NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku, Ibu

Jangan Salahkan Aku, Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Bullying dan Balas Dendam / Hamil di luar nikah / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:300
Nilai: 5
Nama Author: Widhi Labonee

kisah nyata seorang anak baik hati yang dipaksa menjalani hidup diluar keinginannya, hingga merubah nya menjadi anak yang introvert dengan beribu luka hati bahkan dendam yang hanya bisa dia simpan dan rasakan sendirian...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widhi Labonee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Kata

Hari ini kelas sedang Jamkos, para guru sedang ada rapat di aula. Semua murid tidak boleh pulang, hanya boleh berada di dalam lingkungan sekolah. Beberapa ad yang nongkrong di kantin, ada yang sedang rumpi di taman dan ada yang sekedar gurau didalam kelas. Tiwi memilih diam didalam kelas saja, dia tadi dari koperasi sekolah membeli cemilan favorit nya, lalu kembali ke tempat duduk nya.

Dilihatnya sebagian besar teman sekelasnya sedang bercanda dan tertawa bersama di deretan bangku tengah. Ada Imran dan juga Tatok diantara mereka.

“ Jadi benar kalau kamu pacaran sama Imran Li?” tanya Tatok pada Liliani yang tengah duduk manis diantara mereka itu.

“Aku? Pacaran sama Imran? Nggak salah pertanyaan mu Tok?” tanya balik Liliani ke Tatok.

“Lah kan beberapa waktu yang lalu kamu diam saja saat diatanya anak-anak lain Li,” tukas Tatok lagi.

Gadis dengan rambut potongan Bob itu mencebikkan bibir nya lalu berkata dengan sombongnya,

“Aku pacaran sama Imran, Nggak Level lah yaaw.. dia bukan seleraku! Jangan kegeeran kamu Mran, hanya karena kita sering bergurau kamunanggap ku suka padamu, dih, sorry lah ya .. nggak mungkin! Ngimpi kamu!”

Imran yng mendengar kata-kata Liliani yang begitu merendahkannya itu menjadi memerah wajah dan telinganya. Dia sangat marah, merasa harg dirinya direndahkan oleh perempuan yng diapun tidak pernah menyukainya.

“Kamu.. kamu yang malah mendukung saat di ceng-cengin, seolah kamu perempuan paling laku dikelas ini. Padahal kamu juga bukan yang aku sukai. Ah, sudahlah, percuma berdebat dengan anak perempuan, nggk mungkin menang. Dengerin tuh! Aku nggak pernah pacaran sama Liliani! Jangan sebarkan berita bohong!” Ucap Imran marah lalu melangkah keluar kelasnya.

Semua orang terdiam, termasuk Tiwi yang sedang duduk di bangkunya itu. Dia hanya bisa melihat kilat kemarahan diwajah Imran.

“Tuhkan, jadi marah kan si Imran,” ujar Yusuf si China tapi bule itu.

“Biarin! Ngapain ngurusin orang yang suka ngambek. Bodo amat!” Ketus Liliani.

Lalu mereka pun melanjutkan bergurau dengan topik pembicaraan yang lain.

Tiwi hanya bisa memandangi Imran yang berdiri bersandar di tiang depan kelasnya dan berbicara dengan Syarif si kapten basket itu. Sesekali Imran melempar pandang ke arah Tiwi, dan jika pandangan mereka bertemu keduanya akan sama-sama menundukkan kepalanya. Lucu!

—--------

“Wi !”

Hanya itu kata yang selalu Imran ucapkan setiap kali bertemu Tiwi. Membuat gadis remaja itu kembali bingung, ni cowok pantas untuk diperjuangkan apa tidak sih? Mengapa hanya satu kata itu yang diucapkan setiap kali berjumpa. Ah, sudahlah.. daripada semakin bingung maka Tiwi tidak ambil pusing lagi pada cowok itu. Tiwi kembali ke mode pendiam dan tertutup nya.

Di kost, teman sekamarnya si Umi lagi kasmaran dengan teman sekelasnya yang bernama Bayu Sumantri. Seorang cowok flamboyan yang sangat tenar dikalangan para cewek satu sekolahan ini.

Dia memiliki wajah yang rupawan, sikapnya yang selalu ramah pada semua orang menjadikannya semakin terkenal. Banyak anak perempuan yang menjadi baper karena sikapnya itu, salah satu korbannya adalah Umi.

“Pokoknya aku nggak bisa tidur tanpa membayangkan senyuman Bayu itu Wi!” Ujar Uni pada Tiwi yang tengah mengerjakan PR nya itu

“Hm… “ jawab Tiwi singkat.

“Dia itu terlalu baik jadi orang, siapapun dia kenal, siapapun pasti tau dirinya, masak kamu nggak tau dia sih? Aneh Kamu itu Wi ..!”

Tiwi hanya nyengir menanggapi ocehan Umi. Baginya si Bayu itu nggak ada artinya di hidupnya, toh dia tidak pernah kenal cowok itu. Rupanya saja dia tidak pernah tau kok.

“Emangnya kamu nggak pernah keluar kelas jalan-jalan kemana gitu? Duh, kamu ini, besok aku jemput kamu ke kelas dan ku ajak ke kelas ku, biar bisa kamu nilai apakah pilihanku itu benar atau salah, ya?” Tawar Umi pada teman sekamarnya yang memang sangat pendiam ini

Tiwi hanya menggelengkan kepalanya sembari tertawa kecil. Dia tidak pernah tertarik untuk mencoba mengenal cowok disekolah ini. Pengalaman nya bersama Imran memberikan rasa tidak nyaman terhadap lawan jenis nya itu.

“Halah, kamu ini, pokoknya besok aku jemput pas istirahat pertama, ya..ya ..?” Umi memasang wajah puppy eyes nya.

Seketika tawa Tiwi meledak, dan diapun mengangguk mengiyakan.

—-----------

“Minggir… orang cantik lewat!” Seru Umi yang menggandeng tangan Tiwi masuk kelasnya itu. Dia mengajak gadis berkepang dua itu duduk di bangkunya. Lalu mengeluarkan buku dan memberikannya pada Tiwi.

“Ini bukumu aku kembalikan,” katanya.

Tiwi yang kaget mengapa ada buku catatannya yang dibawa oleh Umi padahal dia tidak pernah merasa meminjamkan pada teman sekamarnya ini.

Umi tersenyum usil dan berkata dengan nada rendah,

“Itu loh yang namanya Bayu, yang berdiri didekat pintu.”

Tiwi menoleh, dilihatnya seorang cowok berperawakan kerempeng, tinggi nya lumayan, tapi masih lebih tinggi Imran sih, wajahnya lumayan ganteng, dengan mata belok yang bersinar dan selalu tersenyum ceria. Dia tidak sama dengan Imran yang pendiam dan cool. Haish… mengapa sekarang apa-apa selalu dia bandingkan dengan Imran sih? Duh, sudah miring otakku nih..keluh Tiwi dalam hati.

“Bagaimana menurut mu Wi?”

“Hm, lumayan,” jawab Tiwi singkat.

“Kalau gitu aku gas aja ya mencari perhatian darinya?” Tanya Umi lagi.

“Terserah kamu,” lagi-lagi Tiwi menjawab asal.

Umi langsung tersenyum lepas, Dan dia menarik tangan Tiwi untuk diajak keluar dari kelasnya. Saat didepan pintu gadis berkepang dua itu berpapasan dengan seorang cowok yang pendiam setengah jutek berhidung mancung mirip mas Adi-nya, bahu mereka saling bertabrakan. Dugh…

“Aduh, hati-hati kalau jalan! Matanya dipakai! Dasar perempuan!” Omelnya pada Tiwi.

Sejenak gadis itu terpana, kok ada cowok yang judes nya melebihi sang Budhe. Dia hanya bisa memandangi kelakuan cowok itu, lalu dia melangkah keluar.

“Namanya Arif, anak pemilik Ponpes, sombongnya tembus langit Wi,” terang Umi tana diminta.

“Hm… “ jawab Tiwi singkat.

“Duh, kamu ini, bisnya cum jawab Hm saja, emang lagi sariawan kamunya ini?” Sewot Umi.

Tiwi tertawa, dia selalu suka melihat tingkah teman sekamarnya yang jika marah semakin lucu ini.

“Dah ya, aku kembali ke kelas dulu, bye!” Ucap Tiwi melambaikan tangan pada Umi. Yang dibalas denqgn penuh semangat oleh cewek gemoy itu.

Tanpa disadari ada sepasang mata yang sedari tadi melihat tingkah polah kedua cewek itu,

Hm… menarik.. siapa si gadis kepang dua itu ya? Tanyanya dalam hati.

—---------

Malam minggu ini Tiwi tidak pulang ke rumahnya, melainkan akan ikut Umi pulang kerumahnya didesa lereng gunung perbatasan dengan kabupaten sebelah barat itu. Dia bilang jika di rumahnya masih alami sekali. Bahkan untuk mandi saja mereka di sungai. Mencuci baju pun di sungai. Tiwi menjadi penasaran dan ingin ikut Umi pulang ke desa itu.

Tiwi sudah mengantongi ijin, karena saat ibu dan bapaknya mampir ke kostnya kemarin malam dia sudah minta ijin dan diperbolehkan. Asal tidak nakal dan aneh-aneh disana nanti.

Dan disinilah dua cewek itu sekarang, diatas ngikutan pedesaan yang akan membawa mereka ke desa paling ujung di lereng Gunung K yang sangat terkenal itu. Dengan sabar Tiwi mengikuti Umi yang ternyata rumahnya sangat jauh itu

********

1
Widhi Labonee
Bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!