Bidadari Surgaku

"Apa, cinta?! kalau Lo cinta sama kakak gue, Lo gak akan berkhianat di belakang nya, apalagi Lo sampai tidur dengan Yuda. Lo itu gak pantas buat kak, Alvan." Ucap Ghea.

"Tapi Ghe, aku mohon jangan suruh gue pergi. Lo juga harus pikirkan Alvan dan keluarga Lo kalau pernikahan ini sampai tidak jadi?!" mohon Tasya lagi agar Ghea merubah pikirannya.

"Soal itu Lo gak usah pikirkan. Begini aja, gue kasih penawaran buat Lo. Kalau Lo tidak mau pergi meninggalkan kak Alvan, sekarang.. Gue pastikan video itu akan tersebar dan lo tahu jika videonya tersebar? seketika karir yang Lo bangun hancur gitu aja. Dan gue juga akan meminta kepada pemilik Agensi model tempat Lo bernaung, untuk mengeluarkan Lo dan lo tidak akan di terima dimana pun.Tapi..kalau Lo mengabulkan permintaan gue, untuk pergi ninggalin kak Alvan.. Gue jamin karir Lo akan aman dan semua orang tidak akan tahu video Lo dan Yuda." jelas Ghea memberitahu tawarannya. "Gimana, Tasya?!" tanya Ghea sembari menatap sinis Tasya.

"Sial! ini pilihan yang sangat sulit buat gue." gumam Tasya dalam hati.

Tasya bingung, benar-benar bingung. Kalau ia tidak pergi sekarang, sudah di pastikan semua orang akan mengetahui videonya dan karirnya akan hancur. Dan Ghea tidak akan pernah main-main dengan ucapannya. Fans-fans nya juga akan membencinya. Tapi kalau dia pergi dan tidak jadi menikah dengan Alvan, kesempatan akan hidup gelimang harta akan pupus.

"Gimana calon kak ipar? pikirkanlah dulu, karena keputusan ada di Lo sendiri. Jika Lo setuju, gue pastikan karir Lo akan semakin bersinar dan Lo juga akan banyak tanda tangan kontrak baru." ucap Ghea.

Ghea pun berjalan menuju pintu, ia akan keluar meninggalkan Tasya dan membiarkannya untuk berpikir. "Tunggu Ghe. Baiklah gue akan pergi, tapi pastikan karir gue tidak hancur dan video itu gue mau Lo hapus." Biarlah saat ini ia menyetujui permintaan Ghea. Entar ia akan pikirkan lagi renacana untuk bisa kembali pada Alvan. Sementara Ghea langsung tersenyum mendengar keputusan Tasya. Kemudian Ghea membalikkan tubuhnya dan menatap Tasya.

"Keputusan yang tepat. Oke, gue pastikan aman semuanya." Ghea pun langsung keluar kamar meninggalkan Tasya.

Flashback off

"Ghea, kakak tanya sekali lagi. Apa benar kamu menyuruh Tasya pergi di hari pernikahan kakak dan dia kemarin?" tanya Alvan lagi, karena Ghea tak kunjung menjawab pertanyaan darinya.

"Ghe, jawab!" Ghea memejamkan matanya. Akhirnya, akhrinya kakaknya mengetahui juga penyebab Tasya kabur di hari pernikahan mereka. "Ghe..!" Ghea memberanikan menatap kakaknya yang sudah menatapnya tajam. Kemudian ia pun menganggukkan kepalanya lemah. Karena tak ada gunanya mengelak lagi, cepat atau lambat kakaknya mengetahui juga dan sekarang lah waktunya.

Melihat adiknya menganggukkan kepala, Alvan mengepalkan tangannya. Tadinya Alvan berharap, adiknya mengatakan tidak. Ia juga berharap itu hanya akal-akalan Tasya saja, agar dirinya bisa memaafkan wanita itu. Tapi ternyata itu benar adanya.

"Kak, aku minta maaf. Aku bisa jelasin ini semua dan mengapa aku melakukan itu." mohon Ghea dan ia bisa melihat jelas di mata sang kakak, kakaknya sangat kecewa padanya.

"Kenapa, Ghe?" Alvan menatap sang adik. "Kenapa harus kamu Ghe, yang jadi penyebab kaburnya Tasya. dan batalnya pernikahan kami. Kakak gak nyangka kamu bisa berbuat sepicik itu." ucap Alvan yang masih berusaha menahan emosinya.

"Kak, dengerin aku dulu. Aku bisa jelasin semuanya." Ghea mendekati Alvan, kemudian Ghea menyentuh tangan Alvan.

"Mau jelasin apa lagi, hah?"Alvan langsung menepis tangan Ghea.

"Kak, iya memang aku yang sudah menyuruh Tasya untuk meninggalkan kakak. Aku minta maaf, tapi, aku melakukan itu karena ada alasannya, kak."

Alvan tertawa sumbang ia menertawakan dirinya yang sudah di kelabui adiknya sendiri. "Tunggu dulu. Alea? Apa Alea ikut dalam rencana mu? Apa kalian bekerjasama?" Tanya Alvan, "oh ya ampun itu sudah pasti. Karena dia pun tidak menolak dan menerima untuk menikah denganku. Ternyata itu udah rencana kalian berdua?! Kamu hebat, Ghe. Hebat! kenapa kamu gak jadi artis aja sekalian." ucap Alvan sambil bertepuk tangan.

"Tidak kak, Ale_-"

"Cukup, sudah cukup." potongnya. "Kakak tidak mau mendengar apapun lagi." tambahnya.

"Kak, tolong dengerin penjelasan aku dulu. Kalau Ale_-"

"Apa lagi?" potong Alvan lagi. "Kamu sungguh tega Ghe. Kakak tahu kamu tidak menyukai hubungan kakak dengan Tasya. Tapi, kakak tidak menyangka adik yang kakak sayangi dan cintai yang menggagalkan pernikahan kakak." Alvan menarik nafasnya. Sepertinya ia butuh banyak oksigen untuk meredakan rasa sesak, marah dan emosi sekaligus. Dan ia juga berusaha menahan sekuat tenaga, agar tangannya tidak mencampakkan barang-barang yang ada di sekitarnya.

"Kak, aku mohon dengarkan penjelasan ku sekali ini aja. Kalau Alea itu_"

"Pergilah! kakak tidak mau mendengarkan penjelasan apapun lagi darimu!" usir Alvan.

"Tapi, kak."

"Pergilah, Ghe!" bentak Alvan membuat Ghea tak berani lagi berbicara.

Ghea terus menatap kakaknya. Mungkin kakaknya butuh waktu saat ini. Baikalah, setelah emosi kakaknya sudah reda dan membaik, ia akan bicara lagi pada sang kakak dan menjelaskan semuanya.

Dengan sangat terpaksa Ghea berjalan menuju pintu ruangan sang kakak. Tapi sebelum keluar, Ghea menatap Tasya sangat tajam. Bertepatan Tasya juga menatap Ghea sinis. Mereka saling pandang beberapa menit. Kemudian Ghea langsung keluar dari ruangan kakaknya.