Asyifa Nadira harus menerima kenyataan pahit disaat dirinya hamil besar justru ditinggalkan sang suami mengejar wanita lain.
Dengan bekal pendidikannya dia terus berusaha membesarkan sang anak seorang diri dengan menjadi dosen di salah satu kampus terkenal.
Tanpa disangka dirinya terlibat kesalah pahaman dengan seorang mahasiswa yang mengharuskan mereka untuk menikah.
bagaimana perjalanan kisah cinta dua insan beda usia tersebut? ikuti terus ceritaku ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 aku bersamamu
Suara isak tangis terus menggema di dalam kamar itu. Tak peduli akan ucapan sang suami yang terus mencoba menenangkannya.
"Ma, ayolah jangan menangis terus begitu. Papa jadi bingung kalau Mama menangis." Wira mencoba untuk membujuk Rina.
"Kalau saja Papa sedikit melunak kepada Dion maka Mama tidak akan sesedih ini. Lihatlah Dion dari segi baiknya Pa. Janganlah Papa terus menilainya buruk terus." ujar Rina masih dengan tangisannya.
"Papa hanya ingin dia tahu. Biar dia nurut Ma, jangan terus-terusan memanjakannya." Wira masih saja tetap dalam pendiriannya.
"Mama tidak pernah memanjakannya. Mama hanya mendukungnya. Dion itu butuh sebuah dukungan Pa, selama ini dia cukup tertekan dengan perilaku Papa Dan Shaka." kini Rina mencoba untuk mengeluarkan unek-unek di hatinya.
"Kenapa Papa yang disalahkan? Dan kenapa Mama bawa-bawa Shaka?" protes Wira.
"Karena Papa hanya memandang Shaka baik-baiknya saja. Sementara Shaka sendiri selalu memojokkan Dion di setiap situasi. Aku tau Papa sangat menyayangi anak pertama Papa itu tapi jangan lupakan bahwa Dion juga anakmu Mas." jika sudah memanggil Wira dengan sebutan 'Mas' begini artinya Rina benar-benar serius.
"Aku tahu Mas Wira tidak terima Sarah meninggalkanmu. Dan Mas Wira melampiaskan kekesalan itu kepada Dion. Mas, Sarah itu tidak pergi begitu saja. Dia sakit, dia pergi karena kehendak Tuhan. Harusnya kalau Mas Wira benar-benar sayang dengan Sarah maka jangan egois. Anggaplah Dion itu hadiah dari Sarah. Sayangi dia selayaknya seorang ayah dan anak. Jangan lagi sakiti perasaannya Mas." suara Rina kian meninggi ketika membahas Sarah, ibu kandung Dion yang tak lain adalah sahabat Rina sendiri.
Wira terdiam. Kemudian pria itu tampak menunduk. Entah apa yang sedang dia pikirkan. Rina hanya ingin Wira menyadari tindakannya dan tak lagi terus-terusan menyalahkan Dion.
Cukup lama Wira diam seperti itu. Sementara Rina masih duduk di samping suaminya. Hingga tiba-tiba Wira meraih tangan Rina dan menggenggamnya erat.
"Kamu benar Rina, aku sudah keterlaluan dengan Dion. Selama ini aku selalu menyalahkannya. Aku terus mengingat Sarah saat melihat Dion dan aku rasanya tak sanggup. Aku ingin menyusulnya." rentetan kalimat itu terasa begitu menyesakkan.
"Mas, jalan hidup Tuhan tidak ada yang tahu. Jika mas Wira berfikir menyusul Sarah maka pikirkan lagi tentang Dion. Dia membutuhkanmu. Dion adalah buah cinta kalian berdua, maka rawatlah cinta kalian melalui Dion." ucap Rina lirih.
Wira pun menatap Rina dengan mata yang merah dan berkaca-kaca.
"Rina, apa kau tidak marah? Aku selalu menempatkanmu yang kedua setelah Sarah? Padahal kau juga istriku?" tanya Wira lirih.
Rina pun menggeleng. Ada senyum indah terukir di wajah cantik yang sudah keriput itu.
"Karena aku tahu hatimu selalu untuk Sarah, dan kehadiranku di sisimu juga karena Sarah. Lima belas tahun menemanimu saja aku sudah bahagia Mas." ucap Rina dengan mata berkaca.
Entah mau senang atau sedih. Memang kehadirannya di keluarga ini adalah atas permintaan Sarah sang sahabat. Karena rasa sayang dan hutang budi membuat Rina menerima pernikahannya dengan Wira. Alasan utamanya adalah Dion, agar tak ada ibu tiri lain yang merawat Dion.
Wira pun mengecup kening Rina dan memeluknya dengan erat. Seolah merasa beruntung memiliki istri yang begitu mengerti dan perhatian padanya di masa tua ini.
"Rina, apa aku boleh mengatakan bahwa aku mencintaimu?" ucap Wira.
"Tentu saja, tapi jangan cintai aku saja. Cintai juga anak-anak kita ya. Terutama Dion." ujar Rina.
Wira pun mengangguk. Apapun yang dikatakan Rina akan dia turuti. Karena selama ini Rina selalu menuntunnya menjadi pria yang baik.
"Besok, minta maaflah kepada Dion. Bicara dengan baik dan jangan sakiti perasaannya lagi" ujar Rina menekankan. Sementara Wira hanya menjawabnya dengan anggukan. Setelah itu mereka kembali berpelukan.
...****************...
"Aahh.. Aahhh..." tanpa sadar Dion mengeluarkan desa han dari mulutnya meski kedua matanya masih terpejam.
Kali ini dia bermimpi cukup menggairahkan. Dimana Syifa sedang sibuk mengeluar masukkan miliknya di mulut cantiknya.
Tapi mimpi itu terasa seperti nyata. Bahkan Dion semakin bergejolak saja dibuatnya. Hingga tanpa sadar tangannya mulai meraba bagian bawah.
Dion merasakan sebuah kepala dan rambut berada di antara kedua kakinya. Sentuhan itu tampak begitu nyata membuat Dion pun perlahan mulai mengumpulkan kesadarannya. Dia mengerjapkan matanya menatap sekitar.
"Aahh..." Dion yang tersentak dengan rasa nikmat pun langsung melihat ke bawah.
Pemandangan yang sungguh luar biasa membuat Dion terkejut sekaligus heran. Rupanya itu bukan mimpi. Ternyata Syifa sedang sibuk memainkan senjatanya dengan mulutnya.
"S-sayang.. Apa yang kau- ahh.." Dion bahkan sampai tak bisa berucap dengan benar.
Sementara Syifa hanya menatapnya sekilas dengan menyunggingkan senyumnya.
Cukup lama Syifa melakukan hal itu hingga membuat Dion kelenjotan sendiri. Tak biasanya istrinya bertingkah seperti itu meski Dion pun senang dan menikmatinya.
Akhirnya Syifa menegakkan tubuhnya dan merayap ke atas tubuh Dion. Lagi-lagi Dion dibuat terkejut dengan Syifa yang mengenakan lingerie sexy yang dia bawa.
Tanpa mengatakan apapun Syifa langsung menyambar bibir Dion dan menciumnya dengan penuh gairah. Dion yang masih mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya akibat bangun tidur pun sempat kewalahan.
Lalu ciuman itu merembet ke telinga serta leher Dion. Bagaimana tidak meremang jika sang istri menggodanya begini.
"Sayang.. Kamu kenapa?" Dion masih saja bingung dengan sikap istrinya yang benar-benar tak biasa ini.
"Nikmati saja sayang, aku bersamamu. Aku milikmu.." suara Syifa yang berbisik di telinga Dion semakin membuatnya tertelan kabut gairah.
Bahkan Syifa dengan nakalnya mulai meliuk-liukkan tubuhnya di atas Dion. Melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya. Meski pakaian transparan itu sudah mengekspos lekuk tubuhnya sejak tadi.
Daripada pusing sendiri akhirnya Dion pun mulai mengikuti permainan istrinya. Dia mulai mengimbangi setiap perlakuan Syifa padanya.
Sebenarnya dalam hati Syifa dia masih sedikit ragu. Dia takut jika Dion masih bereaksi kasar padanya. Namun Syifa sudah bertekad melakukan ini.
Dan respon yang diberikan Dion pun membuat Syifa cukup lega. Dion sudah kembali menjadi sosok manis seperti biasanya.
Memperlakukan Syifa dengan lembut dan penuh perhatian. Hingga permainan yang seharusnya dipimpin oleh Syifa ini membuatnya terbuai lebih dahulu.
Cukup lama mereka saling beradu melepaskan semua hasrat masing-masing. Tak terhitung berapa kali pelepasan syifa sementara Dion pun juga sudah berkali-kali buktinya saat ini sudah dini hari.
Syifa dan Dion tergolek lemas setelah olah raga ranjang ini. Keduanya pun sama-sama terpejam untuk mengumpulkan tenaga.
Ada perasaan lega untuk Syifa meski awalnya dia begitu malu luar biasa. Syifa yang terus mencari tahu tentang kondisi Dion di internet menemukan beberapa artikel bahwa berhubungan suami istri adalah cara paling ampuh mengatasi stress dan masalah emosional.
Sehingga dengan memberanikan diri Syifa harus memberanikan diri untuk 'melakukannya' terlebih dahulu. Sebagai wanita yang bukan sosok agresif tentu ada rasa canggung luar biasa.
Memakai pakaian tipis yang kurang bahan itu saja sudah membuat Syifa malu apalagi sampai meminta terlebih dahulu.
Persetan semua ini demi kesembuhan Dion.
...****************...
Apakah di season2 Hana akan hamil thor...🤔🤔🤔
Lom lagi lo tau siapa yg udah lo jambak.
Kalok sampek lo tau siapa kakak tuh gadis???
Mampus lo...
Macem"sama keluarga papa Wira...
Ayo Mas Dion,Hamilin tuh bu Dosen /Facepalm//Facepalm/
Cusslah Gasskeun...💪💪💪💪💪
Jangan kasih kendor...
Hajar truss sampai gemporrr...😄😄😄