NovelToon NovelToon
KHASANAH

KHASANAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:77
Nilai: 5
Nama Author: Anyue

Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,

Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?

Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.

Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18

Khasanah tidak kuat melihat acara tersebut saat Abdi menerima sebuah potongan kue yang diberikan oleh Yesha sambil dicium . Ia keluar dari persembunyiannya berlari keluar gedung menuju motornya .

Dari jarak cukup jauh Abdi melihat perempuan keluar dengan berlari seperti khasanah . Ia berpikir kenapa Khasanah ada di acara ini dan kenapa tidak menemuinya .

"Sayang , kamu kenapa ?" tanya Yesha melihat sikap Abdi yang aneh .

"Oh tidak apa-apa, maaf aku harus pergi sekarang ," Abdi langsung meninggalkan acara tersebut dan mencari Khasanah .

Yesha melihat Abdi meninggalkannya merasa kecewa dan sakit hati .

"Mama , papa kenapa Abdi pergi meninggalkan aku padahal sudah aku bela-belain membuat acara ini demi dia kenapa dia tega ninggalin gitu aja ," rengek Yesha pada kedua orangtuanya sambil menangis .

Kedua orang tua Yesha menatap kedua orang tua Abdi meminta jawaban .

"Maafkan atas kelancangan anak kami , kita bisa bicara baik-baik tapi tidak di sini , mari , " ajak Ibnu berjalan keluar menuju ruang privat .

"Aku tidak mau putus dari Abdi . Om Ibnu , Tante Dewi aku mohon pengertian sama kalian untuk melanjutkan pertunangan aku sama Abdi . Aku tidak mau putus . Kalau perlu batalkan pertunangan Abdi dengan perempuan itu , aku mohon Om , Tante aku masih cinta sama Abdi , " Yesha memohon kepada Ibnu dan Dewi .

Ibnu dan Dewi sebenarnya tidak tega melihat Yesha yang sakit hati tapi keputusan Abdi melamar Khasanah karena keinginan Abdi sendiri dan mereka akan menikah dalam waktu dekat .

"Maafkan kami Yesha , kami tidak berhak ikut campur masalah pribadi Abdi . Dia sudah menentukan pilihannya , Om mohon sama kamu agar ikhlas melepaskan Abdi dan semoga kamu mendapat jodoh yang lebih baik dari Abdi ," kata-kata Ibnu membuat Yesha semakin marah .

Yesha tidak akan tinggal diam ia mempunyai rencana untuk membatalkan pernikahan Abdi dan Khasanah bagaimana pun caranya . Dalam hatinya tidak akan terima jika Abdi menikah dengan orang lain cuma dia saja miliknya seutuhnya .

"Baiklah aku terima keputusan ini semoga pernikahan mereka berjalan dengan lancar ,” ucap Yesha meninggalkan mereka dengan senyum smirk .

Kedua orang tua Yesha juga merasa kecewa dengan keputusan kedua orang tua Abdi karena tidak memberitahu jika Abdi sudah melamar perempuan lain .

"Aku memang kecewa tapi aku tidak bisa menyalahkan keputusan Abdi , jodoh memang tidak bisa dipaksakan . Maafkan sikap Yesha tadi membuat kalian tidak nyaman , harap maklum Yesha anaknya manja kemauannya harus dikabulkan ," kata Andi ayah Yesha menyesal juga kecewa .

"Maafkan sikap Abdi juga karena sudah membuat semua berantakan dan berakhir tidak baik . Kita sebagai orang tua memang selalu salah dimata anak-anak kita , lebih baik kita bicarakan baik-baik dengan anak kita ,” sahut Ibnu .

"Kalau begitu kita pulang saja karena acaranya memang sudah selesai ," kata Andi berjalan keluar ruangan bergandengan dengan istrinya diikuti Ibnu dan Dewi .

Khasanah mengendarai motor dengan kecepatan tinggi , ia tidak memikirkan bahaya yang sedang mengintainya , sedangkan Abdi berusaha mengejarnya hingga sampai di belakang Khasanah .

Hati Khasanah sangat sakit dan kecewa terhadap sikap Abdi pada perempuan lain , soal ulang tahun memang ia tidak tahu menahu karena ia tidak pernah bertanya pada Abdi .

Hampir saja Khasanah tertabrak mobil yang melaju dari lawan arah beruntung mobilnya bisa mengerem secara mendadak . Abdi sampai kuwalahan mengejar Khasanah .

Khasanah berhenti di pinggir sebuah alun-alun kota kemudian turun dari motor berjalan ke tengah alun-alun yang banyak tanaman bunga matahari dan mawar juga ada tanaman lainnya .

Airmatanya mengalir begitu deras sampai sesenggukan , ia duduk di rerumputan sambil tengadah melihat awan yang berarak satu arah ke barat .

"Apakah ini sebuah ujian untukku ? Apakah masih ada cara lain untuk mengetahui semua yang tersembunyi ? Apakah aku tidak penting ? Ada apa dengan hatiku kenapa terasa sangat sakit ?" ucap Khasanah sambil mengusap airmatanya .

Ia belum pernah merasakan jatuh cinta dan belum pernah merasakan dikhianati tapi entah kenapa melihat Abdi bersama perempuan lain hatinya terasa sangat sakit padahal belum mengenal Abdi lebih jauh .

Abdi berdiri tak jauh dari Khasanah merasa bersalah , ia tidak menyangka jika Khasanah memiliki hati yang sangat rapuh sedangkan di luar terlihat kuat dan cuek pada orang lain .

Abdi merasa dunianya asing dan juga terhibur , perasaan pernah ada muncul kembali setelah lama hilang . Ia mendekati Khasanah dan duduk di sebelah dengan tatapan lurus ke depan .

Khasanah menoleh heran melihat Abdi ada disebelahnya segera menghapus airmatanya agar tidak ketahuan kalau menangis .

"Aku sudah tahu kalau kamu menangis tidak perlu malu , apa yang kamu rasakan luapkan saja . Aku tahu aku salah tapi apa yang kamu lihat tidak semuanya benar ," jelas Abdi menoleh melihat wajah Khasanah yang sembab .

Ia mengeluarkan sapu tangan dan menghapus sisa airmata yng masih mengalir di pipi Khasanah .

Khasanah tertegun melihat sikap Abdi padahal tadi ia melihat sendiri ketika Abdi di cium oleh perempuan lain di acara ulang tahunnya . Hal itu membuatnya bingung seperti dipermainkan .

"Kamu jangan berpikiran yang tidak-tidak tentang semua yang terjadi , karena kejadian itu spontan dan aku tidak tahu sama sekali , tolong percaya sama aku ," Abdi memohon sambil menggenggam tangan Khasanah .

Dengan reflek Khasanah langsung melepaskan genggaman tangan Abdi .

"Maaf belum mahram jadi tidak boleh bersentuhan ," kata-kata Khasanah membuat detak jantung Abdi terasa berhenti .

Sungguh imannya sangat tipis tentang agama , ia melupakan semua itu padahal di keluarganya sudah ditanamkan norma dan etika agama tapi ia selalu mengabaikannya dengan alasan masih ingin bebas dan tidak mau terlalu di kekang .

"Maaf ," hanya itu yang Abdi ucapkan tapi pandangannya masih tertuju wajah Khasanah yang tidak membosankan .

"Kenapa kamu menatapku seperti itu ?" Khasanah menyembunyikan wajahnya karena malu .

Abdi tersenyum melihatnya hatinya merasa tenang karena Khasanah tidak membahas masalah tadi , ia sudah menyiapkan kata-kata jika saja Khasanah membatalkan pernikahan mereka .

"Apakah hubungan kalian sudah melebihi sekedar pacaran ?" tanya Khasanah dengan perasaan bimbang .

Sebuah pertanyaan yang tidak disangka oleh Abdi akhirnya keluar juga .

Abdi gelagapan ingin menjawab bagaimana tapi jujur Abdi belum siap jika harus melepaskan Khasanah hatinya sudah ada namanya dan sosok Khasanah . Ia tidak akan pernah melepaskan Perempuan sebaik Khasanah .

"Kami pernah menjalin hubungan kurang lebih lima tahun tapi sempat putus nyambung beberapa kali sampai aku menemukan mu dan ingin serius sama kamu ," jawab Abdi dengan jujur .

Khasanah menarik napas panjang dan menghembuskan ke udara dengan kasar .

"Apakah di hatimu masih menyimpan namanya ?" Khasanah berusaha tenang meskipun hatinya penuh berjuta pertanyaan yang ingin ia tanyakan .

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!