Bagaimana kisahnya jika seorang pria yang paling di takuti dan paling di segani oleh orang-orang sekarang harus berurusan dengan seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang ada di depan rumahnya.
bayi yang di tinggalkan disana bersama dengan keranjang bayi dan beberapa keperluan nya.
"Apa ini lelucon?" tanya Xander tidak percaya.
"Siapa yang berani meletakkan bayi di depan rumahku?" Xander mengangkat bayi mungil tersebut dengan hawa membunuh yang begitu kental.
"Percaya atau tidak aku akan menghabisinya,"
________
5 tahun kemudian...
"Papa! apa yang kau lakukan?" teriak Kelly.
"Memberi pelajaran pada orang yang berani membuatmu menangis," ucap Xander.
"Tidak ada yang boleh mengganggu putriku,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sofy adisty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 33
Xander menyilangkan tangannya di dada sambil menyandarkan tubuhnya di dinding, melihat Kelly yang sibuk menulis bersama Zein sambil menunggu guru yang akan mengajar Kelly.
Kelly saat ini berusia menginjak delapan tahun tetapi Xander belum memperbolehkan putrinya untuk sekolah tatap muka karena dirinya belum siap untuk melihat Kelly sibuk dengan teman sebayanya.
Jadi ia membiarkan Kelly mengikuti kelas home schooling untuk saat ini. Walaupun begitu Kelly adalah anak yang penurut jadi ia hanya mengikuti peraturan yang Xander buat.
"Jadi seperti itu Kelly," ucap Zein saat menjelaskan cara menyelesaikan soal yang menurut Kelly itu susah.
Kelly menganggukkan kepalanya dengan paham. "Okay. Kelly sudah paham paman," ucapnya.
Zein mengusap rambut Kelly. "Teruslah berlatih agar kau menjadi pintar," ucapnya sambil bangun dari duduknya dan menghampiri Xander.
"Sepertinya guru Kelly sedikit berhalangan jadi mungkin akan telat sedikit untuk mengajarnya," ucap Zein. Xander mengangguk singkat.
Zein menatap Kelly begitu pula dengan Xander. "Semakin aku lihat Kelly semakin cantik saja walaupun umurnya masih delapan tahun. Aku jadi penasaran siapa yang akan menjadi suaminya kelak," ucapnya.
Xander memukul kepala Zein. "Apa yang kau maksud? Suami? Kelly baru berumur delapan tahun bodoh!" ucapnya kesal.
Zein meringis, ia mengusap kepalanya yang menjadi sasaran pukulan Xander. "Apa salahku? Aku kan hanya berkata suaminya kelak. Bukan sekarang!" protesnya.
Xander mendengus kesal. "Sebelum mereka mendekati Kelly, berhadapan dengan ku dulu!" ucapnya sambil menatap tajam.
"Siapapun itu yang mendekati Kelly. Aku tidak peduli sekalipun anak presiden yang mendekati putriku. Langkahi dulu mayatku!"
...∆∆∆...
Xander menatap tajam saat melihat tamu tidak di undang datang ke rumahnya siapa lagi jika bukan Damian dan Alex dua bocah tengil yang tidak ada kapok untuk terus mendekati Kelly.
"Hai, paman?" Alex melambaikan tangannya kearah Xander namun hanya mendapat balasan tatapan dingin dari Xander membuat Alex menggaruk tengkuknya dengan bingung.
Zein menyenggol lengan Xander. "Perhatikan tatapanmu! Kau seperti ingin membunuhnya saja," ucapnya.
"Memang," balas Xander asal membuat Zein menatapnya melotot.
"Kau ini!" Zein berdecak kesal menatap Xander. "Kalau kau seperti itu sama saja kau membatasi putrimu untuk bergaul!" sambungnya.
Xander menatap remeh. "Jujur saja. kau juga sama kan?" ucapnya. Zein hanya mendengus kesal.
Kelly yang turun dengan baju tidurnya sambil memeluk satu toples besar berisi kue kering kesukaannya. Ia menatap kearah Damian dan Alex.
"Kalian datang?" tanyanya sambil terus mengunyah kue di mulutnya.
Damian menyunggingkan senyumannya menatap Kelly namun saat menatap Xander pandangannya mendadak datar karena pria itu tengah menatapnya dengan begitu tajam.
Kelly duduk di antara Damian dan Alex sambil memeluk toples kue miliknya. "Ada apa kalian datang kesini?" tanyanya.
"Kami hanya main. Karena di rumah sangat membosankan," ucap Alex.
Damian mengangguk. "Tapi sepertinya kedatangan kami membuat suasana menjadi panas," ucapnya sambil menyindir Xander dan Zein.
Zein menatap tidak percaya. "Bocah ini!"
Kelly memiringkan kepalanya sambil menatap Xander dan Zein. "Memangnya kenapa?" tanyanya heran.
"Tapi tatapan papa memang seperti itu kok. Papaku memang tampan,"
...∆∆∆...
Kelly menatap luar jendela mobil dengan kagum, ia menatap menara tinggi dan gedung lainnya yang ada di hadapannya dengan begitu penasaran.
"Kita akan kemana papa?" tanya Kelly.
"Perusahaan. Ada beberapa yang harus papa urus. Setelah dari sana kau bebas ingin kemana," ucap Xander sambil menatap layar ponselnya.
Kelly mengangguk dengan semangat. "Oke. Aku ingin pergi makan eskrim!" ucapnya dengan berbinar-binar.
Xander berdecak. "Apa kau lupa dengan gigimu yang sakit itu? Karena terlalu banyak makan eskrim kau mengeluh seharian di kamarku, menangis dan berguling-guling!" ucapnya.
Kelly hanya mengeluarkan cengiran khasnya. "I love you papa," ucapnya. Xander memutar bola matanya dengan malas.
Mereka pun akhirnya sampai di perusahaan milik Xander. Xander dan Kelly turun bersamaan disusul oleh beberapa bodyguard milik Xander.
Xander memasuki ruangannya dan Kelly yang sibuk menatap interior ruangan Xander dengan kagum.
Kelly duduk di sofa yang ada di depan meja kerja Xander. Ia berbaring dengan leluasa lalu menatap kearah Xander yang sedang menyiapkan berkas berkas yang akan ia selesaikan.
"Papa. Apa aku boleh beli makanan di cafe sebelah kantor papa?" tanya Kelly.
Xander menatap jam di tangannya. "Pergilah! Biarkan Altar bersamamu jika dalam setengah jam kau tidak kembali papa akan menyusul mu," ucapnya.
Kelly mengacungkan kedua ibu jarinya kearah Xander lalu keluar dari ruangannya disusul oleh Altar yang berada di belakangnya.
Xander menggelengkan kepalanya melihat tingkah Kelly yang semakin lama semakin menggemaskan.
Ting'
Sebuah notifikasi membuyarkan lamunannya, ia pun membuka notif pesan tersebut dan terdiam di tempatnya. Xander berdecak saat membaca notifikasi pesan yang di kirimkan Zein.
'Aku menemukan keluarga kandung Kelly. Kau tidak akan percaya dengan ini. teryata Kelly masih memiliki hubungan darah dengan sepupu mu Malvin lebih tepatnya kakaknya Malvin, Xavellion!'
Ting'
Notifikasi kembali berbunyi, alis Xander menukik dengan tajam saat membaca pesan kedua yang di kirimkan Zein padanya. Xander meremukan kertas yang ia genggam di tangannya sambil menatap tajam.
'Xavellion membuang Kelly karena tidak menginginkan anak perempuan, dia lebih menyukai anak laki laki dan kau tau artinya? Kau punya hak untuk memperjuangkan Kelly atas hak asuh! Jangan biarkan mereka mengambilnya darimu!'
...∆∆∆...
...TBC...
disini mulut pedas tidak mengenal batasan. usia, status, kedudukan dll🤣🤣. semuanya sama rata.. plong... tanpa rem 😁
nggak adik sepupu... sahabat sekaligus bawahan... semuanya rem blong kalau urusan mulut...
saling memaki, menghina dan menghujat..
tapi utamanya tetap saling peduli dan rasa kekeluargaan yang kental 😁🤣👍
kata pertama yang diucapkan Kelly di dunia adalah untuk sang ayah angkatnya.. "Papa"❤️