Dina, Syifa dan Juned mereka bertiga adalah anak Sania dari Sofwan. setelah mengalami pahit dan manisnya kehidupan, hidup mereka kembali diuji.
Setelah Sofwan bapak mereka meninggal dunia, menyusul lagi ibunda tercinta pergi menghadap yang kuasa. Dina sebagai anak sulung harus berjuang untuk adik-adiknya.
Mampukah mereka bertiga melewati semua cobaan yang kelak akan dilewati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senajudifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Kisah Yang Lalu 4
Sepanjang perjalanan perasaan Sartika berdebar hebat. Ada rasa takut. Takut dia akan terjerumus semakin jauh tetapi mengingat semua kekejian yang telah menimpanya semalam akhirnya membulatkan tekadnya.
"Maafkan Sartika ya kang Ibud, tapi Sartika harus membalas dendam pada mereka yang telah menghancurkan kehidupan Sartika!!" Desis Sartika.
"Inten, kamu dan keponakanmu tidak usah menjelaskan masalah kalian menemuiku aku sudah tau!!" Ucap wanita tua itu.
Tua sekali mungkin usianya lebih dari delapan puluh tahun tetapi potongan wajah dan tubuhnya masih seperti wanita berusia empat puluhan tahun.
Dialah nyi Rampe. Dukun ilmu hitam tempat biasa bibi Sartika meminta. Sekarang dia telah membawa Sartika langsung untuk menjadi murid nyi Rampe.
"Ini ponakan saya nyi!!" Kata bibi Inten.
"Apa kamu memang telah sungguh-sungguh bertekad untuk belajar ilmu ini bersamaku? Sebab jika sekali terperosok tak akan bisa keluar lagi karena jiwamu telah kamu jual dengan iblis.
"Tekad saya sudah bulat nyi...hati saya sakit sekali, saya tidak bisa menerima penghinaan ini!! Bangkai busuk yang telah dilemparkan pada saya, harus saya lempar kembali!!" Jawab Sartika tegas.
"Baiklah jika itu yang sudah menjadi tekadmu!!" Jawab nyi Rampe.
"Jika kamu menjadi muridku, sepertinya namamu harus aku ganti. Sartika sepertinya namamu harus aku ganti menjadi Seketi agar semua kenangan burukmu bisa kamu hapus dari ingatanmu!!" Kata nyi Rampe.
"Terserah nyai saja, yang penting dendamku bisa aku balaskan pada mereka yang telah menghancurkan hidupku!!" Kata Sartika yang kini sudah berganti nama menjadi Seketi.
"Bagus, aku akan menurunkan seluruh ilmuku padamu, tubuh dan wajahmu akan tetap awet muda tak akan lekang dimakan oleh waktu tapi setiap ilmu hitam itu pastinya ada syarat yang harus kamu penuhi." Kata nyi Rampe lalu terdiam sesaat menunggu reaksi dari Seketi.
Tetapi karena dia melihat Seketi diam saja maka nyi Rampe melanjutkan perkataannya.
"Setiap malam bulan purnama, saat sinar bulan menyentuh tubuhmu, maka wajah dan tubuhmu akan berubah menjadi sangat mengerikan dan itu tandanya kamu harus mencari tumbal seorang bayi agar kekuatanmu juga tubuh kencang dan wajah cantiknya bisa kembali seperti sedia kala." Kata nyi Rampe.
Tanpa pikir panjang lagi Seketi menyanggupi syarat itu.
Memang setelah berguru dengan nyi Rampe, Seketi menjadi sakti mandraguna. Didot dan ketiga kawannya yang malam itu menggilirnya mati satu persatu dengan cara yang mengenaskan.
Hingga tiba saat pencarian tumbal itu.
Besok Saribud akan pulang dari desa sebelah. Malam itu Seketi merasakan sekujur tubuhnya terasa gatal dan panas. Tak sengaja dia bercermin dan alangkah kagetnya Seketi saat melihat wajahnya begitu mengerikan seperti daging yang dicacah dengan pisau.
Seketika dia teringat bahwa dia harus segera mencari tumbal malam itu.
Dia mendekati putranya yang sedang terlelap tertidur.
"Kardi sayang, kamu tidur sebentar ya!! Ibu akan mencari makan sebentar ke desa sebelah, kamu tidur saja di rumah dan jangan bangun sebelum ibu pulang!!" Lalu Seketi meniup ubun-ubun Sukardi sehingga bayi berusaha tiga bulan seolah sedang dipeluk oleh ibunya tertidur lelap.
Seketi menutup kepalanya dengan kerudung dan mulai berjalan di dalam gelapnya malam mencari dan mendengar di mana ada rumah yang terdengar suara tangisan bayinya.
Ilmu hitam yang telah dipelajarinya untuk membalaskan dendamnya telah merusak hati dan jiwanya.
***************
Aki Ibud termenung sambil mengisap rokok kawungnya.
Ingatan orang tua itu kembali pada saat dia selesai mengusir mimpi buruk yang dialami Della dengan cara masuk kedalam alam mimpi wanita itu.
"Saat Bram dan Livia tadi terpental, aku sesaat seperti melihat dia!!" Gumam aki Ibud.
"Rupanya dialah yang menjadi dalang semua ini, apakah kedua orang itu adalah muridnya??" Gumam aki Ibud lagi.
Setelah puluhan tahun, setelah Arimbi meninggal karena teluh yang dikirim padanya, aku akhirnya bertemu dengannya kembali!!" Kata aki Ibud.
"Sepertinya dia masih menaruh dendam kesumat padaku!!" Kata kakek Ibud.
"Seandainya waktu itu aku kembali lebih cepat, pasti Arimbi bisa tertolong nyawanya, semua ini karenamu Sartika...seandainya kamu tidak nekad mempelajari ilmu hitam itu, keluarga kita pasti akan utuh saja!!" Kata aki Ibud.
"Dulu kita sepasang suami istri, tapi sekarang kita adalah musuh bebuyutan!!" Aki Ibud terus menerawang mengingat semua kenangan masa lalunya.
"Assalamualaikum!!"
"Waalaikum Salam!! Dina? Ada apa? Tumben malam-malam datang kerumah aki??" Tanya aki Ibud.
"Tadi tante Della sudah sehat ki dan tante Della masak banyak, jadi Dina kemari disuruh tante Della membawakan makanan buat aki Ibud!!" Kata Dina sambil tersenyum.
"Alhamdulillah kalau begitu, suruh tante Della sering-sering berdzikir, bershalawat, membaca ayat kursi di kala sendirian, jangan bengong karena jiwa yang kosong mempermudah masuknya hal-hal yang selama ini selalu menerornya." Ucap aki Ibud.
"Kalian bertiga juga, bersiaplah...tampaknya kini bukan hanya musuh berupa manusia yang akan kita hadapi, tapi sesuatu yang jauh dari nalar kita akan kita hadapi sekarang!!" Ucap aki Ibud lagi.
Dina terdiam mendengarnya. Dia juga tau siapa orangnya yang meneror tante Della, tetapi tak mungkinlah jika pihak keluarga tante Della melaporkan pada polisi, polisi akan menahan mereka atas dasar apa? Tuduhan apa? Karena tak ada bukti apapun yang mendukung!!
Lain halnya jika Bram dan Livia menyerang secara langsung.
"Iya Ki, Dina juga jadi khawatir!!" Ucap Dina.
Bukan hanya tante Della yang Dina khawatirkan, tetapi banyak anggota keluarganya yang lainpun bisa saja ada di dalam bahaya.
"Insya Allah dalam beberapa hari kedepan, Bram dan Livia tidak akan mengganggu dulu karena mereka berdua juga terluka dalam!!" Kata aki Ibud.
Sementara itu...
"Dada dan tubuh kami terasa sakit nyi!!" Keluh Livia yang tengah berbaring di ranjang king size miliknya.
"Hebat sekali tua bangka itu!!" Kata Bram yang keadaannya sedikit lebih baik dari Livia.
"Dia memang hebat!!" Kata nyi Seketi menatap kejauhan.
Ada luka yang kembali membuka jauh di dalam hatinya.
"Seandainya kang Ibud tau apa yang telah menimpaku saat itu? Aku tau aku pun salah karena telah mengambil jalan pintas seperti ini, tetapi akang juga tega meninggalkanku bahkan menikah lagi dengan Arimbi sehingga Sukardi putraku sama sekali tidak mengetahui bahwa aku adalah ibu kandungnya bukan Arimbi!!" Batin nyai Seketi dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku ingin sekali Sukardi memanggilku dan mengingatku sebagai ibunya!! Ibunya masih hidup dan belum meninggal dunia!!" Desis nyi Seketi.
Dia hanya ingat saat itu, saat sepulangnya dia dari desa sebelah setelah mencari-cari korban yang akan dia ambil nanti malam.
*
*
***Bersambung...
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Ikuti terus kisah mereka ya dan jangan lupa dukungannya.🙏🙏
