NovelToon NovelToon
Menikah Karena Fitnah

Menikah Karena Fitnah

Status: tamat
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Tamat
Popularitas:829.2k
Nilai: 4
Nama Author: Kopii Hitam

Niat hati hanya ingin menolong seorang pria yang baru saja mengalami kecelakaan motor tunggal di jalanan, namun keadaan itu malah dimanfaatkan oleh seorang wanita yang tidak bertanggung jawab.

Alana dipaksa menikah hari itu juga oleh segerombolan orang-orang yang menangkap basah dirinya bersama seorang pria di sebuah kontrakan. Alana tidak dapat membela diri karena seorang wanita berhasil memprovokasi massa yang sudah berdatangan.

Bagaimanakah cara Alana menghadapi situasi ini?
Bisakah dia mengelak atau malah terpaksa menikah dengan pria itu? Pria yang tidak dia kenal sama sekali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28.

Setelah memeriksa beberapa berkas pekerjaan yang dia terima melalui email, Azzam menutup laptop dan berjalan meninggalkan kamar.

Seketika sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk senyuman tipis, dia geleng-geleng kepala melihat Alana yang sudah terkapar di atas sofa.

Azzam melangkah pelan dan berjongkok di dekat Alana, tatapan matanya nampak nyalang mematut wajah polos istrinya itu.

"Dasar bodoh!" batin Azzam mengulum senyum sembari mengusap pucuk kepala Alana, lalu mengelus pipinya lembut.

"Jangan pegang-pegang!" ketus Alana membuka mata lebar-lebar, dia menepis tangan kekar itu sembari menggembungkan pipi dan menatap Azzam dengan tatapan tajam.

Sontak Azzam terkejut dan terduduk di lantai, dia pikir Alana sudah tidur tapi ternyata istrinya hanya berpura-pura.

Melihat wajah pucat Azzam, Alana sontak tertawa terbahak-bahak. "Hahaha..."

"Astaga sayang, suami hampir jantungan malah diketawain." keluh Azzam memegang dadanya yang tiba-tiba berdegup kencang.

"Bodo amat," tukas Alana tidak peduli lalu memutar tubuhnya, dia memunggungi Azzam dan kembali memejamkan mata.

Azzam yang merasa kesal kemudian bangkit dari duduknya, dia membaringkan diri di belakang Alana dan mendekapnya sangat erat.

"Apaan sih? Lepas!" Alana memberontak tapi Azzam sama sekali tidak peduli, dia malah semakin mempererat pelukannya.

"Azzam..." bentak Alana meninggikan suara.

"Diam, atau aku akan memakan mu sekarang juga!" ancam Azzam menggertakkan gigi, ingin sekali dia memberi Alana pelajaran agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

"Kanibal kali ah," gumam Alana pelan, namun masih dapat didengar oleh Azzam.

"Hmm... Mau aku makan?" desis Azzam tepat di telinga Alana. Gadis itu mengapit bahu kala merasakan hembusan nafas Azzam yang hangat, dia merasa geli.

Melihat reaksi istrinya yang seperti itu, Azzam mengulum senyum, dia tau Alana mulai terpengaruh karena kelakuan jahilnya.

Alana yang tadinya sangat berani, sekarang tiba-tiba menciut. Azzam terus saja menggodanya, bahkan dengan entengnya menciumi tengkuk Alana tanpa henti.

"Aakhh... Cukup, Azzam!" de*sah Alana tanpa sadar.

"Kamu wangi sekali, aku ingin menikmati aroma tubuh ini sampai pagi." bisik Azzam, lalu menggigit telinga Alana gemas.

Alana terkesiap saat merasa seperti tersengat listrik, jantungnya berdegup kencang seiring rasa ngilu yang menjalar ke sekujur tubuh.

Ya Tuhan, Alana rasanya ingin mengompol seperti tadi sore. Azzam benar-benar membuatnya menjadi wanita bodoh.

Azzam sedikit bergeser dari posisinya. Karena merasa longgar, Alana hendak mengambil kesempatan itu untuk lari, tapi tiba-tiba Azzam malah mengukung nya.

Alana membulatkan mata dengan sempurna saat Azzam menahan kedua tangannya di atas kepala, raut muka Alana memucat, dia meneguk ludah dengan susah payah saking tak berdaya melihat sorot mata Azzam yang sangat tajam.

Bahkan kantong kemih Alana mendadak penuh dan ngilu saat wajahnya diterpa hembusan nafas Azzam.

"A-aku kebelet pipis, tolong lepaskan aku!" pinta Alana dengan tampang memelas, dia bisa mengompol jika Azzam tidak mengindahkan ucapannya.

Azzam menyeringai mendengar perkataan Alana, bibirnya tampak miring.

Kemudian Azzam menjatuhkan wajahnya di ceruk leher Alana, Azzam mendaratkan kecupan kecupan kecil di area tersebut lalu berbisik di telinga istrinya itu.

"Kamu salah, kamu bukannya kebelet pipis tapi-" Azzam kembali menggigit telinga Alana dan menjilatnya dengan rakus.

"Aakhh..." de*sah Alana mengangkat pinggul, tubuhnya menggeliat seperti ulat bulu.

Semakin Azzam memberikan rangsangan, Alana pun semakin menggeliat tak karuan. Terlebih saat Azzam menggesek-gesekkan miliknya di inti sang istri.

"Uukhh..." Alana memicingkan mata sembari menggigit bibir.

Sadar akan reaksi Alana yang sudah masuk dalam jebakan, Azzam pun mengangkat kepala. Dia menatap wajah menggemaskan istrinya sekilas lalu melepaskan tangannya dan hendak menjauh.

"Mmm..."

Alangkah terkejutnya Azzam, matanya melotot saat Alana tiba-tiba menarik leher bajunya dan mengesap bibirnya dengan beringas.

Ah, Azzam rasanya seperti tengah melayang di udara. Untuk pertama kali, Alana akhirnya berani melu*mat bibir Azzam, bahkan membuka mulut dan mengesap lidah suaminya.

Mana mungkin Azzam mau melewatkan kesempatan emas ini, dia pun mencoba mengimbangi permainan Alana, keduanya saling melu*mat bahkan membelit lidah.

"Umm..." Alana melingkarkan tangannya di tengkuk Azzam dan meremas rambut suaminya itu.

Setelah cukup lama menautkan bibir, keduanya saling melepaskan karena dada rasanya sangat sesak.

Alana mematut Azzam seperti orang mabuk yang baru saja dicekoki minuman beralkohol, tatapannya nampak sayu.

"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Azzam dengan nafas memburu. Ingin sekali dia meminta Alana memberikan haknya, tapi tidak mungkin memaksanya.

Alana tidak menyahut, sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk senyuman tipis.

Namun sedetik kemudian mata Alana tiba-tiba berkaca, butiran berbentuk kristal nampak jatuh di sudut matanya. Azzam yang melihat itu sontak mengernyit karena bingung.

"Hei, kamu kenapa? Kok malah nangis?" tanya Azzam, dia memilih beranjak dan menyeka pipi Alana lalu mengecup kelopak mata istrinya itu.

Alana mengerucutkan bibir, dia lekas duduk dan memeluk Azzam dengan erat.

Azzam merentangkan keduanya tangan dan mendekap Alana di dada, lalu mengusap kepala istrinya itu dengan sayang.

"Kenapa menangis?" tanya Azzam lagi, kali ini suaranya terdengar sangat lembut.

"Aku benci kamu, kamu jahat." rengek Alana sedikit manja.

Dia teringat dengan ucapan Azzam di telepon tadi, hati istri mana yang tidak sakit mendengar suaminya mencari wanita yang sangat sempurna untuk dijadikan sekretaris.

Ya, agaknya Alana jeles. Dia merasa Azzam telah mempermainkan perasaannya.

"Aku mau tidur, jangan ganggu aku!" lirih Alana, dia pun mengurai pelukannya dan kembali berbaring.

"Jangan tidur di sini, di kamar saja yuk!" ajak Azzam, dia mematut Alana intim dan mengelus pipinya lembut.

"Tidak mau," tolak Alana menggelengkan kepala, bibirnya tampak mengerucut.

"Hei, ini sudah malam loh. Biasanya jam segini tuh ada-"

"Azzam..." pekik Alana, dia kembali duduk dan mencengkeram lengan suaminya itu dengan kuat. Dia sudah tau kemana arah pembicaraan Azzam sebenarnya.

Azzam mengulas senyum miring lalu membantu Alana turun dari sofa dan membawanya ke kamar.

Setelah keduanya mengambil posisi, Alana meraih guling dan meletakkannya di tengah. Alana mengatakan bahwa mereka berdua tidak boleh melewati batas itu.

Azzam hanya tersenyum dan mengangguk kecil, dia menyetujui aturan istrinya itu.

Lagian tidak ada gunanya menolak, sebentar lagi guling itu juga akan terbang dibuatnya.

Alana merasa lega dan menghirup udara sebanyak-banyaknya, dia pun memunggungi Azzam dan mulai memejamkan mata.

Azzam mengusap wajah kasar, dia pikir permainan di luar tadi akan berlanjut saat keduanya sudah pindah ke kamar.

Sayang, Azzam lagi-lagi harus gigit jari menahan gejolak hasrat yang menggebu di jiwanya.

Alana benar-benar menguji kesabarannya, beruntung Azzam masih bisa mengendalikan diri. Jika tidak, mungkin dia sudah memperkosa istrinya itu.

Lucu bukan, mana ada suami memperkosa istrinya sendiri?

Mau tidak mau, Azzam pun ikut membelakangi Alana. Dia harus tidur, besok ada meeting penting di perusahaan, Azzam harus hadir meski dalam keadaan belum sembuh seutuhnya.

1
Omah Tien
paling malas lihat cewe nya g tau diri so
oma lina katarina
nah gitu dong
oma lina katarina
kurang apa si Azzam, ganteng,, mapan , Alanna nya ga tau diri ,,jadi kesel sendiri
oma lina katarina
belagu Alanna nya kadang bikin sebel , jadi bukan kasian ,, sok, ga tau diri dah di sayang banyak tingkah
Diah Anggraini
azzam semangat donk.. kalo azzam nyerah saya sedih nih bacanya
Yosef Sudin
putar keliling cari terus alur ceritanya, belum ada tujuan yang jelas
Nelviati 17
kok kek gini outhor buat cerita nya dari salah paham trus emosi jg lama2 bacanya
Nelviati 17
kok kem gitu alana kurang suka ah sifatnya sama Azzam
I'iss Bundanya Queisha
outhor nya pasti agak rada2,GK masuk akal bget ceritanya,
Atika1234 Atika
capek bacanya
Yunik Yuliatin
Sungguh membagongkan...😃😃
Heintje Anumpitan
azzam nya yg bego,,,,
Bu Zahwawe
cerita ini sebenernya mau d bawa kemana,, muter"
Yuli Yuli
cm sgtu kurang seru
Yuli Yuli
akhirnyaaaa....
Yuli Yuli
bonusnya cm dikit
Yuli Yuli
trus g dlanjut lg tu cerita azzam
Yuli Yuli
pengen sembuh kok mlah tinggal didesa, trus gmn terapinya
Yuli Yuli
yg sbar azzam
Yuli Yuli
bkin mewek tp g jelas" ujungnya smpe kmn" kok akhire muter LG kstu🙄🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!