Menikah Karena Fitnah

Menikah Karena Fitnah

Bab 1.

Ciiiiit...

Braak...

Sebuah sepeda motor matic yang tengah melaju kencang tiba-tiba jatuh hingga terseret sejauh beberapa meter dan berhenti tepat di hadapan seorang gadis yang sedang menunggu taksi di pinggir jalan.

Suara benturan yang sangat keras membuat gadis itu terkejut bukan main, apalagi saat mendapati seorang pria yang tergeletak di aspal.

Beruntung pria itu menggunakan helm, kepalanya masih selamat meski tangan dan kakinya tergores mengeluarkan darah segar.

Dari banyaknya kendaraan yang tengah berlalu lalang dan orang-orang yang ada di tempat kejadian, tidak satupun dari mereka yang mau berhenti dan menolong pria itu.

Tubuh pria malang itu dibiarkan tergeletak begitu saja dan hanya menjadi tontonan semata, bahkan banyak diantara mereka yang mengambil kesempatan untuk meraih pundi-pundi uang. Mereka malah mengabadikan musibah tersebut dan mempublikasikannya di media sosial.

Sepertinya rasa simpati sudah tidak ada lagi di dunia ini, mereka hanya mengambil keuntungan dari kejadian naas itu.

Namun hal tersebut tidak berlaku untuk gadis cantik yang baru saja mengalami sport jantung.

Dia adalah Alana, seorang gadis yang baru saja pulang sehabis mencari pekerjaan. Gadis itu sempat menjerit histeris sembari menutup mata dan telinga, kakinya seketika gemetaran, tidak kuat melihat adanya darah yang tumpah di aspal.

Akan tetapi, Alana bukanlah gadis yang lemah, dia masih mempunyai hati dan perasaan meski tumbuh diantara tumpukan beling-beling kaca yang tajam.

Dari banyaknya orang-orang yang mengelilingi pria itu, hanya Alana yang berani mendekatinya. Gadis itu berjongkok dan membantu membuka helm pria itu.

"Aaaawh..."

Pria itu meringis kesakitan saat Alana tidak sengaja menyentuh lengannya.

"Ma-maaf, aku tidak bermaksud menyakitimu, aku tidak sengaja." ucap Alana dengan wajah pucat ketakutan.

Pria itu meremas lengannya sembari menatap wajah polos Alana dengan seksama. "Siapapun kau, tolong bantu aku, bawa aku pulang!"

"Ta-tapi, aku tidak tau dimana rumahmu." kata Alana menatap darah yang masih mengalir di lengan pria itu.

Alana kemudian membuka cardigan yang melekat di tubuhnya lalu merobeknya menjadi dua bagian.

Tanpa mempedulikan tatapan orang-orang yang masih mengelilingi mereka, Alana dengan cepat mengikat lengan pria itu, lalu mengikat kakinya yang terluka untuk menghentikan pendarahan sementara.

"Aku panggilkan taksi dulu ya, bertahanlah sebentar!"

Alana lekas bangkit dari jongkoknya dan menghentikan sebuah taksi yang lewat di hadapannya lalu berlari menghampiri pria itu lagi.

"Ayo, aku akan membawamu ke rumah sakit."

Alana mengerahkan seluruh tenaganya mengangkat ketiak pria itu. Setelah pria itu berhasil berdiri, Alana memapahnya memasuki taksi yang sudah menunggu, sang sopir membukakan pintu dan membantu pria itu duduk di bangku belakang.

Lalu Alana memasuki taksi itu dari pintu lainnya. "Ke rumah sakit terdekat ya, Pak." seru gadis itu setelah menutup pintu, dia duduk bersebelahan dengan pria itu.

"Ja-jangan, aku tidak mau ke rumah sakit. Tolong antar kami ke jalan mangga saja, gang marmut." timpal pria itu, dia tidak ingin ke rumah sakit, saat ini dia tidak memiliki uang untuk membayar biaya perawatan yang tentunya sangat mahal.

"Ya sudah, ke sana saja." imbuh Alana menurut.

Setelah taksi itu meninggalkan tempat kejadian, tiba-tiba ada mobil yang mengikuti dari belakang. Seorang wanita seusia Alana menyeringai sembari fokus menyetir mobilnya, dia penasaran kemana Alana akan membawa pria malang itu.

Di taksi, Alana hanya diam sembari menatap ke arah jendela yang ada di sampingnya, muka gadis itu nampak lusuh dan mengeluarkan keringat.

Ya, seharian ini Alana sangat lelah setelah menghabiskan waktu mendatangi beberapa perusahaan, dia harus mendapatkan pekerjaan secepatnya. Akan tetapi dari sepuluh perusahaan yang dia datangi, tidak satupun yang mau menerima gadis tamatan SMA sepertinya.

Alana ingin menyerah tapi tidak mungkin melakukannya, dia tidak akan diizinkan pulang oleh ayahnya sebelum mendapatkan pekerjaan yang layak.

Melihat Alana yang hanya diam, pria itu memberanikan diri menyentuh tangannya. Alana terkesiap dan memutar leher ke arah pria itu lalu menarik tangannya perlahan.

"Maaf, aku tidak bermaksud menyentuhmu." ucap pria itu dengan tatapan sayu, menyiratkan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Alana tidak menjawab dan kembali membuang pandangan ke arah depan, dia tidak terbiasa berdekatan dengan laki-laki.

"Stop Pak, di sini saja!" seru pria itu setelah tiba di tempat tujuan, sang sopir menepikan mobilnya dan berhenti tepat di depan sebuah kontrakan.

Alana membuka pintu mobil dan turun terburu-buru lalu membantu pria itu turun. Mau tidak mau, Alana terpaksa membayar tagihan taksi dengan satu-satunya uang yang tersisa di kantongnya.

"Terima kasih," ucap Alana pada sang sopir lalu memapah pria itu memasuki kontrakan.

Tanpa Alana sadari, tenyata wanita tadi masih mengikutinya dan menyelinap dari samping kontrakan. Wanita itu mengeluarkan ponsel dari tasnya dan merekam apa saja yang terjadi di dalam sana.

"Maaf, aku hanya bisa membantumu sampai di sini." Alana membaringkan pria itu di kasur yang ada di satu ruangan, kontrakan itu tidak memiliki kamar.

Namun tanpa disengaja rok yang dikenakan Alana tertindih oleh pria itu, Alana tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan terjatuh tepat di atas tubuh pria itu, Alana tidak sengaja menciumnya dan tertangkap oleh kamera wanita yang membuntutinya.

"Yes, pucuk dicinta ulam pun tiba." batin wanita itu menyeringai lalu menyelesaikan rekamannya, dia pun berlari sedikit menjauh dan berteriak memanggil warga sekitar.

"Hello bapak-bapak, ibuk-ibuk, ayo kemarilah! Ada warga sini yang tengah berbuat mesum, apa kalian akan diam saja saat komplek kalian dicemari. Ini aib loh, bisa mengundang kesialan buat kalian semua." seru wanita itu di tengah banyaknya warga sekitar yang sedang bersantai menikmati cuaca indah di sore hari.

Seketika keributan pun tak dapat dielakkan di komplek padat penghuni itu, para warga yang mendengar seruan wanita itu berbondong-bondong menghampirinya dan menanyakan siapa yang tengah berbuat mesum di sore hari seperti ini.

Wanita itu tidak langsung menjawab dan malah menunjuk ke arah kontrakan yang dimasuki Alana tadi.

"Sial, lagi-lagi pria itu membuat onar di komplek kita."

"Dasar tidak tau diri!"

"Ini tidak bisa dibiarkan. Ayo, gerebek mereka, bila perlu kita arak keliling komplek biar tau rasa."

Para warga berbondong-bondong mendatangi kontrakan itu dan membanting pintu dengan kasar.

"Gubraak..."

Deg...

Alana terkesiap dan memelototi semua orang saking terkejutnya. Beruntung Alana sudah menjauh dari pria itu.

"Hei tukang mesum, berani sekali kalian berdua berbuat dosa di komplek ini. Apa kalian tidak punya uang untuk menyewa kamar hotel?"

"Dasar wanita rendahan, tidak punya akhlak!"

"Sudah, seret saja keduanya. Botakin kepala mereka lalu kita arak keliling komplek!"

"Iya, benar."

Dua orang wanita dengan wajah judes menghampiri Alana dan menariknya secara paksa. Begitu juga dengan pria itu, dia dipaksa bangun oleh dua orang pria dan menyeret mereka ke luar.

"Hentikan! Apa yang kalian lakukan?" sergah pria itu sembari memberontak saat tiba di teras kontrakan.

"Jangan sok suci kamu, jangan pikir kami tidak tau perbuatan bejat kalian."

"Perbuatan bejat apa? Apa yang kami lakukan?" tanya pria itu kebingungan.

"Alah, jangan membela diri. Sudah tertangkap basah masih saja mengelak."

"Tertangkap basah apanya? Memangnya apa yang kalian lihat?" tukas pria itu.

Semua warga sontak terdiam karena tidak tau harus menjawab apa.

"Sudah, cepat lepaskan kami! Jangan sampai kalian semua aku tuntut karena memfitnah dan mencemarkan nama baik kami, kalian bisa dituntut dengan pasal berlapis." ancam pria itu.

Para warga bergidik ngeri dan saling memandang satu sama lain. Mereka tidak ingin dituntut karena sudah menggerebek orang tanpa bukti.

"Jangan percaya, mereka berdua itu pembohong."

Wanita yang tadi berusaha memprovokasi warga tiba-tiba berseru dari arah belakang, lalu melewati mereka semua dan berdiri di depan Alana yang tengah menangis ketakutan.

"Kak..." gumam Alana terkejut.

"Diam, aku bukan kakakmu." bentak wanita itu lalu menyalakan ponsel miliknya dan memutar rekaman yang dia ambil tadi.

"Lihat ini, mereka baru saja melakukan tindakan asusila. Lihat dengan jelas!" wanita itu berjalan mengelilingi warga sembari memperlihatkan hasil video yang dia rekam.

"Kurang ajar, ternyata kalian sedang berusaha membodohi kami." berang salah satu warga lalu menyuruh yang lain menyeret keduanya dengan paksa.

"Tidak, itu tidak benar. Kami tidak melakukan apa-apa, aku tadi terjatuh, itu murni kecelakaan." Alana mencoba membela diri.

"Jangan percaya! Mana ada maling yang mau mengaku?" selang wanita penyebar fitnah itu.

"Ayo, arak mereka keliling kampung!" seru warga bersamaan lalu menyeret keduanya tanpa belas kasih.

"Berhenti! Kalian tidak bisa main hakim sendiri seperti ini." pria itu memberontak dan dengan cepat menjauhkan Alana dari para warga. "Dia tunanganku, kami berdua akan segera menikah dalam waktu dekat." tegas pria itu sembari mendekap tubuh Alana yang masih menggigil ketakutan.

Alana sontak terkejut mendengar ucapan pria itu, begitu juga dengan wanita iblis tadi dan para warga.

"Bohong, mereka-"

"Aku tidak bohong, kami memang akan menikah. Iya 'kan, sayang?" pria itu mengusap rambut Alana untuk meyakinkan bahwa mereka memang benar sepasang kekasih.

Alana mendongak dan memelototi pria itu. "Kau-"

"Hehe... Jangan malu dong, sayang. Katakan saja yang sebenarnya pada mereka!" pria itu memberi isyarat dengan kedipan mata.

"I-iya, itu benar. Kami akan segera menikah." angguk Alana dengan berat hati.

"Untuk memastikannya, kalian harus menikah malam ini juga!" seru seorang warga.

"Haaah..." Alana membulatkan mata tak percaya.

"Baiklah, kami akan menikah malam ini di depan kalian semua." ucap pria itu lalu membawa Alana memasuki rumah.

"Awas saja kalau kalian berbohong!"

"Huuuuu..." ejek para warga lalu berduyun-duyun meninggalkan kontrakan itu.

"Hei, kenapa kalian malah pergi?" wanita tukang fitnah itu merungut kesal, dia marah karena keinginannya tidak berjalan sesuai rencana lalu berlalu pergi begitu saja.

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

tu dpanggil kakak kok jahat si pda adiknya

2024-03-02

0

sakura

sakura

..

2023-12-07

0

Salma Putri

Salma Putri

hai kak aku mampir

2023-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!