NovelToon NovelToon
Haruskah Aku Berbagi Suami

Haruskah Aku Berbagi Suami

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Cerai / Wanita Karir / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Faza Nihaya

Setan apa yang telah merasuki suamiku. Dengan teganya ia bermain dibelakangku. Terlebih didalam kamar yang sering aku dan suamiku memadu kasih.
Aku buka perlahan knop pintu itu. Dan untungnya tidak terkunci. Perlahan aku melangkah. Namun aku dikejutkan dengan dua sosok manusia yang sedang berada dalam satu selimut. Aku mendekat. Aku tarik rambut perempuan itu. Tak peduli ia merasakan kesakitan atas perlakuanku.
Dan sejak saat itu. Aku Ajeng Shafanina akan membalaskan atas luka yang mereka torehkan kedalam hatiku. Dan aku akan buktikan bahwa aku pun bisa tanpanya. Tanpa seorang Yudha Mahardika, suami yang tak tau diri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faza Nihaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengungkapkan Isi Hati

Yudha dan Herman melangkah dengan gontai ke arah ruangan direktur utama.

Pintu pun mereka buka, lalu melangkah sambil menundukkan kepalanya. Begitu juga Yudha, meski ia sahabatan, tapi benar-benar tak berani hanya sekedar mengangkat wajah.

"Duduk." titah Abian. Keduanya pun duduk.

"Saya sudah tau semuanya apa yang kalian perbuat di perusahaan saya." ujar Abian to the point.

"Terutama kamu Yudha. Kenapa kamu memanfaatkan kepercayaanku? Apa itu yang disebut sahabat?" tekan Abian. Lalu bangkit berdiri menatap dua lelaki yang terus menundukkan kepalanya.

"Ma...maafkan saya Abian, aku terpaksa melakukan semua itu." kata Yudha.

"Terpaksa kamu bilang? Lalu apa yang membuatmu terpaksa? Jabatan CEO sudah kamu dapatkan, gaji dari sana apa gak cukup?" tanya Abian menatap tajam pada sahabatnya.

"Itu karena Fiona selalu menuntut, semua keinginannya harus dituruti, apalagi aku punya cicilan rumah perbulan yang lumayan besar dan rumah itu akan aku kasihkan untuk anakku, Qeera." papar Yudha.

"Kenapa kamu jadi bodoh gitu Yudha? Mana Yudha yang aku kenal, kamu mau saja memilih Fiona daripada Ajeng istri kamu sendiri. Yang sudah jelas Fiona itu perangainya buruk." kata Abian sedikit kesal.

"Darimana kamu tau kalau dia itu buruk?" tanya Yudha.

"Dari temanku, kalau dia ditinggalkan Fiona karena memilih kamu yang lebih kaya darinya."

Seketika Yudha diam, dan merenungi semua yang dikatakan sahabatnya.

"Dengan terpaksa, saya akan mengeluarkan kalian dari kantor ini, dan akan menjebloskan kalian kedalam penjara." kata Abian dan ia duduk kembali sambil memainkan bolpoin di jarinya.

Yudha dan juga Herman terkesiap.

"Apa bapak punya bukti? Sehingga main lapor saja?" tanya Herman.

"Untuk apa saya mengatakan ini kalau bukti tidak saya pegang, tentu saya punya bukti yang sangat kuat. Kalian ingat? Saat tengah melakukan tugas proyek di bogor? Itu jelas di nota tertulis sekian. Tapi yang keluar malah lebih dari itu. juga apa kalian ingat? Saat kita membeli saham di perusahaan Pak Cipto? Sekretarisnya bilang kalian membayar harga sekian, tapi kalian bilang pada saya kalau harganya lebih dari itu. Dan masih banyak lagi kecurangan yang kalian lakukan." papar Abian serius.

"Oke, aku akui aku salah, tolong kamu maafkan aku. Aku akan perbaiki semuanya dan akan mengganti seluruh kerugian di kantor ini, asal aku gak jadi dipecat." kata Yudha.

"Semua sudah terlambat, aku sudah tidak percaya lagi sama kamu." kata Abian. Lalu mengambil ponselnya menghubungi seseorang.

"Hallo Pak, tolong datang ke ruangan saya, untuk membawa dua penghianat ini." titah Abian pada dua polisi yang sudah siaga dilantai bawah, karena Abian sudah mempersiapkan semuanya.

Yudha sangat panik, sehingga bangkit dan bersimpuh memohon maaf pada sahabatnya agar tidak diseret kedalam penjara.

Herman malah diam saja, ia lebih ke pasrah karena memang dirinya juga salah.

"Apa kamu tega membiarkan aku, sahabatmu mendekam didalam penjara? Sementara aku sudah berkorban banyak untuk perusahaan ini." papar Yudha.

Abian tetap bergeming, sama sekali tak mendengarkan perkataan Yudha.

Dua polisi itu pun masuk dan langsung memborgol tangan mereka berdua.

"Abian, ayolah jangan seperti ini. Kita sahabatan sejak kecil bukan? Aku mohon." kata Yudha memelas.

"Sahabat yang menusuk dari belakang, dan aku anggap kamu bukan sahabatku lagi." tekan Abian.

"Abian, Abian .... " Yudha terus memanggil nama itu saat ia di seret paksa oleh polisi dan dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

"Kenapa kamu diam saja Herman, ayo mohon padanya supaya kita tidak jadi dipenjara." kata Yudha menoleh pada Herman.

"Untuk apa memohon, sementara Pak Abian pasti akan melanjutkan perkara kita." jawab Herman.

Lalu mereka berdua masuk kedalam mobil bersama dua polisi dan melaju meninggalkan kantor itu.

Abian merenungi apa yang dia lakukan benar atau salah. Namun kejahatan Yudha sudah tidak bisa di tolerir lagi karena perusahaannya sudah rugi ratusan juta.

Ia memejamkan matanya sangat lama, lalu tiba-tiba teringat pada Ajeng dan segera membuka matanya.

"Ajeng." desisnya. "Aku janji akan mengutarakan semua isi hatiku sama kamu, tunggu aku sayang." gumam Abian sambil mengulum senyum.

Ia pun bangkit dan keluar dari ruangannya, lalu melangkah dan menuruni anak tangga satu persatu lalu keluar dan langsung naik kedalam mobil.

Sepanjang perjalanan ia memikirkan cara bagaimana cara mengungkapkan isi hatinya pada perempuan yang ia cinta.

Hingga tak terasa, mobil pun sudah tiba didepan ruko itu, dan matanya langsung menangkap sosok perempuan tersebut yang sedang melayani para pembeli yang sesekali tersenyum.

"Senyumanmu dari dulu tak pernah berubah Ajeng. Aku sangat suka itu." gumamnya sambil terus menatap Ajeng dari kejauhan.

Setelah para pembeli satu persatu keluar, ia pun segera turun dari mobil dan melangkah pasti memasuki ruko itu.

"Ajeng." panggil Abian, dan Ajeng pun menoleh.

"Abian? Tumben datang kesini?" tanya Ajeng.

"Ak... Akuu ... " tiba-tiba Abian gugup. Padahal dari tadi ia berusaha untuk tetap santai.

"Ayo masuk dulu. Kita ngobrol, biasa diruang tamu." ajak Ajeng yang melangkah duluan dan Abian dibelakangnya sambil menarik napas berat lalu mengeluarkannya secara perlahan.

Hal itu pun tak luput dari pandangan tiga karyawan disana. Riana, Yumna dan juga Zia. Mereka bertiga menahan tawa melihat Abian seperti itu.

"Ehh, kalian berpikiran sama gak sih sama aku?" tanya Zia.

"Iya, kurasa Lelaki tadi menyukai Bu Ajeng." jawab Riana.

"Kurasa juga begitu, tapi ... Lelaki yang kemarin datang kesini juga sepertinya menyukai Bu Ajeng juga." timpal Yumna.

"Masa sih?" tanya Riana.

"Yang barusan siapa sih namanya?" tanya Zia.

"Dia Pak Abian kalau gak salah, memangnya kamu gak dengar tadi Bu Ajeng manggil dia apa?" kata Riana.

"Terus lelaki yang dimaksud satu lagi siapa?" tanya Zia lagi.

"Namanya Pak Luthfan." jawab Riana.

Mereka bertiga terus membahas antara tiga orang itu, Ajeng, Abian dan juga Luthfan.

Tiba diruang tamu, Ajeng ijin sebentar untuk membuatkan minuman.

Sementara yang akan dibuatkan minuman, terlihat tak tenang, Abian sangat gugup. Karena baru kali ini ia akan menyatakan cinta pada seorang perempuan. Karena sebelumnya si perempuanlah yang lebih dulu menyatakan cinta.

Karena sejatinya Abian memang banyak yang menyukainya, wajah tampan dan berkulit putih, alis tebal hidung mancung juga dipipi ada sedikit bulu, tentu membuat siapa saja perempuan yang melihatnya pasti berdesir dan ingin dekat dengannya.

Sesekali ia membetulkan duduknya dan mengacak rambutnya dengan kasar.

Ia tarik napas perlahan dan mengeluarkannya perlahan juga.

"Kenapa aku jadi gugup gini sih." gumamnya.

Ajeng pun datang membawa dua minuman teh manis hangat dan langsung menaruhnya diatas meja.

"Silakan diminum. Maaf tiap kesini pasti tidak ada minuman special." kata Ajeng tersenyum.

"Gak papa, ini juga udah special banget kok." jawab Abian tersenyum juga.

"Kamu bisa aja, cuma gitu doang." balas Ajeng. "Ngomong-ngomong, kamu tumbenan nih datang kesini? Ada apa? Maksudku apa ada hal penting?" tanya Ajeng.

"Penting, sangat penting." Abian reflek membuat ia malu sendiri.

"Oh ya? Ada hal penting apa memangnya?"

Abian terdiam sejenak. Dan keringatpun tak terasa menetes, benar-benar baru pertama kali.

"Abian? Kamu gak papa kan?" tanya Ajeng.

"Ajeng aku ... Aku ... "

"Ya, ada apa?"

Abian memberanikan diri meraih tangan Ajeng. Membuat Ajeng melebarkan matanya menatap tangannya yang diraih itu.

"Ajeng, maaf kali ini ... Aku gak bisa lagi menahan rasa ini sama kamu. Kalau aku .... Suka sama kamu." papar Abian menatap Ajeng dengan dalam.

Ajeng menundukkan kepalanya dan hendak menarik tangannya namun malah di genggam kuat oleh Abian.

"Apa aku salah mengutarakan rasa ini sama kamu?" tanya Abian.

Ajeng menggelengkan kepalanya. "Apa yang kamu sukai dari aku? Aku ini hanya seorang janda beranak satu, sementara kamu? Masih banyak gadis diluaran sana yang lebih baik dari aku, yang lebih layak daripada aku." jawab Ajeng yang terus menundukkan kepalanya.

"Tapi aku gak menyukai mereka, aku hanya cinta sama kamu Ajeng." jelas Abian.

Dan disaat itulah, Qeera membuka pintu dan masuk bersama pengasuhnya. Membuat tangan yang saling tertaut itu terlepas seketika.

1
Olga Kandou
karma pelakor
martina melati
permisi thor... bikin novel tentang guna2 istri muda ato guna2 duda gt/Ok/
martina melati
hasna dpasangkan dg luthfan aja thor
martina melati
apa gk pindah skul aja nih...
martina melati
kepo y, bu laras...
martina melati
ato bersih2 rumah y/Facepalm/
martina melati
walopun sahabat, mungkin yudha tidak bercerita tentang fiona (padahal pernah dekatkn/pacaran) pd abian.
martina melati
permisi thor, sepertiny ada yg typo nih... _aku gak mau punya bunda lagi_ seharusny ayahkan?
Lala lala
ini kknsepnya gmn..katanya ajeng balik ke rmh ortunya dan perjalan sampe 2 jam..knp bs ketemuaan dg kwn husna dg mudah, knp bs sekolah qeera kyk dekat rumah eyangnya..mobil yudha jg bs samaan..kyk msh satu kota aja..
Jumiah
haduh cari masalah sih ibu...
y nma jua lg kesel y bu..
nasib yudha jd apes setelah pisah sma
istri ...
Jumiah
ia bian jangan sampai nyesal lg klo
kmu lambat..quien jua suka sma kmu ..
Jumiah
sdh yuda gk kerja lg ,baru fiona kasih tau klo kemungkinan kecil bisa punya anak..
Jumiah
jangan mau jeng ,ucapan suami mu ,lain di mulut lain dihati ,
bersukur sdh lepas dri suami mu...
kalea rizuky
egois bgt sumpah Hasna
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget thor khusus utk laki-laki memilih selingkuh dari pada istri akhir mennyesal
Tri Utari Agustina
Karma berlaku Yudha menyiak istri mu nanti terjadi padamu
adeeva channel
alur ceritanya bagus
Aya Vivemyangel
Kebanyakan menyeka sudut mata ini si ajeng 😌
Aya Vivemyangel
Agak berbelit ya ,,,
Intan IbunyaAzam
Hasna yg memilihnya Ajeng ksian dy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!