Alzahro adalah pria miskin dan hanya bekerja serabutan. Awalnya pernikahan itu terjadi karena kecelakaan kecil, ya itu Saat Genisa hendak menikah, tunangan Genisa kabur di hari pernikahannya. kebetulan Alzahro sedang lewat ia pun di tarik oleh Genisa sebagai pengganti pengantin pria.
Selama hidupnya di rumah keluarga Genisa, ia tidak pernah di anggap sebagai keluarga, melainkan seorang pembantu di rumah itu, tapi meskipun Genisa tidak mencintainya, Genisa juga tidak membencinya. Hanya Genisa yang baik padanya di rumah itu.
Berkali-kali Ibu Genisa minta Alzahro bercerai dengan Genisa, tapi Alzahro selalu menolaknya, hingga akhirnya Ibu mertuanya itu pun melakukan sesuatu padanya, memukulnya dengan kayu hingga ia sekarat.
Di saat ia sekarat, ia mendapatkan sebuah berkah, yaitu sistem yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
Perjalanan panjang yang melelahkan., ia pun sampai di rumah. Tapi Sebelum memasuki halaman rumah, ia dengan hati-hati menyimpan mobilnya ke dalam sistem yang ada parkir otomatis.
Ia masuk ke rumah sambil membawa serta kantong belanjaan yang penuh berisi bahan makanan kesukaan Genisa, istrinya.
Aroma bau rebusan menyambutnya begitu ia melangkah masuk rumah. Dari dapur terdengar suara pisau yang memotong sayuran. Dengan langkah cepat, Alzahro menuju ke dapur, ia penasaran siapa yang ada di dapur.
"Eh, siapa yang memasak di dapur?" tanyanya setengah berbisik, seraya mengintip dari ambang pintu. Betapa terkejutnya ia melihat Genisa, istrinya, berdiri di depan talenan, dengan cekatan memotong-motong sayuran.
"Eh sayang, kok kamu yang masak," ucap Alzahro meletakkan bahan belanjaan di atas meja lalu mengambil pisau dari tangan Genisa. "Biarkan aku yang menyelesaikannya, Sayang. Kamu sudah lelah seharian," kata Alzahro tersenyum.
"Habis kamu bilang mau masak untukku, pas aku bangun kamu nggak ada," ucap Genisa dengan suara pelan, matanya menatap Alzahro dengan raut wajah yang masih dipenuhi kekecewaan.
Alzahro meletakkan pisau yang dipegangnya, lalu mengusap lembut pipi Genisa. "Maaf, Sayang," katanya lirih. "Aku sudah berjanji ingin memasak makanan enak untukmu. Tapi… tadi aku bertemu dengan seorang anak kecil di supermarket. Dia mencuri. Ternyata ibunya meninggal, dan ayahnya juga selingkuh. Anak itu cuma tinggal bersama anaknya dan nggak punya keluarga yang merawatnya. Jadi, aku membawanya ke panti asuhan. Aku ingin memastikan dia mendapatkan tempat yang aman dan terlindungi," jelas Alzahro panjang lebar. Ia menyelesaikan potongan sayur dari istrinya itu.
Genisa terdiam, menatap suaminya dalam-dalam. ia haru. Ia tidak menyangka, pria yang dinikahinya tanpa didasari cinta pernikahan yang awalnya hanya sebuah kebetulan, ia memiliki hati yang begitu mulia dan penuh kasih sayang. mungkin pernikahan tanpa cinta ini, mungkin, justru telah membawanya pada cinta sejati.
"Kapan-kapan jika ada waktu, kita jenguk dia ya di panti, dia pasti sangat senang," sambung Alzahro sambil melihat ke arah Genisa.
"Ah sayang, kok kamu berdiri saja, ayo kamu duduk saja, aku akan memasak makanan lezat untuk mu," ucap Alzahro memegang bahu Genisa dan menuntunnya ke kursi.
Genisa pun duduk menuruti perintah Alzahro. Alzahro kembali ke kompor, ia mengambil bahan belanjaan dan mulai memotong daging secara tipis-tipis agar cepat masak.
Alzahro fokus memotong sayur dan bawang bombay, gerakan tangannya begitu terampil dan cepat. Genisa mengamati punggung suaminya dari belakang, sebuah senyum lembut mengembang di bibirnya.
"Dia… benar-benar baik sekali," gumam Genisa pelan, suaranya hanya dapat didengar oleh telinganya sendiri. "Dia bukan hanya baik, tapi dia sangat pintar memasak. Masakannya… luar biasa. Tapi… kenapa aku baru sadar sekarang ya?" Selama ini, ia terlalu sibuk dengan pekerjaan dan urusannya sendiri hingga tak pernah memperhatikan kebaikan dan kelembutan yang selama ini diberikan Alzahro.
Beberapa saat kemudian, aroma masakan yang menggugah selera memenuhi ruangan. Alzahro menata hidangan di atas meja makan, sebuah sajian yang luar biasa dan penuh kasih sayang.
"Ayo makan, kamu pasti sudah sangat lapar," ajak Alzahro, suaranya hangat dan lembut.
Bau harum masakan itu langsung menggugah perut Genisa yang memang sudah keroncongan. Ia pun menyantap makanan tersebut dengan lahap, seperti orang yang tiga hari tidak makan.
Masakan Alzahro memang sangat lezat, rasanya ia tak berhenti makan.
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......