Di negeri fantasi Qingya, seorang gadis bernama Lian Yue tiba-tiba membangkitkan Spirit Rubah Perak sebelum usianya genap 18 tahun—sesuatu yang mustahil dan sangat berbahaya. Kejadian itu membuat seluruh sekte mengincarnya karena dianggap membawa warisan kuno.
Saat ia kabur, Lian Yue diselamatkan oleh pewaris Sekte Naga Hitam, Shen Ryuko, lelaki dingin dan kuat. Namun ketika tubuh mereka bersentuhan, Qi mereka saling menyatu—tanda bahwa mereka adalah pasangan ritual yang hanya bisa diaktifkan lewat hubungan intim.
Sejak itu, keduanya terikat dalam hubungan berbahaya, penuh gairah, dan diburu para sekte yang ingin merebut kekuatan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 — Undangan Festival Bulan
Setelah insiden tragis di Taman Meditasi, Sekte Naga Hitam berada dalam kekacauan sunyi. Ryuko memang kehilangan sebagian dari otoritas Pewarisnya karena melanggar Sumpah Pemisahan Qi, tetapi dia berhasil mempertahankan posisinya secara teknis. Para Tetua tidak berani sepenuhnya mencopotnya, takut pada Tanda Kepemilikan yang kini menghiasi leher Lian Yue—Tanda itu adalah jaminan Warisan Purnama, dan mencopot Ryuko bisa berarti kehilangan kedua aset itu.
Shen Zhaoling dan Feng Ruyin memang merayakan kemenangan kecil mereka, tetapi amarah Ryuko jauh lebih menakutkan daripada kehilangan gelar. Ryuko kini jauh lebih posesif. Dia memindahkan Lian Yue ke tempat tinggal pribadinya yang terisolasi, yang berada di puncak tertinggi, jauh dari pandangan dan intrik Sekte.
Di tengah ketegangan politik ini, sebuah utusan Kekaisaran tiba, membawa sebuah gulungan sutra emas yang diikat dengan pita naga merah.
Gulungan itu berisi Undangan ke Festival Bulan Kekaisaran.
Festival ini diadakan setahun sekali, bukan hanya sebagai perayaan panen dan bulan purnama, tetapi juga sebagai ritual besar yang diyakini dapat memperkuat ikatan spiritual antara pasangan, terutama bagi klan spiritual. Seluruh sekte utama dan bangsawan tinggi Kekaisaran wajib hadir.
Di Aula Tetua, Ryuko berdiri di hadapan Tetua Gu dan Elder Mo Qiang.
“Festival Bulan,” kata Ryuko, nada bicaranya dingin. “Kaisar mengirimkan undangan ini setiap tahun. Biasanya saya hanya mengirim delegasi.”
Elder Mo, yang selalu mendukung Ryuko, menghela napas. “Tahun ini berbeda, Ryuko. Utusan itu bertanya secara spesifik tentang Pasangan Ritual dari Sekte Naga Hitam. Dia tahu tentang Tanda Kepemilikan Lian Yue. Istana Kekaisaran kini tertarik pada Warisan Purnama.”
“Mereka ingin melihat apakah Warisan itu benar-benar bangkit, dan mereka ingin mengukur kekuatan kita,” timpal Elder Gu, yang masih menyimpan keraguan terhadap Lian Yue.
Ryuko menggertakkan giginya. Ia tahu ini adalah panggung publik yang sangat berbahaya.
“Istana ingin melihat apakah Tanda Kepemilikan itu sah, dan ritual di festival itu dapat memperkuat ikatan Qi secara dramatis, Ryuko,” lanjut Elder Mo. “Kau wajib hadir sebagai Pewaris Sekte. Dan kau harus membawa ‘pendamping’—Lian Yue.”
Ryuko memejamkan mata sesaat. Membawa Lian Yue ke pusat kekuasaan Kekaisaran, di mana mata Permaisuri Lin Yuying yang licik dan para pangeran ambisius akan tertuju padanya, adalah risiko besar. Belum lagi, Lord Hei Wenzhan pasti akan mengintai di sana.
“Ini adalah risiko terbesar kita,” aku Ryuko. “Festival itu penuh dengan intrik. Qi Lian Yue masih belum stabil.”
“Justru karena itu,” potong Elder Gu. “Jika kau berani menampilkan Tanda Kepemilikan itu di hadapan Kekaisaran, tidak ada yang bisa mempertanyakan otoritas Lian Yue atau Ikatanmu lagi. Ini adalah kesempatan untuk mengukuhkan statusnya di seluruh negeri.”
Ryuko akhirnya mengangguk. Dia tahu dia tidak punya pilihan. Menolak undangan Kekaisaran saat Warisan Purnama bangkit akan dianggap sebagai deklarasi permusuhan atau kelemahan.
Kembali ke tempat tinggal pribadinya yang baru di puncak gunung, Ryuko menemukan Lian Yue sedang bermeditasi. Energi Qi Yin-nya, meskipun masih rapuh, kini jauh lebih tenang setelah pelukan di bawah Pohon Hitam. Tanda Sisik Naga di lehernya memancarkan cahaya perak samar yang indah.
Lian Yue membuka mata ketika Ryuko masuk. Ia merasakan Qi Ryuko, yang telah menjadi jangkar spiritualnya, kembali.
Ryuko mendekatinya dan duduk di sebelahnya. Untuk pertama kalinya, ia tidak ragu untuk meraih tangan Lian Yue. Tangan mereka menyatu, Tanda Naga dan Tanda Rubah beresonansi dengan tenang.
“Ada berita,” kata Ryuko, suaranya lembut, tetapi mengandung ketegasan. “Istana Kekaisaran mengundang semua sekte ke Festival Bulan.”
Lian Yue menatapnya dengan pandangan kosong. “Sebuah perayaan?”
“Lebih dari itu. Ini adalah panggung politik dan ritual. Festival ini terkenal dengan ritual kuno yang dapat memperkuat ikatan spiritual,” jelas Ryuko, menatap mata Lian Yue. “Dan aku harus hadir sebagai Pewaris. Sesuai tuntutan Tetua, aku harus membawa pendamping.”
Lian Yue menarik napas tajam. Ia tahu siapa yang dimaksud.
“Aku?”
“Tentu saja kau,” jawab Ryuko, posesif. “Tanda Kepemilikan telah mengklaimmu. Kita tidak bisa menyembunyikanmu lagi. Kita harus menunjukkannya kepada dunia, atau Zhaoling dan Istana akan menggunakan ketidakpastian ini untuk menyerang kita.”
Lian Yue melepaskan genggaman Ryuko, meskipun Qi Rubahnya merengek karena kehilangan kontak. Ia bangkit, berjalan ke jendela, menatap hutan yang diselimuti kabut.
“Ryuko, aku tidak yakin,” Lian Yue berbisik. “Aku takut. Bukan hanya pada Zhaoling. Tapi pada pandangan publik. Aku adalah Rubah Perak terakhir. Warisanku adalah misteri, dan Tanda Sisik Naga itu… itu seperti memasang target di punggungku.”
Ketakutan Lian Yue beralasan. Dia benci perhatian. Dia benci menjadi pusat dari intrik politik yang kejam. Di Sekte Naga Hitam, setidaknya dia tahu musuhnya. Di Istana Kekaisaran, ada serigala berbulu domba, bangsawan yang ambisius, dan mungkin musuh yang jauh lebih kuat, seperti Permaisuri Lin Yuying yang terkenal kejam.
“Dan ritual yang memperkuat ikatan itu,” lanjut Lian Yue, menoleh ke Ryuko, matanya menunjukkan keresahan. “Ikatan kita sudah terlalu kuat, Ryuko. Setiap sentuhan kita hampir memicu Ritual Ikatan Tubuh. Jika ritual festival itu mempercepat Qi kita, apa yang akan terjadi?”
Ryuko berdiri. Ia berjalan ke Lian Yue, meraih pinggangnya dan menariknya ke pelukannya. Itu adalah gerakan yang kuat, mengklaim, tetapi dilakukan dengan kelembutan yang hanya ia tunjukkan padanya.
“Aku tahu, Sayangku,” Ryuko berbisik, membenamkan wajahnya di rambut perak Lian Yue. Ia menggunakan kata mesra itu lagi, kata yang kini terasa seperti jimat pelindung di antara mereka. “Aku tahu risikonya. Tetapi ketakutanmu tidak akan membuatmu aman. Keselamatanmu ada pada pengakuan publik.”
Ryuko menundukkan kepalanya, bibirnya menyentuh Tanda Sisik Naga itu lagi, mengirimkan gelombang Qi Yang yang menenangkan dan kuat.
“Aku akan ada di sana. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu, berbicara buruk tentangmu, atau bahkan melihatmu terlalu lama,” janji Ryuko, nada suaranya berubah menjadi ancaman murni. “Aku akan menjadi perisaimu, Lian Yue. Dan kita akan menggunakan ritual di festival itu, bukan untuk terputus, tetapi untuk mengukuhkan Ikatan kita di depan mata Kekaisaran.”
Lian Yue merasakan seluruh tubuhnya bergetar di pelukan Ryuko. Qi Rubahnya merespons janji posesif itu dengan kelegaan dan kepatuhan. Dia menyadari bahwa dia tidak bisa lari dari takdir. Jika dia tetap bersembunyi, dia akan terus menjadi sasaran empuk.
“Baiklah,” kata Lian Yue, mengangkat kepalanya, matanya kini dipenuhi tekad yang sama dengan Ryuko. “Aku akan ikut. Tapi aku tidak ingin menjadi boneka yang cantik. Aku akan menjadi Pasangan Ritual Naga Hitam. Aku akan menunjukkan pada mereka bahwa aku tidak lemah.”
Ryuko tersenyum. Senyum itu jarang, tetapi saat muncul, itu adalah pemandangan paling berbahaya di dunia. Itu adalah senyum Naga yang telah menemukan harta karunnya.
“Bagus,” bisik Ryuko, tangannya membelai pipi Lian Yue. “Persiapan akan dimulai besok. Ruyin akan mencoba mengganggumu, Zhaoling akan mengintai. Tetapi jangan biarkan mereka merusak fokusmu. Kau adalah milikku, dan kita akan memenangkan pertarungan politik ini bersama-sama.”
Lian Yue mengangguk, memeluk Ryuko erat-erat. Ia tahu bahwa perjalanan ke Istana Kekaisaran adalah pertarungan. Pertarungan politik, pertarungan spiritual, dan pertarungan melawan nalurinya sendiri yang terus-menerus menuntut pemenuhan Ritual Ikatan Tubuh.
Namun, selama Ryuko ada di sisinya, ia akan menghadapi semua itu.
Keesokan paginya, sebelum persiapan dimulai, sebuah pesan diam-diam dikirim dari Paviliun Utara ke Istana Kekaisaran: Pewaris Naga Hitam akan hadir bersama Pasangan Ritualnya. Warisan Purnama sedang bangkit. Kabar itu segera menjadi rahasia umum di antara faksi-faksi yang haus kekuasaan.