NovelToon NovelToon
Anggap Aku Ada, Suamiku

Anggap Aku Ada, Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Perjodohan / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami
Popularitas:11.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: iraurah

Menjalin bahtera rumah tangga selama delapan tahun bukanlah waktu yang sebentar bagi seorang Marisa dan juga Galvin.

Namun pernikahan yang dilandaskan perjodohan itu tak membuat hati Galvin luluh dan memandang sosok sang istri yang selalu sabar menunggu.

Adanya buah hati pun tak membuat hubungan mereka menghangat layaknya keluarga kecil yang lain.

Hingga suatu hari keputusan Marisa membuat Galvin gusar tak karuan.

Instagraam: @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ingin Pisah

Malam ini Devano menginap di rumah Arini, suasana rumah terasa sepi tanpa kehadiran bocah kecil yang biasanya selalu berisik dan membuat malam terasa begitu hangat.

Antara besyukur dan kesepian karna tidak adanya Devano Marisa mungkin bisa lebih leluasa membicarakan masalah perceraian pada Galvin.

Setelah pulang dari kantor Galvin tak mendapati keberadaan sang putra hingga ia pun pergi ke ruang kerja untuk melanjutkan pekerjaannya.

Sedangkan Marisa sedari tadi diam di kamar memegang sebuah amplop coklat di tangannya dengan raut wajah cemas.

Bagaimana cara Marisa mengatakannya pada Galvin? Bagaimana reaksinya? Apa yang akan lelaki itu ucapkan setelah melihat isi amplop ini?

Marisa menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul sepuluh malam, Galvin tak kunjung juga masuk ke dalam kamar, padahal Marisa tengah menantinya untuk memberi surat tersebut.

Mau tidak mau marisa pun akhirnya bangkit dari ranjang dan keluar menuju ruangan kerja suaminya.

Hanya beberapa langkah saja marisa sudah sampai di depan pintu yang tertutup rapat, jantung Marisa berdetak sangat kencang seolah akan keluar dari tempatnya. Perasaan takut, ragu, dan malu bercampur aduk di dalam lubuk hati Marisa.

"Ayolah Marisa.... Kuatkan hatimu" Ucap Marisa pada dirinya sendiri.

Marisa memejamkan mata seraya menghela dan menghembuskan nafas panjang, dengan segenap keberanian Marisa pun mulai mengetuk pintu itu dan membukanya secara perlahan.

Di sana Marisa melihat Galvin sedang duduk di atas sofa sembari mengurusi beberapa berkas kantor, lelaki itu pun terheran melihat kedatangan Marisa.

Seketika Galvin menegakkan tubuhnya dan membiarkan Marisa masuk ke dalam ruangan, dengan langkah lambat Marisa mendekat ke arah Galvin.

Hingga kini Marisa berdiri tepat di depan suaminya.

Kecanggungan melanda kedua pasangan suami istri tersebut, Marisa dengan susah payah membuka kedua bibirnya dan berkata.

"Aku....... Mau memberikan ini" Cicit Marisa menyodorkan amplop coklat itu pada Galvin.

Kening Galvin mengkerut bingung, ia menatap wajah Marisa sebentar dan kembali tertuju pada benda berwarna gelap tersebut.

Tak ada pertanyaan yang dilontarkan Galvin, ia pun menerima benda itu dan mulai membukanya.

Marisa yang melihat tindakan Galvin hanya bisa meremass jari dengan jantung yang ikut berdegup kencang.

Saat amplop sudah terbuka Galvin lalu mengeluarkan isinya, ia mendapatkan selembaran kertas putih yang berisi keterangan disana.

Matanya mulai meneliti isi surat tersebut, sampai dimana bola mata Galvin tertuju pada sebuah tulisan 'Surat Gugatan Cerai'.

DUARRRRRR.........!!!

Saat itu juga Galvin membelalakkan matanya dengan lebar hingga nafasnya seolah berhenti mendadak!

Suasana yang tadinya hening seolah di sambar badai petir yang membakar seisi bumi.

Genggaman Galvin melemas dan tatapannya tiba-tiba kosong tak berarah, dadanya berdenyut nyeri seperti puluhan pisau yang menancap dengan begitu tajam. Keringat dingin langsung keluar di area pelipisnya.

Bola mata Galvin perlahan menatap wajah Marisa yang tengah menunduk, benarkah Marisa mau bercerai dengannya? Apakah kini Galvin sedang bermimpi??? Tapi kenapa rasanya sakit sekali?!

"Kau menceraikan ku?"

Marisa menelan ludahnya dengan susah payah, Marisa tak kuat mendengar pertanyaan itu. Ia ingin menangis tapi Marisa sekuat tenaga menahannya.

"M-maaf....... "

Galvin seketika membeku seakan tak percaya, ia berdiri dari sofa dan menatap wajah Marisa dengan intens.

"Kau menyukai pria lain?" Tanya Galvin tanpa basa basi.

"Ini tidak ada hubungannya dengan orang lain, Galvin. Ini murni keinginan ku" Jawab Marisa jujur.

"Lantas kenapa kau ingin bercerai?" Tanya Galvin berusaha tetap tenang.

"Kau pasti mengerti maksudku.....

Pernikahan kita sudah tidak sehat, Galvin. Pernikahan kita tidak seperti rumah tangga pada umumnya!" Jelas Marisa.

Galvin memijat pelipisnya yang terasa pening, ia menjadi gusar tak karuan mendapat surat gugatan cerai dari sang istri.

"Katakan saja dengan jujur, Marisa! Aku dengar kau memang sedang dekat dengan seorang lelaki pemilik stasiun televisi" Desak Galvin.

"Jika yang maksud adalah Abrian kau salah besar, Galvin! Aku memang akrab dengannya tapi hanya sebagai rekan bisnis bukan berarti aku menyukainya dan memutuskan bercerai denganmu... Ini semua sudah keputusan ku dari dulu" Ujar Marisa panjang lebar, ia tahu pasti Galvin mendapatkan informasi itu dari para sahabatnya.

Kegelisahan Galvin semakin menjadi-jadi, entah memang alasan yang Marisa ajukan benar atau tidak tetapi Galvin tetap mengkhawatirkan gugatan perceraian ini.

"Lalu bagaimana dengan Devano? Dia masih terlalu kecil untuk menghadapi semua itu"

"Devano masih tetap bisa mendapatkan kasih sayang kedua orang tuanya, meski nanti kita tidak bisa bersama tapi Devano akan selalu jadi prioritas" Ucap Marisa menjawab pertanyaan Galvin.

Mereka pun sama-sama terdiam, tak ada yang bersuara kecuali Galvin yang terlihat kacau dengan wajah tak tenang.

"Lagipula cerai ataupun tidak hubungan kita hanya begini-begini saja, tidak akan ada bedanya. Aku yakin kita akan mudah beradaptasi dengan suasana baru" Lirih Marisa seperti terdengar yakin dan baik-baik saja, padahal ia pun sangat ingin menangis dan menjerit mengeluarkan air mata yang sudah menggenang.

"Untuk Ibu, Bunda, dan Ayah aku sendiri yang akan menyampaikan nya pada mereka. Sekarang.... Aku hanya perlu tanda tanganmu saja.

Aku harap, kau bisa mengerti" Tanpa berbicara apa-apa lagi Marisa pun keluar dari sana meninggalkan Galvin yang mematung di tempat.

Setelah keluar dari ruang kerja Galvin, Marisa kemudian berlari menuju kamar dan menumpahkan tangisnya.

Ia menangis tersedu-sedu di balik pintu yang tertutup tersebut, tubuhnya merosot diikuti air mata yang terus mengalir dengan deras.

Ternyata tak semudah yang bayangkan, ia yang menggugat cerai tetapi ia pula yang sakit hati mengatakannya. Rasanya sungguh tak adil..!!

"Hiks..... Maafkan aku....... "

"Maafkan aku Galvin..... Hiks.... Tapi aku harus melakukan ini........ Hiks.... "

Sedangkan di dalam ruangan kerja Galvin terduduk lemas di sofa, ia menatap surat cerai dengan tatapan sendu.

Tak pernah terbayangkan dalam hidupnya akan suatu perpisahan, Galvin tak menyangka jika Marisa yang selalu diam dan tak pernah mempermasalahkan apapun tiba-tiba saja melakukan tindakan seperti ini.

Marisa yang selalu terlihat sibuk dalam pekerjaan nya diam-diam selalu mengamati bagaimana hubungan rumah tangga yang mereka jalani, bukan Galvin tidak sadar akan hubungan mereka akan tetapi Galvin juga tak mau mempermasalahkan nya hingga ia sendiri pun lebih memilih diam seolah tak peduli.

Jujur, saat ini bukan karena Devano semata Galvin kalang kabut akan perceraian yang Marisa ajukan. akan tetapi hatinya sendiri lah yang tak bisa menerimanya.

Galvin tidak rela berpisah dari sosok wanita itu, ia tak bisa membayangkan Marisa pergi dan tak akan kembali, ia pun tak bisa membayangkan jikalau nanti Marisa sudah bukan menjadi miliknya lagi.

Galvin yakin jika mereka sudah resmi bercerai maka akan banyak pria yang mendekati Marisa apalagi lelaki bernama Abrian yang sudah memiliki ketertarikan pada Marisa.

Bayang-bayang tersebut membuat Galvin tak bisa berpikir jernih, ia lantas berteriak dengan kencang dan membanting semua benda di atas meja.

"ARGGHHHHHH..............!!!!"

PRANK....

PRANK...

PRANK...

1
cinta
maka ny jgn songong nirmala
cinta
mampus lo
cinta
cari kebenaran nya dl itu istri diperkosa bukan kemauanya
cinta
kesel ih
cinta
kan byk suster ngapain bodoh nungguin ulat bulu itu
cinta
ga usah cerai perbaikan aja rmh tangga km nanti ada ulat bulu ob itu🤣
cinta
mampus lo kehilangan kan🤭
cinta
nyesal kan skrg
cinta
kesel bgt ama ob ga tau diri ini
cinta
ngomong aj mah ibu mertua pasti dia ngrti
cinta
tu ank aj ngrti masa lo ga peka sebagai suami🤭
cinta
sama"egois
cinta
kesel mah ob itu jgn sampe ulat bulu itu masuk kermh tangga mereka thor🤭
cinta
nirmala ke gr an dih🤣
cinta
lo yg bikin ulah malah lo yg skt hati maka ny jd laki jgn egois
cinta
rasain maka nya jgn egois jd laki
cinta
laki angkuh gitu tinggalin uang bukan segala nya klu batin kita ga bahagia buat apa
SUPRI YATMI
tuh di kasih kesempatan lg sama Allah SWT jgn sia2kan lg istri dan anak yg sdg di kandung Marisa,
SUPRI YATMI
cari kebenarannya dl galvin jgn terbw emosi, akibatnya akan menyesal
SUPRI YATMI
thor ayo dong bikin si galvin bodoh itu jd pinter dan peka masa sm ulet bulu gitu gak peka sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!