Di sebuah desa tinggalah seorang lelaki tua yang hidup seorang diri.istrinya meninggal duabelas tahun yang lalu.desa yang ditinggalin jauh dari keramaian,akses masuk desapun harus tempuh dengan jalan kaki yang lumayan jauh.jarak rumah orang-orang desa juga sangat jauh,kalau ada yang sakit atau kesusahan mereka akan terlambat menolong,dipagi hari kakek Budi pergi mencari kayu bakar dihutan dan bahan makanan semenjak ditinggal pergi sang istri tercinta hari harinya dihabiskan dengan berpetualang dihutan,untuk menghilangkan rasa kesepiannya.pagi itu kake Budi pergi dengan membawa parang dan air minum,untuk bekal nanti,kakek budi melangkah dengan pasti dan sampai ditepi hutan.kakek Budi memotong kayu kering untuk dibawa pulang,setelah cukup diikat dan dipikul kayu itu,sepanjang jalan kake Budi juga memperhatikan pohon pohon siapa tau ada buah masak yang bisa dia petik,sepanjang jalan kakek Budi mendengar suara tangin bayi mendengar suara tangisan bayi ada rasa penasaran dan ingin tau
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queenvyy27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pencarian jejak
Dengan berjalannya waktu ini Alma dan ketiga dan kedua anak kembar itu mengisi hari harinya dengan bahagia, mereka bertiga sering kali melakukan latihan bersama.
Bahkan Bu Alma mengajarkan beberapa cara untuk melawan akan menipu lawan, supaya mereka bisa menghadapi musuh musuh mereka.
Setelah mereka berlatih Bu Alma mengajak kedua anak itu untuk istirahat dan mereka bertiga duduk di bawah pohon mangga, sambil menikmati buah buahan yang sudah masak masak. Lia yang mengambil air untuk mereka minum, mereka menikmati bersama di bawah pohon.
" ibu, minum air dulu supaya capeknya hilang." ucap Lia.
" terimakasih sayang, karena Lia sangat perhatian dengan ibu." ucap ibu
" sama sama ibu , terimakasih juga ibu merawat kami berdua." ucap Lia dengan sedikit manja ke pada ibu.
setelah mereka menikmati buah mangga yang telah masak masak mereka sambil bersenda gurau, bercerita tentang kehidupan ini sewaktu masih muda, mereka sangat mendengarkan cerita ibu.
Di mana ibu tinggal bersama keluarganya bahkan Bu Alma harus hidup sendiri, setelah anak dan suaminya meninggal karena sakit setelah itu Bu Alma bertanya kepada Lio dan Lia.
" Anak anak boleh tidak ibu bertanya, sama kalian." tanya Bu Alma kepada Lio dan Lia.
" Tanya soal apa ibu." ucap Lio sambil mengernyitkan dahi.
" Ini soal di depan kubur kakek kalian, tanpa sengaja ibu mendengarkan, kenapa kalian harus hidup di hutan, dan tinggall di gua." tanya Bu Alma ke pada ke dua anak kembar itu.
" ibu dengar dari mana." tanya Lia kepada ibu.
" mendengar kan waktu kalian ke kuburan kakek Budi, dan kalian mengatakan mau membalas dendam kepada orang orang yang telah membuang kalian di hutan." ucapnya.
" kami kalau sudah besar akan mencari kedua orang tua kami Bu, kami akan balas dendam karena kami waktu bayi di buang di hutan, kami tidak tahu salah apa, bahkan kedua orang tua kami juga kami tidak tau." ucap Lio tanpa terasa air matanya jatuh.
" Baiklah ibu akan bantu kalian untuk berusaha berlatih, supaya kalian keluar dari kampung ini, kalian menjadi anak anak yang tangguh anak anakk yang kuat dan kalian harus lebih pandai dari mereka, kalian harus mencari kedua orang tua kalian di mana mereka sebenarnya berada, ungkap ibu lagi panjang kali lebar.
" Terimakasih ibu ." ucap Lio dan Lia bersama sama.
Sementara di kota bos Reno telah memerintah kan anak buahnya untuk bersiap-siap menuju ke hutan belantara. Mencari keberadaan Dimas iyal ilung karena sudah sekian lama mereka menunggu kabar mereka tak kunjung tiba.
" cepat kalian siapkan kita akan menuju ke hutan belantara kita mencari ke beradaan ketiga cucunguk itu." ucapnya kepada anak buah.
" yang lain siap bos kita akan siapkan semua barang barang dan bahan makanan yang akan kita bawa." ucap anak buahnya itu kepada bos Reno.
Setelah mereka menyiapkan semua bahan bahan persenjataan mereka. Mereka telah menuju kebandara masing masing mereka membawa peralatan yang sangat banyak dan mereka membawa orang orang yang akan di ajak mencari keberadaan anak kembar itu dan tas.
Begitu juga dengan ilung dan Dimas yang tidak tau mereka di mana sampai sekarang tidak ada berita.
Setelah mereka siap mereka pun menuju kendaraan masing masing dan mereka mulai melakukan perjalanan yang memakan waktu tidak sedikit.
Mereka memerlukan waktu berjam jam bahkan mereka harus melakukan beberapa kali istirahat karena jarak yang di tempuh sangat jauh.
Bahkan hutan yang tidak pernah di jamah oleh manusia mereka harus melaluinya dengan banyak rintangan dan mempersiapkan mental mereka.
Karena hewan hewan buas masih hidup di tengah hutan belantara setelah mereka beberapa kali istirahat.
Untuk mengisi bahan bakar di mobil dan mereka menikmati makanan mereka melanjutkan kembali perjalanan menuju ke hutan belantara.
Mereka sampai di pinggir hutan hampir tengah malam dan mereka mendirikan tenda untuk beristirahat malam.
Dan sebagian lagi mereka membuat makan malam untuk mereka santap bersama, sedangkan bos Reno yang sedang melihat situasi keadaan di pinggir hutan itu merasakan ada kengerian yang dia rasakan.
Setelah melihat kondisi hutan yang sangat terjal dan curam bos Reno memerintah kan untuk semua anggotanya berjalan, menyusuri hutan di mana titik temu terakhir kali ponsel milik Dimas dan kedua temannya.
Dan mereka mencari setiap jalan dengan menggunakan alat yang mereka bawa menyusuri jalanan yang sangat licin di mana temu terakhir kali, Kedua bayi yang dibuang dan tas yg mereka buang bersamaan.
sementara di kampung Lio dan Lia masih semangat dengan latihan di bantu Bu Alma , mereka semakin hari semakin lebih baik lagi dalam berlatih.
Lio menunjukan kemajuan yang sangat bagus bahkan dia bisa menangkis serangan serangan yang di berikan oleh Bu Alma.
sedangkan untuk Lia sendiri dia lebih mahir menggunakan alat yang di pegang dia menggunakan alat itu sebagai senjata.
Untuk melemahkan musuhnya.
Semngat berlatih yang tunjukan oleh Lio, Lia mencoba untuk menyerang, sang abang tetapi dengan mudah Abang bisa menjatuhkan adiknya.
Bughhhhhhhh
aaowww....
" Aduh Abang." teriak Lia.
rasa sakit yang dia rasakan karena dapat pukulan dari sang abang.
" maaf adik Abang tidak sengaja." ucap Lio kepada Lia sambil menarik tangan adiknya untuk membantu berdiri.
" Ya ..... Abang tidak apa apa tetapi lain kali jangan keras keras ya,,,, biar Lia bisa kasih kalah Abang." ucap Lia.
" siap adikku.... Abang akan memperhatikan itu." ucap Lio kepada Lia.
Sedangkan ibu Alma yang memperhatikan kedua saudara itu tersenyum, sambil mendekat memberikan air untuk mereka minum bersama dan Bu Alma bilang Lio sudah semakin bagus dalam berlatih.
" Tingkatkan ya nak, supaya kamu bisa menjadi anak yang kuat buat balas dendam." ucap Bu Alma.
Pesan kakek Budi sebagai orang tua pengganti.
Jangan pernah bosan dalam latihan , bahkan Lio akan berlatih terus sampai lebih bagus lagi.
" Kalian harus bisa menjatuhkan lawan." ucap Bu Alma.
" Siap Bu kami bisa." janji keduanya kepada Bu Alma.
" anak pintar, ibu cuma bisa membantu kalian dengan latihan." sergah Bu Alma. Mendengar itu tersenyum mendekat.
Kedua anak itu mendekat dan memeluk Bu Alma.
" ibu tidak memuji kan." ucap Lia asal.
" ibu sangat bangga dengan Lio." ucap ibu Alma sambil tertawa.
" ibu sangat bangga juga kepada Lia. Karena Lia sangat pintar dan lincah tapi ingat jadi harus selalu waspada, jangan sampai lengah jadi nanti kena pukulan, atau kena senjata." ucap ibu kepada Lia.
" baik Bu akan di perhatikan pesan ibu, selalu menjadi yang terbaik." ucap Lia.
setelah mereka berlatih mereka istirahat, Bu Alma yang sudah menyiapkan makanan untuk mereka makan dengan menu yang di sukai oleh Lio dan Lia.