Mawar. Gadis yang sengaja diberikan kepada orang lain oleh kedua orang tuanya hanya karena terlahir sebagai anak perempuan, tiba-tiba dijemput kembali oleh orang tuanya setelah dua puluh tahun hidup tenang bersama orang tua angkat nya dan dipaksa menikah dengan calon suami kakaknya.
"Kamu harus menikah dengan Abymana menggantikan posisi kakakmu," ucap Mahendra setelah tiba di rumahnya.
"Jadi, Anda menjemputku hanya untuk ini? Ternyata kalian orang tua yang tidak punya hati," ucap Mawar.
Plak!
Marisa menampar Mawar dengan keras.
"Turuti apa yang kami minta atau kamu tidak akan pernah melihat dunia ini lagi!" tegas Marisa.
Bagaimanakah kehidupan Mawar setelah menikah dengan Aby?
Apakah Aby akan menerima Mawar sebagai istrinya atau justru mengabaikan Mawar dan memilih tetap mengejar Jingga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lena Laiha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
"Mawar," ucap Aby lagi karena Mawar tak kunjung bicara.
"Ya, kenapa Tuan Muda?"
"Kamu mau menikah denganku?"
Mawar kembali merasa kebingungan dan tak mengerti dengan apa yang sedang dibicarakan oleh Aby.
"Tuan Muda, kamu kenapa? Kamu baik-baik saja kan?"
"Aku tahu kamu pasti sudah jatuh cinta sama aku kan? Mawar, gadis malang karena harus dinikahkan dengan aku."
Mawar menarik tangannya lalu berpindah dari tempatnya duduk!
"Sepertinya ada sesuatu yang terjadi. Kamu kayak orang gila tahu gak? Bicaramu melantur dan gak nyambung. Gak jelas, gak sesuai topik yang dikatakan."
Ya, akibat terlalu banyak mengonsumsi minuman keras, Aby menjadi linglung seperti orang gila.
Mungkin efek minuman keras yang dia konsumsi belum sepenuhnya habis, alhasil laki-laki itu menjadi kesulitan berpikir dan melontarkan kata-kata yang sebenarnya tidak harus dikatakannya pada siapapun.
Mawar meraih ponselnya dari samping lampu tidur lalu menelpon Dirga.
[Halo, Mawar.]
Terdengar suara Dirga menyapa Mawar dari sebrang telpon.
[Semalam kalian dari mana dan habis ngapain?] tanya Mawar tanpa basa basi.
[Kenapa memangnya?]
[Tuan Muda menjadi gila.]
Mawar langsung mematikan sambungan telponnya secara sepihak tanpa mendengarkan perkataan Dirga terlebih dahulu.
"Gak jelas banget." Mawar menatap Aby dengan tatapan tak suka, perkataan yang Aby katakan membuatnya bingung dan kesal.
Mawar pun tak ingin lagi bicara dengan Aby akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari kamarnya!
"Mama sedang apa?" tanya Mawar saat melihat Ratu yang sedang berkutat di dapur.
"Mawar, kamu kok malah keluar, bukannya tadi Aby mau ditemani sama kamu?"
Mawar tersenyum lalu berjalan untuk lebih dekat lagi dengan sang ibu mertua!
"Mas Aby tidur Ma," ucapnya berbohong.
"Mama mau buat apa?" sambung Mawar.
"Mau masak kalio ayam, untuk kita makan siang," sahut Ratu.
"Wah, boleh aku membantu? Apa saja bahan dan bumbunya?" tanya Mawar dengan begitu antusiasnya.
Mawar memang suka memasak di kampungnya tapi untuk masakan yang satu ini, dia tidak pernah memasaknya karena ketidak tahunnya.
"Boleh dong, ini Mama sudah menyiapkan bahan dan bumbunya. Ada ayam, tentunya harus ada ayam ya namanya juga kalio ayam jadi harus ada ayam."
Mawar dan Ratu tertawa renyah.
"Iya Ma, aku tahu itu. Namanya saja kalio ayam ya bahan utamanya pasti ayam dong."
"Oke selanjutnya ini, Mama juga udah siapin kunyit bubuk yang sudah dicampurkan dengan kaldu ayam dan perasan lemon. Nah kita uleni deh ayamnya pakai bumbu ini."
Mawar terus menyimak setiap perkataan Ratu dengan teliti.
"Bumbunya ada bawang merah, bawang putih, cabai merah, jahe, kunyit, lengkuas, sereh, daun jeruk, daun kunyit, santan dan garam."
"Tapi ini Mama udah ada yang dihaluskan jadi kita tinggal tumis deh bumbu halusnya." Ratu menyalakan kompor dan memanaskan minyak untuk menumis bumbunya.
"Biar aku yang melakukannya Ma, ini tinggal masuk-masukin bahannya aja kan?" tanya Mawar sembari meraih sodet dari tangan Ratu.
"Iya. Tumis bumbunya sampai matang lalu masukan santan, daun kunyit, daun jeruk, garam dan ayamnya juga nah setelah itu masak deh sampai matang," jelas Ratu.
"Terimakasih ya Ma, udah mau ngajarin aku masak."
Ratu tersenyum sembari terus mencuci tangannya!
"Mama mau telpon Papa dulu ya, mau ngajak makan siang bareng di sini," ucap Ratu setelah mencuci tangannya.
**********
Di kediaman Mahendra.
"Papa udah pulang?" tanya Marisa.
"Papa sengaja pulang cepat karena mau ngajak Mama untuk menjenguk Mawar. Papa harap Mama tidak menolak ajakan Papa ini."
"Pa, Mawar itu sudah besar dan biasanya juga dia hidup tanpa kita."
"Papa harap Mama mengerti, jangan sampai keluarga Aby mengetahui kalau sebenarnya Mawar anak yang tidak diakui oleh kita."
"Pa, Papa bisa kan telpon Mawar atau telpon Aby buat nanyain keadaan Mawar? Bilang aja kalau kita sedang sibuk jadi gak bisa datang ke rumah mereka untuk melihat keadaan Mawar."
"Kalau mereka sampai tahu, mereka akan mengambil hak mereka dari perusahaan kita. Mama tahu kan setengah dari perusahaan kita sudah menjadi milik Abymana."
"Ya udah, kalau Mama gak mau, Papa pergi sama aku aja," ucap Jingga yang saat itu sedang menuruni anak tangga.
"Kamu mau menemui Mawar? Bagaimana kalau kamu ketemu Aby?" tanya Marisa.
"Tinggal bilang kalau orang suruhan Papa udah nemuin aku dan menyelamatkan aku dari penculik itu. Gampang kan? Lagian aku juga harus meminta maaf pada Aby dan keluarganya karena pernikahan aku dengan Aby harus gagal."
"Bagaimana kalau tiba-tiba Aby meninggalkan Mawar lalu memaksa untuk menikahi kamu?"
"Nggak mungkin Ma, lagian kalaupun itu terjadi, aku tinggal nolak karena dia udah nikah sama Mawar dan aku gak mau barang bekas meskipun Aby meninggalkan Mawar."
**********
Grep!
Aby memeluk Mawar dari belakang lalu menghirup aroma wangi tubuh Mawar.
"Tuan Muda, apa yang kamu lakukan?" tanya Mawar sembari berusaha melepaskan tangan Aby yang melingkar di perutnya.
"Kamu jangan memberontak gini dong. Aku tuh kangen banget sama kamu." Tiba-tiba Aby mencium pipi Mawar dari belakang.
Mawar terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Aby padanya, dirinya tak menyangka, Aby bisa segila itu.
"Kamu kenapa sih?" Ingin sekali dirinya menghajar Aby tapi tak berani karena ada Mamanya Aby di rumahnya.
"Sayang, kamu kenapa lama banget? Aku sampai bosan menunggu kamu."
"Aduh kalian ini. Kalau mau itu jangan di sini dong. Gak malu apa sama Mama? Atau kalian lupa kalau ada Mama?" ucap Ratu yang tak sengaja melihat mereka sedang bermesraan.
Ratu yang berdiri di belakang mereka memang melihat mereka seperti sedang bermesraan bahkan saling mencumbu satu sama lain.
Seketika Mawar menarik tangan Aby dengan keras hingga terlepas dari perutnya!
"M_Mama ... maaf ini ... ini tidak seperti yang Mama lihat kok," ucap Mawar dengan wajahnya yang sudah memerah bak keputihan rebus.
Ratu tersenyum melihat tingkah Mawar yang terlihat begitu lucu menurutnya.
"Gak usah malu lagipula dulu Mama sama Papa juga suka begini pas masih pengantin baru."
Aby berjalan mendekati Mawar lalu kembali memeluknya dari belakang!
"Kamu dengar kan apa kata Mama?"
"Kalian ke kamar sana! Jangan bikin Mama iri," ucap Ratu dengan tawa kecilnya.
Aby langsung memangku Mawar lalu membawanya pergi ke kamarnya!
"Astaga, kamu ngapain sih? Aku lagi masak, turunin aku!"
"Jangan lupa cetak cucu Mama dengan baik ya!" Ratu tertawa kecil, dia bahagia melihat putranya yang ternyata sudah menerima Mawar dengan baik.
"Kemarin aja bilangnya cinta banget sama Jingga. Eh sekarang udah nempel aja sama Mawar, dasar Aby-Aby," ucap Ratu sembari menggelengkan kepalanya.
Meski begitu dirinya kini tengah dilanda bahagia melihat Aby yang tanpa malu-malu bermesraan dengan Mawar.
Bersambung