Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"
Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?
Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.
Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENJEBAK SUAMI ORANG
Sampai di dalam kamar hotel yang Hana sewa, keduanya duduk di sofa yang ada. Posisi keduanya duduk berdampingan. Jujur saja, jantung Hana saat ini berdetak sangat kencang. Bahkan mungkin tuan Ardi bisa mendengarnya saat ini.
" Ya Tuhan, aku bukan wanita penggoda tapi aku harus menggoda tuan Ardi demi membalaskan dendam keponakan hamba. Dia telah menderita akibat ulah ibu mertuanya. Aku tidak bisa tinggal diam melihat keponakanku di injak injak harga dirinya ya Tuhan. Aku mohon ampuni aku! Tolong bantu aku lancarkan jalannya ya Tuhan, meskipun hamba tahu ini sebuah dosa." Jerit Hana dalam hati.
Ia benar benar gugup dan tak tahu harus melakukan apa. Semua rencana yang telah ia susun tiba tiba lenyap begitu saja setelah berada di ruang yang sama dengan tuan Ardi.
" Em nona Azkara, bisa kita mulai meetingnya?" Sepertinya tuan Ardi sudah tidak nyaman dengan situasi mereka berdua.
Hana bernafas lega begitu tuan Ardi membuka obrolan lebih dulu.
" Panggil Hana saja tuan, nama saya Hana." Ujar Hana.
" Owh nona Hana." Sahut tuan Ardi sambil tersenyum. " Baiklah nona Hana, apa bisa kita mulai meetingnya sekarang?" Tuan Ardi mengulangi pertanyaannya.
" Silahkan tuan! Kerja sama apa yang hendak anda tawarkan kepada saya dan keuntungan yang bagaimana jika saya menerima kerja sama ini." Ujar Hana, CEO salah satu perusahaan Azkara yang bergerak di bidang arsitektur.
" Saya berencana membangun sebuah hotel di pusat kota. Saya ingin kerja sama dengan perusahaan anda dan.. " Belum juga tuan Ardi memberitahu Hana tiba tiba pintu di ketuk dari luar.
Tok tok
" Layanan hotel ingin mengantar minuman." Terdengar suara dari luar. Hana tersenyum, itu pasti orang suruhannya yang mengantarnya.
" Oh sebentar tuan Ardi, saya tadi memesan minuman untuk kita. Saya ambil dulu karena saya tidak mempersilahkan pelayan hotel masuk." Hana segera beranjak dari kursinya.
" Silahkan nona!" Sahut tuan Ardi.
Hana berjalan menuju pintu lalu membukanya. Ia tersenyum saat melihat pelayan wanita yang membawa nampan berisi dua gelas minuman di depannya.
" Gercep amat sih, tante aja baru mulai meetingnya udah di kirim minuman." Bisik Hana kepada pelayan itu yang ternyata Vanni.
Begitu mendapat pesan whatsapp dari Hana, ia langsung meluncur ke hotel ini. Ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ia harus memastikan dan membantu usaha tantenya supaya berhasil. Malam ini, mereka harus bisa menjebak ayah mertuanya. Memang kejam, tapi Vanni berpegang pada prinsipnya. Pembalasan lebih kejam dari perbuatan. Ia akan menghancurkan keluarga Andreas sehancur hancurnya. Jangan sampai ada yang tersisa sedikit pun.
" Lebih cepat akan lebih baik tante, keburu ibu mertua menelepon dan meminta ayah mertua pulang." Sahut Vanni. " Ini jus anggur untuk ayah mertua dan untuk tante aku pesankan jus mangga. Ingat! Jangan sampai ketukar, nanti bukannya ayah mertua yang klenger tapi malah tante. Kan bisa berabe." Ucap Vanni lirih.
" Sip lah." Sahut Hana mengacungkan jempol.
Hana menerima nampan itu lalu menutup pintu. Dengan langkah yang di buat seanggun mungkin, ia menghampiri tuan Ardi.
" Kenapa lama sekali nona Hana? Apa pelayan itu mempersulit anda?" Tanya tuan Ardi menatap Hana yang kini duduk di sampingnya.
" Tidak tuan Ardi, saya hanya memberikan dia sedikit tips tapi dia mengucapkan terima kasih ribuan kali." Dusta Hana. " Silahkan di minum tuan Ardi." Hana memberikan segelas jus anggur kepada tuan Ardi sambil tersenyum smirk.
" Terima kasih nona Hana. Tapi ngomong ngomong darimana anda tahu kalau saya suka jus anggur?"
Deg..
Jantung Hana berdebar kencang. Ia tidak tahu kalau minuman itu minuman favorite tuan Ardi karena Vanni tidak memberitahunya.
Ia tersenyum menatap tuan Ardi. " Berarti kita sehati tuan, karena saya hanya asal menebak saja. Kalau begitu silahkan di minum tuan mumpung es nya masih dingin." Sahut Hana.
" Ha ha anda bisa saja nona. Terima kasih sudah menjamu saya dengan minuman kesukaan saya." Ucap tuan Ardi mengangkat gelasnya lalu meminumnya.
Begitu pun dengan Hana, ia pun meneguk minumannya sendiri. Setelah itu mereka mulai melanjutkan pembahasan tentang kerja sama. Namun di tengah tengah obrolan mereka tiba tiba keduanya merasa gelisah.
" Shh.. panas sekali." Hana mengibaskan gaun yang ia pakai.
" Saya juga merasa demikian nona." Sahut tuan Ardi membuka jasnya.
Hana terkejut dengan ucapan tuan Ardi, ia memicingkan matanya sambil berpikir.
" Bukan kah yang di berikan ke minuman ini hanya obat tidur? Lalu kenapa kami malah kepanasan?"
" Dan ya.. Seharusnya hanya minuman tuan Ardi yang mengandung obat, lalu kenapa milikku juga?" Hana mencoba berpikir realistis.
" Astaga keponakan lucknut itu pasti telah mencampur obat perangsang di minuman kami. Sial!!!!! Kau mengkhianati aku Vanni." Umpat Hana dalam hati setelah menyadari apa yang di lakukan oleh keponakan durjananya yang sayangnya sangat ia sayangi.
" Saya tidak tahan nona, ini rasanya panas sekali." Tiba tiba tuan Ardi meloloskan hem dan celana panjangnya hingga menyisakan celana boxer dan kaos oblong saja.
" Eh tuan, apa yang anda lakukan." Pekik Hana menutup matanya menggunakan kedua tangannya.
" Kau juga merasakan panas kan? kau juga tersiksa dengan kondisi ini kan?" Tuan Ardi menatap Hana dengan mata memerah. Entah karena gairah atau karena amarah.
" I.. Iya. Tapi saya bisa mengatasinya." Sahut Hana gugup.
" Dengan apa?" Tuan Ardi semakin mendekatkan tubuhnya hingga tubuh mereka tidak berjarak. Bahkan hampir menempel satu sama lain.
" Tolong jaga jarak tuan!" Hana ketakutan dengan sikap tuan Ardi. Niatnya memang mau menggoda, namun berada dalam situasi seperti ini membuat nyalinya menciut.
" Apa kau sengaja menjebakku nona Hana?"
Mata Hana melotot menatap tuan Ardi, ia tidak terima di tuduh seperti itu.
" Jika saya menjebak anda, tentu saja hanya minuman anda yang saya kasih obat. Kenapa minuman saya juga harus saya kasih obat? Saya tidak akan menyiksa diri saya sendiri hanya demi pria beristri seperti anda tuan." Ketus Hana.
Tuan Ardi mengangguk, benar juga kata Hana, pikirnya.
" Shh... Kenapa rasanya semakin panas?" Hana mengelus elus tengkuknya sendiri.
" Sepertinya kita harus saling membantu nona." Ucap tuan Ardi membuat Hana menatap wajahnya.
" Membantu yang bagaimana tuan Ardi?" Tanya Hana sok polos.
Tiba tiba tuan Ardi mendekatkan wajahnya ke wajah Hana, jantung Hana terasa hampir copot dari tempatnya. Inikah rasanya berduaan bersama seorang pria asing?
Cup..
Mata Hana membulat sempurna saat bibir tuan Ardi menempel pada bibirnya. Bukannya menjauh, tubuhnya malah mematung membuat tuan Ardi salah paham. Tuan Ardi menyusupkan tangannya ke tengkuk Hana lalu menekannya hingga ciumannya semakin dalam. Nafasnya terdengar memburu dan terasa hangat. Tuan Ardi mencium Hana dengan menggebu gebu. Hana yang belum pernah mendapat sentuhan seperti ini hanya bisa diam.
Tuan Ardi melepas ciumannya lalu menatap Hana sebentar, " Balas ciumanku sayang!"
Huek...
Ingin rasanya Hana muntah mendengar sebutan sayang yang keluar dari bibir tuan Ardi. Rupanya semua laki laki sama saja, sama sama tidak puas dengan satu wanita.
Tuan Ardi kembali mencium bibir Hana, ia bahkan menggigit bibir bawah Hana agar Hana membuka mulutnya. Akhirnya karena perih, Hana pun membuka mulutnya membuat tuan Ardi leluasa mengekspos setiap inchinya.
Nafas keduanya semakin memburu, bahkan gelora hasrat yang di ciptakan oleh obat sialan itu pun semakin bereaksi membuat keduanya meleburkan batas yang tersisa.
Malam ini, di bawah pengaruh obat yang di berikan oleh Vanni, Hana merelakan kesuciannya kepada pria yang dua puluh tahun lebih tua darinya. Pria yang pantas ia sebut sebagai ayah atau pun kakak kini menjadi pemilik tubuhnya. Keduanya saling mengejar impian masing masing. Keringat dingin membanjiri tubuh keduanya di sertai suara suara eksotis yang memenuhi ruangan kamar hotel ini. Hingga keduanya sama sama telah mencapai puncak nirwana, tuan Ardi ambruk di samping Hana.
" Terima kasih Hana." Ucap tuan Ardi mencium kening Hana layaknya perlakuan sang suami kepada istrinya. Hana yang begitu lelah hanya bisa menganggukkan kepala.
Tuan Ardi turun dari ranjang menuju kamar mandi. Ia membersihkan sisa sisa keringatnya dengan mandi malam, lalu kembali ke tempat tidur. Tanpa sengaja ia melihat noda bercak darah di sprei putih, ia tersenyum lebar.
" Rupanya kau masih perawan. Tidak peduli siapa yang melakukan ini pada kita, aku akan bertanggung jawab padamu." Monolog tuan Ardi. Ia menyelimuti Hana hingga batas leher lalu ia duduk di sofa menyulut rokoknya.
Di tempat lain, tepatnya di kamar Vanni. Ia tersenyum bahagia, ia bisa membayangkan apa yang telah terjadi kepada bibinya.
" Maafkan aku tante karena telah membuat tante kesakitan. Tapi hanya ini cara anti gagal untuk menaklukkan ayah mertua. Aku tahu ayah mertua orang yang bertanggung jawab. Dia pasti akan mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada tante. Aku sudah tidak sabar menanti hari itu tante, hari dimana keluarga ini akan hancur." Monolog Vanni sambil tersenyum.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sinar matahari menyapa dunia membuat Hana yang sedang terlelap di atas tempat tidur membuka matanya.
Deg..
Hana langsung beranjak duduk, ia membelitkan selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Ia menatap pria yang tidur di sampingnya.
" Ya Tuhan apa yang telah aku lakukan? Bodoh kamu Hana... Kenapa kamu terbuai dengan perlakuannya." Ada rasa sesal dalam diri Hana. Semua berjalan tidak sesuai rencana. Rencananya ia akan mendekati tuan Ardi dengan perlahan, bukan cara instant yang bisa menjatuhkan harga dirinya seperti ini. Mau taruh dimana mukanya jika orang tahu kalau putri keluarga Azkara telah menggoda pria bersuami? Ya Tuhan, Hana benar benar tidak memikirkan hal ini.
Ting...
Ponsel Hana berdenting, ia segera membukanya. Rupanya pesan dari keponakan durjana.
Asyik yang habis unboxing, ingat tante! Gunakan kesempatan ini dengan baik. Bersandiwaralah seolah tante benar benar merasa di rugikan. Dan yakin kan ayah mertua untuk bertanggung jawab pada tante. Good luck tante!
" Sialan nih anak! Bukan sandiwara lagi Vanni, tapi tante benar benar telah di rugikan." Umpat Hana cukup keras.
Tuan Ardi yang terganggu dengan suara Hana pun membuka matanya.
" Kamu sudah bangun?" Tanyanya.
Hana menatap tuan Ardi yang kini berusaha duduk di sampingnya. Tiba tiba ia teringat dengan pesan yang di kirimkan oleh Vanni. Tiba tiba ia menangis sesegukan.
" Hiks.. Hiks.. Apa yang telah kita lakukan tuan? Kenapa kita harus melakukan hal sehina ini? Hiks.. Aku telah kehilangan kehormatanku tuan. Aku harus bagaimana? Bagaimana jika kak Azka tahu? Dia pasti akan menggantungku di monas." Hana ingin tertawa dengan ucapannya sendiri. Namun ia harus bersandiwara supaya tuan Ardi iba padanya.
" Tenang lah Hana! Aku pasti akan bertanggung jawab." Tanpa Hana duga, tuan Ardi menariknya ke dalam pelukannya hingga wajahnya menempel pada dada bidang tuan Ardi. Dada yang begitu menggoda wanita dewasa seperti Hana.
" Bertanggung jawab bagaimana tuan? Anda mempunyai istri, aku tidak mau sampai istri anda tahu dan menyakitiku." Ucap Hana.
" Tenang saja! Kita bisa menikah di belakangmu."
Otomatis Hana terkejut dengan ucapan tuan Ardi. Begitu cepatnya rencananya berhasil, apakah ia tidak perlu berlama lama lagi mendekati tuan Ardi? Lalu bagaimana dengan rencananya yang akan menceraikan tuan Ardi setelah Vanni membalas dendam pada keluarga Andreas?Sedangkan dirinya sudah ternoda saat ini. Apakah ia harus mengubah rencananya? Apakah ia harus mempertahankan pernikahannya dengan tuan Ardi nanti? Tapi bagaimana jika nyonya Ratna meminta tuan Ardi untuk menceraikannya? Hana benar benar bingung saat ini. Ia merasa dirinya hanya sebagai boneka mainan Vanni saat ini.
" Bagaimana Hana? Apa kau mau menjadi istri keduaku?" Tanya tuan Ardi yang tidak langsung di jawab oleh Hana.
" Aku akan bersikap adil kepadamu dan Ratna. Dan aku tidak akan mempertemukanmu padanya tanpa seijinmu." Imbuhnya.
" Sebenarnya bagus juga kalau kamu langsung membawaku ke depan istrimu tuan, tapi masalahnya apakah Vanni sudah siap menghancurkan keluarga mereka? Pasalnya Vanni sedang mengumpulkan bukti bukti kelicikan Luna. Dia juga sedang menjebak Luna untuk hamil anak laki laki lain. Itu artinya aku harus menunggu Vanni bergerak dulu." Ujar Hana dalam hati.
" Bagaimana Hana? Apa yang membuatmu ragu hmm? Coba beritahu aku." Ucap tuan Ardi.
" Em berikan aku waktu untuk memikirkannya terlebih dulu tuan. Apakah aku mau menerima tawaranmu atau tidak. Aku harap anda bisa mengerti kegundahanku ini." Ujar Hana.
" Baiklah, langsung kabari aku kalau kamu sudah membuat keputusan." Ucap tuan Ardi. Ia menggenggam tangan Hana, "Jujur, sejak pertama aku melihatmu, aku langsung tertarik denganmu. Tapi aku tidak berani mengatakannya karena aku sadar dengan posisiku. Sangat tidak mungkin bagiku untuk menyinggung putri orang terkaya di negara ini. Tapi takdir berkata lain Hana, mereka menyatukan kita meskipun dalam sebuah kesalahan. Aku harap kamu tidak menolakku. Aku menyukaimu, apalagi setelah kita menghabiskan malam bersama. Keinginanku untuk memilikimu semakin kuat." Tuan Ardi mencium punggung tangan Hana.
" Ya Tuhan rupanya tanpa harus di jebak pun dia sudah suka sama aku. Aku harus membuat perhitungan dengan Vanni. Karena dia aku harus kehilangan kehormatanku. Awas saja kau Vanni. Aku pasti akan menjewer telingamu sampai panjang seperti telinga kelinci."
" Sekarang kau mandilah dulu! Aku akan memesan makanan untuk kita." Ucap tuan Ardi penuh perhatian.
Hana menganggukkan kepala. " Kalau di lihat lihat mertua Vanni tampan juga. Dia juga perhatian. Ahhhh apakah aku akan jatuh dalam pesonanya? Apakah aku jatuh hati padanya? Apakah aku akan menjalani hubungan ini dengan senang hati?"
Hayo coba bantu Hana menjawab isi hatinya...
TBC....