Mendapatkan batu roh ungu dan bertemu dengan seorang Dewi. Wan Tian yang tidak memiliki akar spiritual pun menjalani pelatihan keras dari Yang Yue, Dewi Alkemis dari batu roh ungu.
Menjadi kuat bukanlah masalah, ketika menghadapi kejamnya dunia. Bukankah ada guru seorang Dewi membantunya? Ketika mendapatkan kekuatan dan mengalahkan musuh kuat, para wanita cantik di dunia juga datang sendiri memperebutkannya.
Menjadi kultivator maupun alkemis hebat, semua dilaluinya dengan kerja keras. Jalan menuju abadi dan menjadi dewa, menginjak orang jahat, melindungi jalan kebenaran.
Tingkatan Ranah Kultivasi Manusia : Manusia Pejuang, Manusia Sakti, Manusia Luar Biasa, Tubuh Emas, Tubuh Berlian, Manusia Suci dan Manusia Tertinggi.
Tingkatan Ranah Kultivasi Abadi/Immortal : Darah Abadi, Janin Abadi, Tulang Abadi, Tubuh Abadi, Jiwa Abadi dan Setengah Dewa.
Tingkatan Ranah Kultivasi Dewa : Kelahiran Dewa, Dewa Abadi, Dewa Suci, Dewa Agung dan Dewa Tertinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peningkatan Pesat
Karena mendengar kabar tentang kepergian Wan Tian, Su Menglan datang untuk mengucap perpisahan. Meski ia yakin, pasti akan bertemu kembali dimasa depan.
Alasan lainnya adalah ingin melihat wajah Wan Tian. Meski jarang bertemu dengan pemuda itu, ia tidak ingin melupakan pertemuan mereka. Ia juga ingin menguji pelatihan mereka.
"Aku mendengar dari kakek, kamu sudah mau pergi? Tidak disangka sudah dua tahun kamu di sini, wajahmu semakin tampan dan semakin tinggi."
"Aku hanya ingin melihat dunia yang luas. Sebelum itu, aku juga ingin kembali ke desa untuk mengambil sesuatu." Wan Tian telah memegang pedang kayunya. Ia terlihat seperti seorang pendekar pedang.
Memang ada perubahan pada diri Wan Tian dibandingkan dengan yang dahulu. Waktu pertama kali melihat pemuda itu, terlihat kurus dan kotor. Juga sangat menyedihkan. Siapa sangka, hanya dalam dua tahun, Wan Tian berubah secara signifikan.
Andaikan memiliki akar spiritual dan berkultivasi dengan baik, tentu saja akan banyak gadis cantik yang tergila-gila padanya. Hanya saja Wan Tian memiliki takdir tersendiri. Su Menglan hanya berharap dia bisa hidup dengan baik.
"Aku tidak bisa membantumu lagi. Tapi sering-seringlah kamu berkunjung. Beberapa waktu lagi aku pun ingin menjelajahi dunia. Kita bisa berjumpa lagi, mengandalkan takdir. Tapi sebelum pergi, aku ingin melihat kemajuanmu dalam berpedang."
Su Menglan menghunus pedang kayu. Karena jika ia gunakan pedang asli, khawatir akan mematahkan pedang kayu Wan Tian. Meski ia yakin pedang biasa juga tidak bisa mematahkan pedang kayu yang digenggam oleh Wan Tian karena sudah melihat sendiri. Gadis itu menjadi saksi bagaimana hanya dengan pedang kayu, dapat mematahkan pedang besi biasa. Tapi jika pedang khusus seperti miliknya, ia juga akan merasa khawatir.
"Kak Menglan, kamu pakai pedang aslimu saja. Tenang saja, pedang ini tidak akan patah meski harus berhadapan dengan pedang pusaka langit sekalipun."
"Kamu percaya diri sekali? Kalau begitu, aku akan menurutimu. Tapi jika pedangmu patah, tidak bisa menyalahkan aku, yah?"
"Tentu saja. Pedangmu juga sangat istimewa. Tapi pedangku tidak kalah dengan pedang pusaka milikmu." Wan Tian telah siap bertanding dengan Su Menglan. Anggap saja sebagai latihan untuk menguji diri.
Pedang Langit Malam telah ada di tangan Su Menglan. Ia menyerang terlebih dahulu dengan gerakan dasar. Ingin menguji ketahanan pedang yang digunakan oleh Wan Tian. Sementara Wan Tian menangis pedang itu dengan mudah.
"Kak Menglan! Aku tahu kamu belum serius. Jadi keluarkan seluruh kekuatanmu. Aku pasti akan mengalahkanmu!" Dengan percaya diri, Wan Tian menantang Su Menglan.
"Darimana kamu mendapatkan kepercayaan dirimu itu? Aku akan mengerahkan setengah dari kekuatanku. Jika kamu bisa menahannya, aku berjanji akan sepenuh kekuatan menghadapimu, hiyaa!"
Keduanya saling tukar serangan. Namun tidak ada yang kalah maupun memang. Sementara itu tubuh Su Menglan sudah memperlihatkan rasa lelah. Berbeda dengan Wan Tian yang tak terlihat lelah fisik sekalipun. Bahkan tidak mampu membuatnya berkeringat.
'Stamina anak ini sungguh luar biasa. Dia memanfaatkan bahan obat-obatan di sini dengan sangat baik. Meskipun tanpa kekuatan spiritual, dengan kekuatan tubuhnya saja mampu menahan serangan cucuku,' pikir Su Chang.
Melihat lawan tanding yang tidak berimbang itu membuatnya mengerti apa yang dilakukan oleh Wan Tian, bukan tidak mungkin menjadi terkenal. Dengan bakatnya, ia yakin tidak akan kalah dengan kultivator tingkat manusia pejuang akhir.
"Ah ... ahh-ahh ... aku tidak kuat lagi. Tekhnik pedang dan staminamu melebihiku. Kalau saja kamu kultivator, mungkin aku bukan lawanmu. Baiklah, aku akan gunakan kekuatan penuhku."
"Gadis ini ternyata adalah Manusia Luar Biasa tahap Awal. Ini sungguh luar biasa. Tidak disangka, kemampuan sebenarnya cukup hebat. Andaikan tidak disegel, tidak akan kesusahan di perjalanan sebelumnya."
Kultivasi yang paling rendah adalah Tingkat Manusia Pejuang. Untuk bisa naik tingkat, perlu lima tahap untuk mencapai Manusia Sakti. Selanjutnya adalah Manusia Luar Biasa. Su Menglan berada di tingkat Manusia Luar Biasa tahap awal. Sehingga perbedaan sangat kentara.
Bahkan gadis itu mampu mengalahkan ratusan Manusia Pejuang tahap akhir. Namun di hadapan Wan Tian yang telah berlatih dua tahun bersama Yang Yue, tidak masalah menghadapinya. Selama tidak menggunakan jurus yang mengandalkan kekuatan spiritual.
"Aku bisa bergerak dengan cepat, mengandalkan dorongan kekuatan spiritual. Menggunakan ilmu langkah angin. Apa kamu bisa menghadapiku?"
"Kalau begitu, aku juga bisa." Wan Tian pun bergerak dengan cepat. Selama dua tahun latihan, ia telah memiliki kecepatan dan kekuatan fisik melebihi orang lain. Kerja keras siang dan malam, melawan Yang Yue.
Bahkan Wan Tian lebih cepat jika dibandingkan dengan Su Menglan. Su Menglan dapat bergerak cepat mengandalkan energi spiritual. Sedangkan Wan Tian murni karena latihan fisik. Keduanya saling beradu pedang dengan gerakan sangat cepat.
"Huh, kamu sungguh luar biasa. Aku akui kamu lebih hebat dariku jika ditambah dengan kekuatan spiritual. Ah, sudah-sudah, aku menyerah. Uhh, uhhh ...."
Su Menglan menyarungkan kembali pedangnya. Ia sudah tidak kuat bertarung lagi. Di antara mereka tidak ada yang berhasil menyerang. Wan Tian bahkan tidak berniat menyerang Su Menglan. Sebaliknya, gadis sembilan belas tahun itu sudah berusaha untuk membuat Wan Tian menyerah. Namun malah merasa dirinya yang terlalu lemah.
"Terima kasih atas bimbingan Kak Menglan. Terima kasih karena mengalah padaku." Wan Tian sudah puas dengan hasil kemenangan. Meskipun ia tahu, Su Menglan bahkan belum mengeluarkan jurus andalannya.
Jika saja Su Menglan menggunakan jurusnya, akan kesulitan Wan Tian untuk menghadapinya. Bahkan bisa saja membuatnya terluka. Tapi usaha Su Menglan sudah maksimal untuk bersaing sedikit tidak adil.
"Dengan kekuatan fisiknya saja sudah luar biasa. Bahkan dengan begini, bukankah Tingkat Manusia Sakti pun tidak bisa mengalahkannya? Bahkan Su Menglan saja sudah mencapai tingkat Manusia Luar Biasa tahap Awal."
Su Chang benar-benar takjub dengan apa yang dilakukan oleh Wan Tian. Pria tua itu juga tidak tahu, ketrampilan apa yang dilatih Wan Tian. Karena ia sendiri tidak pernah mengajari teknik pedang maupun bela diri lainnya.
"Kakek. Mengapa kamu mengajari Wan Tian sampai begini hebatnya? Aku juga mau seperti dia. Tanpa energi spiritual tapi bisa melawan orang kuat."
"Apa yang kamu katakan? Kakek tidak mengajarinya apapun. Dia berlatih sendiri setelah mengurus tanaman. Atau dia mengkonsumsi tanaman herbal yang bisa memperkuat tubuh?"
Su Menglan tidak percaya jika kakeknya tidak melatih apapun pada Wan Tian. Tapi jika iya, bagaimana bisa ia tidak tahu? Padahal Su Chang terlalu sibuk untuk mengajari Wan Tian. Selain itu, Su Chang juga tidak ahli dalam pertarungan seperti itu. Hanya yang harus dicurigai adalah Wan Tian sendiri. Jelas ada rahasia mengapa kemampuannya sangat pesat hanya dalam dua tahun.
"Yang dikatakan kakek memang benar. Aku membaca buku di perpustakaan tentang tanaman obat yang bisa membuat pelatihan fisik meningkat cepat."
***