Serangeline Fros, wanita berusia 45 tahun, dikenal di seluruh kota Darsen sebagai ketua geng Bloodfangs—geng paling ditakuti yang menguasai setengah wilayah kota. Di balik reputasinya yang kelam, Sera menyimpan mimpi lama yang tak pernah terwujud: menjadi seorang penyanyi. Namun takdir berkata lain, sejak muda ia dipaksa oleh kakeknya untuk meneruskan tahta keluarga sebagai pemimpin geng, menenggelamkan keinginannya di balik darah dan kekuasaan.
Hingga suatu malam, sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya. Tapi kematian bukanlah akhir bagi Serangeline Fros. Ia terbangun kembali… di tubuh seorang wanita muda berusia 25 tahun—bertubuh gendut, pemalu, dan diremehkan semua orang, bahkan oleh suaminya sendiri.
Apakah Serangeline akan menemukan makna baru dari kehidupan keduanya, ataukah sisi gelapnya sebagai gangster akan kembali bangkit dan menghancurkan segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14.Konser Lyra
Konser yang telah lama ditunggu akhirnya tiba. Di balik panggung, Lyra berdiri dengan tubuh gemetar. Matanya terus melirik jam digital yang menempel di dinding backstage. Sera belum juga muncul. Kael pun sejak tadi mondar-mandir mencari, pasalnya Mama Stevia bilang bahwa Sera sudah pergi sejak siang menggunakan taksi online. Ponselnya tak bisa dihubungi sejak itu, membuat suasana persiapan konser berubah tegang. Apalagi tak ada seorang pun kru yang mengetahui rahasia sebenarnya selama ini.
“Bagaimana ini Kael? Acara sebentar lagi mulai, tapi Sera sampai detik ini tidak ditemukan,” ucap Lyra dengan dada yang seolah hendak meledak karena panik.
Mata Lyra mulai berkaca. Nafasnya terputus-putus.
“Jangan-jangan ini rencananya untuk menghancurkan aku. Dia masih dendam denganku, Kael!?” tuduh Lyra sambil memegang keningnya frustrasi.
"Perempuan itu memang tidak bisa di kasih hati padahal kamu sudah membelikannya apartement yang bahkan tempatnya berada di sebelahku, tapi lihat dia melakukan ini kepada kita hari ini. Aku yakin dia sudah merencanakannya. ''
''Gajah itu sengaja ingin membuat konserku kacau Kael. ''
Kael masih berkutat dengan ponselnya, mencoba menelepon Sera berulang kali dengan harapan perempuan itu mengangkat.
“Cukup, Lyra. Aku juga sangat panik. Yang hancur kalau konser ini gagal bukan hanya karirmu, tapi juga Agency ku,” ucap Kael menahan nada suaranya agar tak meledak.
“Kamu memang tidak berguna jika tidak ada Sera. Yang kamu lakukan hanya merepotkanku dengan marah-marah seperti ini,” lanjutnya, kehilangan kesabaran. “Kamu tidak membantuku sama sekali.”
Lyra membeku. Tatapannya kosong. Ia tak menyangka, kalimat itu keluar dari mulut pria yang dulu bersimpuh demi mendapatkannya… menariknya dari agensi Aleric sekaligus mengkhianati kekasihnya itu.
“Kael… apa kamu sadar dengan apa yang kamu katakan barusan? Kamu baru saja memakiku?”
Lyra menutup mulutnya, napasnya tercekat. “Aleric memang jauh lebih baik dibandingkan dirimu. Kamu tahu aku seperti ini sekarang karena ulahmu. Kalau saja bukan karena bujuk rayumu, aku mungkin masih menjadi kekasih sekaligus artis Aleric saat ini.”
“Ya sudah, kembalilah kepada Aleric. Jadi artis di perusahaan yang hampir bangkrut itu. Aku tidak akan menahanmu.”
“Kael!”
“Aku tidak yakin Aleric mau menerimamu kembali setelah kamu mengkhianatinya.”
Plaaak!
Lyra menampar Kael seketika. Bunyi tamparan itu menggema jelas di antara hiruk-pikuk persiapan konser.
Kael memalingkan wajah, rahangnya mengeras.
“Wah…”
Pruk… pruk… pruk…
Tepuk tangan pelan terdengar dari belakang mereka. Sera berjalan mendekat dengan senyum puas yang tak disembunyikannya. Ia menyaksikan pertengkaran dua kekasih itu seolah sedang menonton pertunjukan menarik.
“Sera…” ucap Kael, mengabaikan rasa panas di pipinya.
Lyra buru-buru menghapus air matanya begitu melihat Sera hadir.Ia tidak ingin terlihat lemah di depan Sera, apalagi merasa jika perempuan itu penting untuknya.
“Kamu dari mana saja? Konser Lyra akan segera dimulai. Harusnya kamu di sini sejak tadi,” ujar Kael menahan ledakan amarahnya.
Sera terkekeh kecil.
“Suamiku… tentu saja aku harus ke salon perawatan dan memilih baju yang bagus. Karena ini bukan hanya konser Lyra, tapi juga konserku, kan?”
Lyra memandangnya dengan penuh amarah.
“Untuk apa kamu harus berdandan cantik, Sera? Kamu hanya berada di belakang panggung. Tidak satu pun orang yang akan melihatmu, kecuali Kael,” desis Lyra.
"Justru karna yang akan menyaksikan itu adalah suamiku makannya aku harus berdandan yang cantik takutnya suamiku malah berpaling karna ada yang lebih cantik dariku, aku hanya takut suamiku nanti tergoda dengan wajah - wajah plastik yang bermodalkan uang hasil porotan . "
"Apa maksud ucapanmu Sera kamu masih mencurigaiku dengan Kael? . "
"Aku tidak mencurigaimu Lyra hanya saja antisipasi, lagipula bukan cuma kamu yang berwajah plastik di Agency ini bukan?."
“Cukup, Sera! Lyra! Kalian berdua akan melakukan konser. Aku tidak ingin konser ini kacau karena keributan kalian,” tegur Kael tegas.
Dari panggung, suara host sudah memanggil nama Lyra berulang kali. Sorak penonton menggema, memanggil idola mereka dengan penuh antusias.
“Sudah, cepat siapkan posisi kalian!” Kael memberi instruksi pada penata rias untuk menuntun Lyra. Lalu ia sendiri menggiring Sera menuju ruang rahasia di belakang panggung — tempat di mana Sera akan bernyanyi secara tersembunyi, mengisi vokal untuk Lyra di hadapan ribuan penonton.
Dari begitu banyaknya penonton yang hadir malam itu, Aleric juga berada di sana. Ia menyamarkan diri dengan masker dan topi hitam, berdiri di antara kerumunan penggemar yang menantikan konser Lyra. Dia selalu hadir di setiap pertunjukan wanita itu. Bukan karena masih mencintainya melainkan karena ia tahu persis kemampuan vokal Lyra yang dulu. Anehnya… sejak Lyra berada di bawah tangan Kael, suara dan performanya berubah nyaris sempurna. Terlalu sempurna. Dan itu membuat Aleric gelisah, seolah ada sesuatu yang tak beres.
Lyra muncul dari balik panggung, melambaikan tangan kepada ribuan penonton yang menjerit memanggil namanya. Senyumnya manis, auranya memukau seolah ia benar-benar seorang bintang yang dilahirkan untuk bersinar.
Lampu panggung meredup, lalu musik mengalun mengiringinya membawakan lagu Bruno Mars - Good to say Good bye lagu populer yang penuh emosi. Suara Lyra terdengar indah merdu, stabil, membuat seluruh stadion yang awalnya riuh seketika terdiam menikmati tiap nada. .
I’ve made mistakes
I could have treated you better
I let you get away
There goes my happily ever after
Tell me why, why can’t we try and start against
This can’t be how our story ends
You’re more than my girl, you’re my best friend
Tell me you remember when.
Para penggemar menahan napas, menunggu bagian puncaknya, bagian nada tinggi yang selalu menjadi kebanggaan Lyra.
Ooh, I was your girl and you were my man
It was you and me against the world
Dan tepat saat momen itu tiba—
Sera dengan cepat melancarkan rencananya. Di detik-detik paling penting itu, ia menghentikan gerakan bibirnya, membiarkan suara asli Lyra keluar…
Baby, ain't nobody gonna love me like the way you do.
Suara yang selama ini tertutup teknologi dan rekayasa kualitas. Suara yang tak begitu merdu dan terdengar cenderung melengking, seperti teriakan putus nada.
Penonton sontak terkejut. Dari sorakan kagum berubah menjadi gumaman panik dan tatapan bingung. Lyra sendiri tampak terpaku beberapa detik sebelum akhirnya ia menjatuhkan tubuhnya ke lantai panggung, berpura-pura pingsan agar insiden itu tak berlanjut lebih memalukan.
Musik dihentikan mendadak. Para kru berlarian ke tengah panggung, menutupi tubuh Lyra dari sorotan kamera dan ribuan mata penasaran. Suasana yang tadinya penuh euforia berubah kacau dalam sekejap—ada yang meneriakkan kekhawatiran, ada yang mempertanyakan suara aneh yang baru saja terdengar.
Aleric berdiri kaku di tempatnya. Tatapannya terpaku, berusaha menembus kerumunan penonton yang mulai berdiri panik.
"Ada yang aneh, suara yang baru saja aku dengar itu ....Adalah suara Lyra saat ia latihan vokal denganku dulu. apa selama ini ia melakukan lipsing? "batin Aleric.
Sementara itu, Lyra dibopong ke belakang panggung, wajahnya tertutup lengan kru agar kamera tak menangkap kepanikan di wajahnya. Penonton masih gaduh, rekaman kejadian tersebar begitu cepat memenuhi jagad maya tentang insiden konser Lyra.
.
.
.
💐💐💐Bersambung💐💐💐
Lyra gercep banget dari pada malu langsung pingsan dong wkwk. Kira - kira gimana marahnya Kael ke Sera di belakang panggung ya?
Penasaran sama kelanjutannya???
Lanjut Next Bab ya guys😊
Lope lope jangan lupa ya❤❤
Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤