NovelToon NovelToon
One + One (One Night Stand)

One + One (One Night Stand)

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Single Mom / Anak Kembar / CEO Amnesia
Popularitas:254k
Nilai: 5
Nama Author: Dea Anggie

Audrey ditipu Adik kembarnya. Ia dijual pada seseorang untuk pelunas hutang. Tahu ia dikhianati sang Adik, Audrey pun berhasil melarikan diri. Sayang sekali, ditengah pelariannya ia justru bertemu pria tampan yang dalam keadaan setengah mabuk.

Hansen yang dijebak perempuan licik, meminta bantuan Audrey. Ia lantas menarik paksa Audrey ke kamarnya. Hal tak terduga terjadi, Audrey tak mampu menolak dorongan tenaga pria kekar yang ada dihadapannya. Pada akhirya, Hansen dan Audrey menghabiskan malam panas bersama-sama.

Saat bangun keesoakan harinya. Audrey tak menjumpai adanya Hansen. Hanya ada secarik kertas dan kartu nama yang ditinggalkan Hansen untuk Audrey. Hansen ingin Audrey menemuinya setelah membaca pesannya. Membaca pesan Hansen, Audrey hanya memasang wajah masam. Ia meremat kertas dalam genggaman dan ingat akan wajah sang Adik yang membuatnya harus kehilangan kesucian sebelum menikah.

Apa yang akan terjadi pada Audrey? akankah ia pergi mendatangi Hansen, atau menghindarinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dea Anggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

One + One (28)

Begitu bibirnya bertemu bibir Audrey, Hansen terpikirkan mimpinya. Di dalam mimpinya ia juga begitu dalam menikmati ciumannya.

"Apa ini? kenapa aku terbayangkan mimpi itu?" batin Hansen.

Ciuman terlepas. Hansen dan Audrey saling memandang. Hansen menatap seluruh bagian wajah Audrey tanpa terlewat, ia mengerutkan dahi begitu melihat area bibir sampai dagu Hansen.

"Apa wanita itu Audrey?" batin Hansen.

Audrey mengatur napasnya. Hansen begitu intens mencium sampai ia terasa sesak. Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya dipeluk. Hansen memeluk Audrey dan mengusap punggung Audrey.

"A-apa yang kamu lakukan?" tanya Audrey.

"Memastikan sesuatu," jawab Hansen.

Audrey melepas pelukan dan menatap Hansen, "Memastikan apa?" tanya Audrey mengernyitkan dahi.

Audrey kesal karena Hansen bertindak sembarangan dan membuatnya tidak nyaman.

"Aku akan bertanya sekali lagi padamu, Audrey. Apakah kita pernah bertemu, sebelum aku kehilagan ingatan? dan ... apakah kita pernah tidur bersama?" tanya Hansen menatap Audrey.

Audrey terkejut. Matanya melebar. Ia pun mendorong tubuh Hansen menjauh dan segera berdiri dari pangkuan Hansen.

"Apa dia mengingat sesuatu? atau dia hanya menerka? tidak! aku tidak akan terlena oleh buaian pria ini." Batin Audrey.

"Sepertinya kamu harus kembali ke kamarmu, Hans. Pembicaraan ini tidak bisa kita lanjutkan," kata Audrey.

"Jawab dulu pertanyaanku, Audrey." kata Hansen berdiri dari posisi duduk.

Audrey berbalik membelakangi Hansen, "Tidak ada yang perlu di jawab, pergilah ... " jawab Audrey dengan nada suara gemetar.

Hansen memeluk Audrey dari belakang. Ia mencium leher Audrey dan berbisik sesuatu, mengatakan kalau ia merasa tidak asing saat bersentuhan dan berciuman dengan Audrey. Seolah ia dan Audrey pernah punya suatu hubungan.

Audrey menangis. Ia tidak tahu harus apa lagi. Ia senang, karena setidaknya Hansen masih bisa sedikit mengingatnya, walau hanya kenangan yang samar. Tapi ia tidak bisa jujur. Ia takut kalau sampai Hansen tahu Cello dan Cella anaknya, maka mereka akan dipisahkan. Karena belum tentu keluarga Hansen mau menerima Audrey.

"Jadi jawablah, Audrey." bisik Hansen.

"He-hentikan, Hans ... " kata Audrey mencoba melepaskan tangan kekar Hansen yang melingkar diperutnya.

Tangan Hansen berhasil dilepaskan. Audrey berbalik dan menatap Hansen.

"Apa kamu sungguh tidak ingat sesuatu? siapa aku, di mana kita bertemu, dan apa yang kita lakukan?" tanya Audrey.

Hansen menunduk, "Maaf, aku tidak ingat sama sekali. Yang aku ingat ... (Hansen menatap Audrey dan menyenyuh tahi lalat di dagu Audrey) sepertinya ini." kata Hansen.

"Apa? tahi lalatku?" sahut Audrey.

"Ya, ini. Setelah kecelakaan, aku sering bermimpi hal aneh. Aku bersama wanita dan wanita itu memiliki tahi lalat sepertimu. Wajah wanita itu buram, yang jelas terlihat hanya area bibir dan yang paling mencolok adalah tahi lalatnya saja, Karena itu jawablah, apa itu kamu, Audrey?" tanya Hansen.

Audrey menangis. Air matanya membasahi kedua pipinya. Ia tidak bisa menyembunyikan air matanya lagi dihadapan Hansen. Melihat Audrey menangis, Hansen merasa sedih. Dadanya terasa penuh sesak. Ia menyeka air mata Audrey dan mencium kedua kelopak mata Audrey bergantian.

Ponsel Hansen berdering. Ia mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya dan melihat nama Anastasia di layar ponselnya. Audrey juga melihat nama yang sama, dan ia pun meminta Hansen menerima panggilan sekalian kembali ke kamarnya.

"Pergilah, kembali ke kamarmu, Hans. Angkat panggilan itu. Jika dia menghubungimu larut malam begini, bukankah dia seseorang yang istimewa bagimu? dia kekasihmu? atau istrimu? siapapun itu aku juga tidak peduli. Aku lelah, aku ingin tidur." kata Audrey memalingkan pandangan tak ingin menatap ke arah Hansen.

"Sepertinya kamu salah paham, Audrey. Dia ... " kata-kata Hansen terpotong oleh Audrey.

"Aku bilang cepat pergi! jangam membuatku harus berteriak dan membangunkan anak-anak," sela Audrey emosi.

"Ya, ya. Aku pergi. Aku akan jelaskan semuanya kalau kamu sudah tenang." kata Hansen, yang langsung berjalan pergi meninggalkan kamar Audrey.

Audrey menatap kepergian Hansen yang menghilang di balik pintu. Ia duduk di sofa dan terdiam. Air matanya terus keluar tidak bisa dihentikan.

"Tujuh tahun berlalu. Wajar kalau dia yang tidak ingat denganku memiliki kekasih. Kenapa aku harus kesal dan meluapkan emosiku? Hahhh ... (hela napas kasar Audrey) aku tidak akan memberitahunya apa-apa. Biar dia ingat sendiri apa yang terjadi pada malam itu." batin Audrey.

Audrey memutuskan untuk menjaga jarak dengan Hansen. Ia berniat memperingatkan Cello dan Cella agar tidak terlalu dekat dengan Hansen.

***

Di kamar Hansen membantimg ponselnya ke sofa. Ia tidak peduli ponselnya terus berdering karena Anastasia menghubunginya. Ia pergi ke kamar mandi dan mandi. Ia ingi menyegarkan kepalanya yang rasanya ingin meledak.

Hansen diam mematung dibawah shower. Ia memejamkan mata memikirkan Audrey.

"Apa wanita dalam mimpiku memang Audrey? jika benar, kenapa dia tidak mau mengakuinya tadi? apa kami bertengkar dan aku berbuat salah padanya? karena itu dia datang ingin menyampaikan sesuatu, tapi aku yang tidak ingat malah bersikap dingin. Dan pada akhirnya dia pergi menghilang." batin Hansen berpikir dan menduga-duga yang tidak pasti.

Hansen salah paham, mengira ia dan Audrey pernah bertengkar sebelum Hansen mengalami kecelakaan. Dan pada saat Audrey ingin berbaikan, Hansen yang hilang ingatan malah bersikap dingin dengan berkata, apakah ia mengenal Audrey dan bertanya siapa Audrey? tanpa tahu perasaab kecewa Audrey.

"Hahhh, sial! aku memang bodoh," gumam Hansen.

Setelah lama mematung dibawah shower, Hansen pun  lekas menyelesaikan mandinya. Ia ingin segera menghubungi Dion untuk bertanya sesuatu hal yang penting.

***

Selesai mandi, masih dengan mengenakan jubah mandi, Hansen menghubungi Dion. Sayangnya panggilannya tidak dijawab. Begitu melihat jam di ponsel, Hansen baru sadar, jika sudah pukul satu dini hari.

"Ah, pantas saja tidak diangkat. Dion pasti sudah tidur," batin Hansen.

Karena panggilannya tidak diangkat, Hansen pun mengirim pesan. Ia meminta Dion mencari informasi tentang Audrey yang memikili dua anak bernama Gracello dan Gracella yang ada di negara yang sekarang mereka datangi. Hansen juga mengatakan pada Dion, jika sepertinya mimpi-mimpi anehnya mulai terjawab.

Hansen meletakkan ponselnya di meja. Hansen duduk bersandar, menatap langit-langit ruang tamu tempatnya duduk.

Ia berharap bisa menjelaskan apa yang terjadi pada Audrey. Agar Audrey tidak salah paham padanya.

"Selama ini aku tidak pernah menyenyuh wanita. Tapi tadi, saat aku menyentuhnya, ada perasaan hangat dan nyaman. Perasaan yang tidak asing, yang juga aku rindukan. Mustahil aku beraksi seperti ini, jika sebelumnya kami tidak bersentuhan, kan? Aku yakin, wanita dalam mimpiku adalah Audrey. Ya .. aku yakin dia." batin Hansen.

Hansen memejamkan matanya. Ia merasa lelah karena terus berpikir. Kepalanya yang sebelumnya baik-baik saja, tiba-tiba terasa sakit dan berat. Hansen pun berbaring di sofa, ia memijat lembut kepalanya untuk mengurangi rasa sakit di kepalanya.

1
Bunda Puput
Luar biasa
nur yana
penuh ketegaran dari tokoh2nya.
Ran Aulia
terimakasih author, ceritanya manis, tanpa konflik yg berat 😍😍😍😍👍👍👍👍
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
Sundari Sekariputi
bgs ceritanya tor 👍👍👍
Wiwik Retno Eni
lanjut
Wiwik Retno Eni
semangat rere
Wiwik Retno Eni
la jut
Wiwik Retno Eni
seru lanjud aja
gading elano
😘😘😘😘😘
Rose Winn
knp adegan enak2nya di skip thoor g asyik dechhhh
Ema Sofia
extracpart dong, sampai anak ke2 lahir
Like
keren
Ning Ning
maap Thor aku mau komen tulisan nya bagus cuman berbalikbek plasch back nya tapi semangat
Nani Mardiani
Kopinya wat nemenin up ya, semangat dan selalu sehat thor.aamiin..
Sean Justin
ditunggu kelanjutannya thor.. semangat 💪
Dea Anggie: Hallo kakak.. makasih sdh mampir ya.. ditunggu aja kak, lanjutannya msh dlm review sistem.. 😊
total 1 replies
Dew Dew
good
꧁🇵 🇴 🇵 🇴  ꧂
💕
Endang Susilawati
di tunggu up selanjutnya author....salam sehat dan tetep semangat melanjutkan karya karyamu....❤️
IndraAsya
👣👣👣 Jejak 💪💪💪😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!