mama ya,bukannya mamah nggak mau cerita ataupun nggak mau ngomong sama kamu,mama gak mau aja kamu kepikiran mengenai hal ini, Mama tahu bagaimana kehidupanmu setelah berkeluarga, sangat sulit apalagi suamimu adalah Brian, Mama tidak mau menambah beban pikiran kamu nak".
"terus, kalau sudah begini bagaimana,Apa yang sebenarnya terjadi kepada papa?".
Laila beranjak dari tempat duduknya, dan ia mengambil dua buah surat di dalam lemari,yang pertama adalah surat dari laboratorium sebuah rumah sakit, dan yang satunya lagi surat kertas berwarna coklat.
Tasya mau buka satu persatu surat tersebut, dan di situlah Tasya tahu kalau sang ayah mengidap sakit paru-paru yang lumayan parah 3 tahun belakangan.
"kenapa mamah tidak mengatakan hal ini kepadaku, kenapa Mama tidak mengatakan kalau papa sakit parah seperti ini?".
"maafkan Mama sayang, mamah dulu menjauh darimu karena mama tidak ingin memberikan kesan-kesan bahagia tentang kita,dan membuatmu rindu akan kenangan kita ketika kamu sudah menjadi istri seseorang.
sedangkan bapak sudah mengalami sakit ini memang sudah lama, bahkan dulu pernah papa divonis hanya satu minggu di dalam kehidupannya, tapi untungnya papa masih bisa bertahan sampai 3 tahun ini.
papah dan mamah setiap weekend selalu pergi dari rumah bukan semata-mata karena pekerjaan, tapi karena mama mengantarkan papamu pergi terapi dan juga check up rutin ke rumah sakit".
Tasya diam dan ia mulai menangis sejadi-jadinya, iya berpikir yang tidak-tidak tentang kedua orang tuanya,dia sudah berpikir macam-macam mengenai orang tuanya yang terlihat tidak peduli padanya, padahal ada niat tersendiri dari kedua orang tuanya itu memperlakukannya.
"kamu buka aja Sayang surat itu, itu surat dari papah kamu sebelum beliau tiada,"ucap Laila.
Tasya menganggukan kepalanya dan ia mulai membuka surat tersebut.
-*-
To : Tasya...
hai sayang,papa mau minta maaf sama kamu karena selama ini papa bukanlah ayah yang baik untukmu,di mana semua teman-temanmu mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah ,bahkan ayah adalah cinta pertama di dalam putrinya.
papah malah memberikan kesan yang buruk untukmu,papa adalah papah yang sangat sibuk bekerja sampai lupa dengan Putri kecilnya sendiri hingga pada waktunya tiba putrinya sudah menikah.
Terima kasih ya nak, kamu sudah menjadi anak yang baik yang sangat papah sayang, terima kasih karena kamu tidak pernah menanyakan satu hal pun kepada kami meskipun banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang kamu pendam di dalam kepalamu.
mungkin setelah kamu membaca surat ini papamu sudah tiada,papa hanya titip pesan kepadamu pertahankanlah pernikahanmu itu karena papa yakin Brian adalah orang yang baik.
meskipun Brian terlihat seperti itu,tapi dia orang yang baik dan papa yakin dia bisa menjadi suami yang baik untukmu, papah sangat menyayangimu.
ingat ya sayang kamu adalah anak satu-satunya yang papa miliki dan kamu adalah anak yang paling baik yang sangat papah banggakan.
tolong jaga Mama kamu dan jaga pernikahanmu itu,karena meskipun papah tidak berada di sampingmu papa akan selalu tetap bersamamu dan juga menjagamu dari jauh.
salam sayang dari papamu yang dari dulu hilang.
-*-
setelah membaca surat tersebut Tasya mulai menangis dan ia merindukan sosok sang ayah yang dari dulu selalu bersamanya, walaupun ketika dia besar Tasya sering kehilangan sosok ayahnya.
Tasya berpamitan kepada sang ibu untuk pergi ke dalam kamarnya, dan Tasya pun merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya sendiri sembari di sampingnya ada Brian yang terus menjaganya.
"apakah Tuan memutuskan untuk bercerai dari saya?,"tanya Tasya secara tiba-tiba.
"kenapa kamu malah bertanya seperti itu kepada saya?,"jawab Brian yang terlihat kaget.
"tidak apa-apa tuan,jika memang Tuan tidak mau menjawab juga tidak apa-apa, saya istirahat dulu ya Tuan,Anda juga silakan beristirahat dan jangan hiraukan saya karena saya sudah merasa baik-baik saja, selamat malam Tuan".
Brian yang mendengar perkataan Tasya seperti agak kebingungan, karena ini kali pertamaiya mendengarkan Tasya dengan nada pasrah dan juga sangat lirih seperti ini.
tapi Bryan tak mau ambil pusing ia pun memejamkan matanya dan ikut tertidur di sebelah Tasya.
🌺💫🌺
Oke Guys jangan lupa baca bab selanjutnya dan terima kasih untuk yang sudah baca, selamat membaca:)