Menikah di usia muda apalagi masih duduk di bangku sekolah, apakah pernikahan tersebut akan berhasil? Terlebih pasangan itu berbeda sifat, yang satu Cool dan yang satu panas suka meledak-ledak.
Tapi inilah yang terjadi pada pasangan muda Flora dan Rain. Flora terpaksa menikah dengan Rain, pria yang begitu posesif dan begitu tergila-gila padanya sejak kecil karena keluarganya jatuh miskin.
Sementara Rain, memanfaatkan hal tersebut untuk membalas perbuatan Flo yang selama ini selalu meremehkan cintanya.
Jadi bagaimana kisah rumah tangga selanjutnya Rain dan Flora? Akankah berakhir bahagia atau justru sebaliknya?
Follow aku mommy ya.
Ig : mom_tree_17
Tik Tok: Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
Setelah kejadian di tempat parkir sekolah, Flo akhirnya pulang bersama Moana ke kediaman keluarga Meyer. Sementara Rain hanya bisa diam tanpa berusaha untuk mencegah kembali.
"Dasar kampret sepupumu itu, bukanya membelaku malah membuatku jatuh." Umpat Flo sembari menyentuh kakinya yang masih terasa sakit karena terkilir.
Entah sudah berapa kali Flora mengumpat Rain sejak gadis itu sampai di kediaman Meyer. Namun yang jelas Moana mulai jengah dengan segala umpatan tersebut.
"Sepupuku itu suamimu." Sahut Moana dengan kesal, karena tidak suka Flo terus memaki sepupunya. Meskipun Rain memang menyebalkan dan selalu membuatnya kesal, tapi bagi Moana Rain tetaplah saudaranya sama seperti Flora.
"Ck, sayangnya begitu," gerutu Flora Arbeto sembari menghela napasnya dengan kasar. "Kira-kira Rain bisa ditukar tambah tidak ya dengan Saka."
"Eh si bego." Moana mentoyor kepala Flora. "Kau pikir Rain dan Saka barang? Bisa ditukar seenaknya."
"Ish..." Flo mengusap kepalanya dengan wajah yang ditekuk. "Siapa tahu mereka bisa ditukar. Kalau iya, Rain akan aku sale lima puluh persen, bila perlu aku jual gratis deh."
Untuk kedua kalinya Moana mentoyor kepala sepupunya. "Flo sebenarnya aku penasaran apa sih yang membuatmu tergila-gila pada Saka?"
Flo terdiam sesaat sembari mengerutkan keningnya. "Karena dia tampan."
"Rain jauh lebih tampan." Sahut Moana dengan cepat.
"Saka pria yang baik."
"Rain lebih baik, dia selalu ada untukmu bahkan dia rela mempertaruhkan nyawanya untuk menyelematkan kau yang hampir tenggelam."
Moana ingat betul bagaimana Rain langsung masuk ke dalam kolam renang untuk menyelamatkan Flora yang hampir tenggelam. Padahal saat itu Rain tidak bisa berenang.
Ya, sepupunya itu memang ahli dalam segala bidang. Menembak, memanah, bela diri, dan masih banyak lainnya kecuali renang. Rain takut dengan sesuatu yang berhubungan dengan air meskipun namanya sendiri terdapat unsur air. Tapi semenjak kejadian tenggelamnya Flora, Rain melawan ketakutannya itu demi bisa menjaga Flora.
Dan kini sepupunya sudah paket komplit. Tampan, pintar, kaya, dan semua bidang dikuasai Rain. Namun entah mengapa Flora tidak pernah mau membuka hatinya untuk pria itu.
"Kenapa kau selalu melebih-lebihkan Rain?"
"Karena kenyataannya Rain lebih dari Saka. Kau saja yang buta tidak bisa membedakan mana berlin dan batu krikil."
Flora diam tidak menyahut perkataan Moana.
"Kalau aku jadi kau, aku akan bahagia dicintai seorang pria seperti Rain. Dia benar-benar sangat mencintaimu melebihi rasa cintanya pada diri sendiri."
Flo menghela napasnya dengan panjang sembari merebahkan tubuhnya diatas ranjang milik Moana. Memikirkan kembali semua perkataan sepupunya itu.
"Tapi cinta tidak bisa dipaksakan Mo. Aku tidak bisa mencintai Rain."
"Bukan tidak bisa, tapi kau tidak menyadari perasaan itu sudah ada disini." Moana menyentuh dada Flora.
"Apa maksudmu?" Flo menatap sepupunya dengan kening berkerut.
"Kau sebenarnya sudah mencintai Rain, tapi karena —"
"Mana mungkin aku sudah mencintainya," sela Flora tak terima. "Aku justru semakin membencinya."
Moana kini yang menghela napasnya dengan panjang. "Terserah apa katamu. Tapi ingat satu hal, jangan sampai kau menyadari cinta itu setelah kehilangan Rain." Setelah mengatakan hal tersebut Moana memilih masuk ke dalam bathroom untuk membersihkan diri. Meninggalkan Flora yang masih terdiam di atas ranjang.
"Kehilangan Rain..." Flo tertawa sinis. "Justru aku akan bahagia jika Rain menghilang, bila perlu selamanya."
Flora tak menyadari perkataannya itu didengar oleh Rain yang tengah berdiri di belakang pintu kamar Moana yang tak tertutup rapat. Flora juga tak menyadari untuk kesekian kalinya gadis itu membuat seorang Rain Moses terluka.
Smoga kedepannya bisa lebih berkualitas dari segi penulisan tidak hanya kuantitas saja
good job Thor 👍