NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Dokter Tampan

Terjerat Pesona Dokter Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / Asmara / Romansa
Popularitas:35.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Mencintai pria dewasa yang umurnya jauh lebih matang sama sekali tidak terbesit pada diri Rania. Apalagi memikirkannya, semua tidak ada dalam daftar list kriterianya. Namun, semua berubah haluan saat pertemuan demi pertemuan yang cukup menyebalkan menjadikannya candu dan saling mengharapkan.

Rania Isyana mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang sedang menjalani jenjang profesi, terjebak cinta yang rumit dengan dokter pembimbingnya. Rayyan Akfarazel Wirawan.

Perjalanan mereka dimulai dari insiden yang tidak sengaja menimpa mobil mereka berdua, dan berujung tinggal bersama. Hingga suatu hari sebuah kejadian melampaui batas keduanya. Membuat keduanya tersesat, akankah mereka menemukan jalan cintanya untuk pulang? Atau memilih pergi mengakhiri kenangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 33

"Lo ada hubungan apa dengan Dokter Rayyan?" tekan Tama kepo.

Sial, Tama pasti lihat semalam, nggak bisa gue biarin, duh ... bikin ribet aja tuh dokter!"

"Ra, lo selingkuh?" hardik Tama tak sabaran.

"Nggak ada hubungan apa-apa emangnya kenapa? Gue cuma sebatas tahu," jawab Rania tenang. Pada dasarnya memang mereka tidak mempunyai ikatan lebih dari teman, walaun Dokter Rayyan selalu mengklaim bahwa dirinya punya kedekatan khusus.

"Owh ya? Semua orang yang berjaga semalam, dan mungkin orang lainnya yang kebetulan ada di sana itu tidak rabun dan masih sehat penglihatannya, jadi lo nggak bisa ngelak, nggak mungkin banget seorang penguasa rumah sakit ini sampai rela datang ke ponek hanya untuk tahu keadaan lo, dan menggendong lo dengan penuh kasih sayang," papar Tama panjang lebar.

Sungguh pria di depannya dalam masalah besar. Rania baru saja jaga malam, dan dilsnjutkan stase lainnya hingga sore ini. Hampir tiga puluh dua jam minim istirahat, itu artinya keadaan Rania capek, ngantuk, dan ditambah cercaan dari sahabat keponya yang seakan memojokkan dirinya, jelas emosi Rania naik tak terkontrol lagi.

"Terserah! Lo mau percaya atau pun tidak, lagian lo kenapa jadi kepo sama hidup gue?" bentak Rania tersulut emosi. Perempuan itu menatap Tama dengan wajah berkaca-kaca, ia berlari kecil menjauh dari Tama.

"Ra, Rania! Tunggu Ra, gue minta maaf!" Tama menghadang jalan Rania, memblokir akses jalan yang ingin dilewati gadis itu.

"Tam, aku mau pulang aku mau istirahat," mohon Rania setengah malas.

"Gue antar ya?"

"Nggak usah!" tolaknya ketus. Perempuan itu berlalu begitu saja, meninggalkan Tama yang merasa bersalah atau lebih jelasnya bingung.

Rania sendiri langsung keluar dari area rumah sakit. Ia tidak mengindahkan kata-kata Rayyan yang menyuruhnya untuk menunggu dirinya pulang. Bahkan saat berkali-kali Rayyan menghubungi ponsel Rania, gadis itu mengabaikannya.

Rania pulang ke rumah Dokter Rayyan dengan taksi, hari masih sore sekitar pukul setengah empat. Rania langsung menuju kamarnya, membersihkan tubuhnya dan tidur. Ya, Rania ingin mengistirahatkan tubuhnya barang sejenak yang terlampaui lelah dan mengantuk.

Rayyan agak kesal, ia lebih kesal lagi saat datang ke control room melihat CCTV Rania bersama Tama. Ia sudah mengantisipasi stase obgyn dalam pantauannya hari ini. Segera pria itu keluar ruangan, dan bergegas pulang. Pria itu masih sedikit lega, pasalnya Rania masih pulang ke rumahnya.

Sampai rumah, Rayyan langsung menuju kamarnya untuk bebersih. Mengganti dengan pakaian rumahan. Menyambar ponsel miliknya lalu memesan makanan untuk makan malam Setelahnya mengunjungi kamar Rania. Pria itu mengetuk pintu beberapa kali, namun tak ada sahutan membuat ia masuk begitu saja.

Rayyan mendekati Ranjang, suasana kamar lumayan berantakan. Gadis itu sedang terlelap damai, bahkan ia tidak merasa ada orang lain yang masuk kamarnya. Pria itu merangkak ke atas kasur, mengamati wajah gadis itu begitu lekat, dalam, dan penuh minat. Entahlah, dekat dengan Rania selalu membangkitkan gelora di dada.

"Maafkan aku Ra, bikin kamu nggak nyaman gara-gara semalam," sesal pria itu sembari mengelus wajahnya. Beralih mengelus bibirnya, pria itu meneguk salivanya sendiri, dengan tanpa permisi Rayyan memberanikan diri memagut bibir itu dengan lembut.

Rania yang tengah tertidur pulas, jelas terusik, merasa ada sesuatu yang menari-nari di dalam mulutnya. Mata lentik itu terbuka, ia langsung waspada kala pria itu tengah mencumbunya dengan minat.

"Dok?" Rania menjauhkan kepalanya.

"Maaf Ra, aku membangunkan kamu, tidur lagi aja kalau masih ngantuk, kamu capek banget ya, aku pijitin ya?" ujar pria itu menyingkap selimutnya.

"Nggak, nggak usah Dok!" tolak Rania sembari menarik diri.

Mereka berdua terdiam cukup lama, Rayyan yang masih betah menatapnya. Sementara Rania yang bingung sendiri menyikapi pria itu.

"Ra, kamu marah? Aku minta maaf ya, kalau kamu merasa tidak nyaman atas sikapku kemarin. Aku hanya kasihan lihat kamu semalam, ya jiwa sayang aku meronta-ronta lihat kamu dalam posisi tidur tidak nyaman begitu," sesalnya menatap lekat.

"Udah kejadian juga, lain kali tolong dipikirkan lagi jika mau bertindak, terima kasih Dokter sudah perhatian, tapi itu tidak perlu, apalagi di tempat umum. Dokter menempatkan aku dalam posisi yang tidak seharusnya.

"Tapi Ra, aku sayang sama kamu, aku tahu status kamu, aku tahu kehidupan kamu, aku hanya ingin dekat denganmu, aku janji, nggak bakalan bersikap kaya kemarin lagi, tapi kamu yang inisiatif sendiri datang ke ruangan aku."

Rania nampak bingung, sungguh hatinya mulai resah. Rayyan yang selalu ada dan perhatian walaupun terkadang sangat pemaksa. Atau Jovan yang selalu bijak dan menyikapinya dengan sabar.

"Ra, tolong jangan membuat sekat diantara kita, aku tidak menuntutmu untuk membalas perasaanku sekarang juga, tapi tolong jangan pernah pergi."

"Aku punya permintaan," pinta Rania serius. Beralih duduk di kursi belajar mengambil jarak lumayan jauh.

"Apa sayang?" ujarnya lembut.

"Bersikaplah profesional, dan biasa saja selain di rumah. Selebihnya aku mengikuti permainanmu, bukankah tidak ada pilihan lain untuk aku bukan?"

"Good girl, kamu dalam jangkauan yang aman," kata Rayyan tersenyum. Tubuhnya bergerak mendekat.

"Makasih Ra," ucap pria itu menatapnya begitu lekat hingga membuat gadis itu bingung dan hendak bangkit dari kursi. Namun, Rayyan malah membungkuk, mengurung gadis itu dengan kedua tangannya bertumpu pada lengan kursi.

"Dokter mau apa?"

"Mau kamu!" ucapnya sembari tersenyum penuh hasrat.

1
Sri Marwi
doketerbrayyan merasahkan
Dina Hutagalung
Biasa
Fitria Diah
langsung hamil kayaknya hahaha 😂😂😂
Dian Isnawati
dimana sih cerita Juan belenggu gairah semalam dicari2 tdk ketemu kak
aryuu
Luar biasa
aryuu
/Chuckle/
muth yasin
Luar biasa
Suci Wawan Bagan
udah berkali kali baca novel ini, tp gak bosen2
Ros Konggoasa
cemburu ni yeee
Khanza Salsabila
Luar biasa
Khanza Salsabila
Lumayan
Gita mujiati
Luar biasa
Ros Konggoasa
cinta ap nafsu ygbenar dong Thor
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Ros Konggoasa
lanjut
Arida Susida
Luar biasa
Arida Susida
Lumayan
mars
Luar biasa
mars
pepet trus,emng spesialis novel tikung jodoh
mars
ini udh saking stress nya dokter rayyan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!