Vania Arnelita Adriansyah (Vania) dan Rizky Nugroho sudah menjalani hubungan selama dua tahun kurang lebih.
Rizky selalu menjanjikan pernikahan mewah kepada Vania selama satu tahun ke belakang, akan tetapi selama hampir dua tahun ini janji Rizky seperti menghilang di bawa angin.
"Rizky, ada apa denganmu dan apakah aku punya salah?“ tanya Vania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainie1012, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Pertunangan Edwin dan Renita.
"Ma, pa, tadi di taman aku di lamar sama cowok yang aku sukai dan ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan...." kata Nita yang mengaku kalau dirinya telah di lamar oleh seseorang.
"Siapa laki-laki itu dan tinggal dimana dia, apakah dia sudah bekerja dan apakah kami mengenalnya juga?" pertanyaan papa Surya yang memberondong Nita.
Nita yang di tanyain seperti itu oleh papa Surya, hanya bisa tersipu malu dan wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus.
"Di - dia, dia itu adalah kakak iparnya temanku, Vania dan dengan kata lain ia adalah saudara kembar suaminya...." ucap Nita menjelaskan kembali.
"Maksudmu, nak Edwin?" tanya mama Lia kepada Nita untuk memastikan kembali dan Nita hanya mengangguk mengiyakan.
"Wah, berarti kamu dan sahabatmu itu akan menjadi saudara ipar, kalau kalian jadi menikah...." lanjut kata mama Lia.
"kalau dia laki-laki, suruh dia kesini dan melamar kamu langsung dengan membawa kedua orang tuanya...." pinta papa Surya kemudian.
"Iya pa, nanti aku akan meminta kak Edwin untuk datang kesini...." balas Nita kembali.
"Kalau begitu, aku mau ke atas dulu dan akan menelponnya juga memberi tahukannya...." sahut Nita kembali, setelah mendapatkan izin Nita pun langsung menuju kamarnya.
"Seperti baru kemarin mama melahirkan Reni, memberinya asi dan menggendongnya, tapi sekarang Reni sudah beranjak dewasa dan akan menikah...." sambung mama Lia yang pandangannya tidak lepas dari Nita.
"Mama benar dan setelah Nita menikah dengan Edwin, kita akan mendapatkan seorang cucu yang lucu-lucu seperti Dev dan Andra...." kata papa Surya kembali, sambil membayangkannya.
..........................
Di dalam kamar Nita segera menghubungi Edwin, untuk memberi tahukan kepadanya kalau ia sudah mengatakannya kepada kedua orang tuanya.
Tidak beberapa lama sambungan telpon dari Nita pun di angkat oleh Edwin.
Nita : halo assalamualaikum....
Kata Nita yang memberikan salam, setelah sambungan teleponnya di angkat oleh Edwin yang berada di seberang sana.
Edwin : wa'alaikum salam dan ada perlu apa? Apakah kamu merindukanku?
Ucap Edwin dengan pedenya yang menyaingi gunung Everest.
Dan yang terdengar hanyalah suara tawa Nita yang sangat renyah di telinganya Edwin.
Edwin : halo Nita, apakah kamu di sana baik-baik saja?
Ujar Edwin memastikan kembali dan sangat khawatir, karena Nita tiba-tiba terdiam dan hanya terdengar suara tawanya saja.
Nita : iya kak, aku baik-baik saja dan maaf tadi aku tertawa, karena mendengar perkataan kakak.
Balas Nita yang berbicara jujur terhadap Edwin tanpa ada yang ia tutup-tutupi.
Edwin : jadi, kamu ada perlu apa menghubungiku?
Edwin mengulang kembali pertanyaannya kepada Nita.
Nita : begini kak, tadi aku sudah bercerita kepada kedua orang tuaku tentang kakak yang melamar aku dan kata mereka, meminta kakak dan kedua orang tua kakak untuk datang menghadap mereka....
Kata Nita kembali berbicara kepada Edwin.
Edwin : baiklah, mungkin nanti aku akan membawa kedua orang tuaku untuk melamar kamu langsung di hadapan kedua orang tuamu....
Ucap Edwin kemudian yang menjanjikan akan membawa kedua orang tuanya, ke hadapan kedua orang tuanya Nita.
Nita : iya kak, akan aku tunggu kabar dari kakak dan kapan kakak mau kemari....
Ujar Nita kembali.
Edwin : kalau begitu, teleponnya mau aku tutup dulu karena masih ada yang harus aku kerjakan. Assalamualaikum....
Lanjut kata Edwin yang akan mengakhiri pembicaraan diantara keduanya.
Nita : wa'alaikum salam....
Jawab Nita yang membalas salam dari Edwin dan sambungan telepon pun terputus, Edwin hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.
'Aku harus bisa mendapatkan proyek ini dan setelahnya, aku akan mengajak kedua orang tuaku ke rumahmu dan melamar kamu....' Kata Edwin di dalam hati.
'Aku harus bertanya kepada Gerry, apakah dia sudah mempersiapkan semuanya untuk besok?' lanjut kata Edwin sambil mencoba menghubungi asistennya yang baru.
...💟💟💟💟💟💟...
Singkat cerita Edwin dengan kedua orang tuanya dan termasuk Vania, Erwin dan si kembar akan mendatangi rumah kedua orang tuanya Nita, untuk melangsungkan sebuah acara.
Tidak lupa saudara dari mami dan papinya Edwin juga di ajak dan turut andil dalam acara tersebut.
Vania dan mami Gina mengenakan baju tunik, dengan warna yang sama yaitu hijau sage dan sudah dua bulan ke belakang Vania belajar mengenakan hijab.
Seperti saat ini Vania memakai baju tunik hijau sage, di padu padankan dengan celana kulot berwarna mocca dan Vania menggunakan pasmina sifon berwarna hijau sage pula.
Sedangkan untuk Erwin dan si kembar Vania mendandani mereka sama persis hanya, dengan mengenakan kemeja polos berlengan pendek berwarna coklat dan di padukan dengan celana bahan hitam untuk Erwin dan celana jeans untuk Dev dan Andra.
Lain lagi dengan yang memiliki acara, Edwin mengenakan kemeja batik berwarna hitam-putih dan untuk kebawahannya Edwin mengenakan celana bahan sama seperti Erwin.
Tidak jauh dari Erwin papi Febri mengenakan kemeja berwarna coklat dan ke bawahan celana kain berwarna hitam.
"Sudah pada siap semuanya? Kalau sudah siap kita segera berangkat...." ujar papi Febri yang bertanya kepada keluarganya, karena mereka akan segera berangkat menuju rumah kedua orang tuanya Nita.
"Apakah Erwin dan Vania sudah jalan?" tanya Edwin kepada papinya.
"Sepertinya sudah, mereka sudah jalan menuju rumahnya Nita...." balas mami Gina yang baru saja berkomunikasi dengan Vania.
"Kalau begitu mari kita berangkat...." lanjut kata Edwin yang mengajak kedua orang tuanya dan juga kedua paman dan bibinya yang datang.
Mereka menggunakan dua mobil, mobil pertama di dalamnya ada Gerry sebagai supir dadakan dan di sebelahnya ada Edwin, di bagian belakang ada papi Febri dan mami Gina.
Dan di mobil satunya ada para paman dan bibinya Edwin yang juga membawa hantaran dan berbagai macam kue bolu.
...💟💟💟💟💟💟...
Erwin, Vania dan si kembar telah tiba terlebih dahulu di kediamannya Nita dan mereka pun memutuskan untuk menunggu Edwin terlebih dahulu sebelum mereka masuk ke dalam.
Akan tetapi si kembar sudah berlari memasuki rumah kedua orang tuanya Nita, karena kalau kata mereka, mereka sangat merindukan nenek dan kakek juga bundanya itu.
Tidak beberapa lama tibalah mobil yang membawa Edwin dan yang lainnya, Vania dan Erwin pun menghampiri mobil itu dan menyalami mereka semua.
"Sini, Vania bantuin...." kata Vania yang menawarkan dirinya sendiri, ke kedua Pama dan bibinya Erwin dan Edwin.
Setelah mendapatkan izin Vania pun membawa salah satu hantaran, begitu juga dengan Erwin yang langsung membantu.
"Nak, dimana si kembar?" tanya papi Febri kepada Vania.
"Mereka sudah masuk duluan pi, katanya sih kangen sama nenek, kakek dan juga bundanya padahal mereka tidak mau ke panasan lama-lama...." yang menjawab bukan Vania melainkan Erwin, sedangkan papi Febri dan mami Gina hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.
TBC.
hehehe 😁 semoga ka author ngga marah aku spam coment yaa 🙏🏻✌️
to "kata Vania", jika keduanya dipakai terlihat seperti pemborosan kata