Riana adalah seorang wanita yang merasa sangat beruntung karena bisa menikah dengan pria pujaan hatinya.
Riana yang telah menikah selama hampir sepuluh tahun merasa sangat bahagia karena memiliki suami yang sangat penyayang dan sepasang anak yang sehat dan cerdas.
Namun ternyata kebahagiaan itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh suaminya.
Riana yang baru mengetahui tentang perselingkuhan suaminya dengan teman kantornya merasa sangat hancur dan terpuruk.
Riana yang tak ingin hancur sendirian pun memutuskan untuk bangkit demi kedua buah hatinya hingga akhirnya membuat Riana membuat keputusan berat yaitu Pembalasan.
Apa yang sedang direncanakan Riana sebenarnya? Apakah Pembalasan Riana akan berhasil? Apakah Riana dan kedua anaknya bisa menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25. Dua Handphone
Ojek Online yang mendapatkan pesanan untuk menjemput Kamal pun akhirnya sampai di tempat tujuan dan dengan cepat memberitau informasi yang diinginkan oleh Riana.
Riana yang menunggu di rumah pun tersenyum sinis saat mengetahui semuanya lalu saat Laura sedang mencari informasi yang terjadi pada Yonna tiba-tiba Riana menemukan sesuatu yang mengejutkan.
"Apa maksud status yang ditulis Mbak Yonna di media sosialnya? Apa Mbak Yonna berniat untuk bercerai dari suaminya lalu menjadi istri kedua Mas Kamal?" tanya Riana dalam hati dengan ekspresi wajah yang terkejut.
"Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Aku tidak bisa membiarkan Mbak Yonna bercerai dengan suaminya sekarang! Aku harus segera mempercepat rencanaku!" ucap Riana dengan tatapan mata yang tajam.
Riana yang mendengar suara motor berhenti di depan pagar pun menyadari bahwa Kamal telah sampai di rumah dengan selamat.
"Hmmm, aku tidak boleh marah. Aku harus bersabar jika tidak maka hancur sudah semua yang telah aku lakukan selama ini!" ucap Riana dalam hati dengan ekspresi wajah serius.
Kamal yang memasuki rumah dengan wajah yang sangat lelah pun melihat Riana yang menjemputnya dengan ekspresi wajah yang cemas merasakan sedikit perasaan bersalah.
“Mas! Ayo masuk!” ucap Riana dengan suara yang lembut dengan ekspresi wajah yang pura-pura khawatir sambil mengambil jaket yang dilepas Kamal dan meletakkannya di pergelangan tangannya.
"Maafkan aku Riana. Jika aku tidak keluar menemui Yonna. Tidurmu pasti tak akan terganggu!" ucap Kamal dalam hati sambil Menatap Riana dengan ekspresi wajah yang menyesal sambil berjalan masuk sambil mengikuti Riana dari belakang.
"Mas, sudah makan belum? Mas mau aku masakkan sesuatu?" tanya Riana dengan ekspresi wajah yang penasaran dengan nada suara yang cemas sambil berbalik arah menatap Kamal yang sedang duduk di atas tempat tidur setelah meletakkan jaket Kamal di gantungan.
“Tidak! Mas sudah makan. Mas hanya lelah. Mas sepertinya butuh waktu tidur.” Ucap Kamal dengan ekspresi wajah yang sangat lelah sambil meletakkan tasnya di atas meja lalu mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi.
“Agh! Kalau begitu Riana tidur duluan ya, Mas. Riana masih mengantuk!” ucap Riana yang telah berpindah tempat di sisi lain dari tempat tidur.
“Iya! Mas akan langsung tidur setelah mandi!” ucap Kamal yang langsung menutup pintu kamar mandi dan menguncinya.
Riana yang melihat Kamal telah menutup pintu kamar mandi pun mulai membuka tas Kamal dan mencari keberadaan handphonenya.
“I-Ini... Handphone siapa? Kenapa ada dua handphone di dalam tas Mas Kamal?” tanya Riana dalam hati dengan ekspresi wajah yang bingung dengan tatapan mata yang penasaran.
Riana yang menghidupkan handphone tersebut menjadi sangat terkejut saat melihat foto Kamal dan Yonna yangmana Yonna dengan santainya memeluk Kamal sambil tersenyum sangat lebar.
“Hah! Ma-Mas...” gumam Riana dengan ekspresi wajah yang terkejut dan sedih di saat bersamaan hingga tanpa sadar air mata yang telah tertahan tak keluar akhirnya jatuh juga.
“Kau tega sekali, Mas. Kau menggunakan handphone lain untuk menghubungi selingkuhanmu itu dan menyimpan semua memori perselingkuhan kalian di dalam handphone ini agar aku tak bisa mengetahuinya!” ucap Riana dengan ekpsresi wajah yang tak percaya.
Riana yang awalnya mampu menahan amarahnya, kekesalannya dan kecemburuannya tiba-tiba runtuh seketika saat sebuah pesan masuk dari Yonna.
*Mas, aku telah membuat keputusan bahwa aku akan segera meminta cerai kapada Dion dan fokus hanya padamu!*
Riana yang tidak percaya dengan pesan yang dibacanya itu pun terduduk dengan pikiran yang kosong tapi dalam sekejap mata Riana yang tau jika Kamal akan segera selesai mandi pun memasukkan kembali handphone tersebut dan berpura-pura telah tertidur.
Riana yang mencuri lihat pun mengetahui bahwa Kamal telah keluar dari kamar mandi dan tanpa pikir panjang mengambil tasnya lalu memasukkan tas tersebut ke dalam lemari.
“Kau sangat hebat menyembunyikan bangkaimu Mas selama ini tapi tidak lagi sekarang! Aku akan membongkar semua kejahatanmu di saat bersamaan hingga kau akan lebih memilih mati daripada hidup dengan rahasia kejahatan diketahui semua orang!” ucap Riana dalam hati dengan tatapan mata yang tajam.
Kamal yang hanya tau jika Riana telah tidur pun mengambil posisi dan tidur di samping Riana dan dalam hitungan menit Kamal telah masuk ke dalam dunia mimpi.
Riana yang telah menunggu momen itu pun dengan cepat membuka pintu lemari dan mengambil kedua handphone milik Kamal.
Di saat Riana mengecek isi yang ada di dalam handphone tersebut perasaan jijik dan ingin muntah memenuhi tenggorokan Riana.
“Kau tega sekali Mas. Aku tidak menyangka ternyata suami yang menurutku Pria yang sangat baik dan penyayang ternyata telah bermain di belakangku hampir satu tahun lamanya!” ucap Riana dalam hati dengan satu tangan di mulutnya.
“Kau tak hanya sering bertemu setelah selesai pulang kantor Mas tapi ternyata kau menjadikan alasan dinas keluar kota sebagai liburan pribadi kalian!” ucap Riana lagi dalam hati dengan air mata yang tak berhenti mengalir sambil menatap Kamal yang sedang tertidur pulas di atas tempat tidur dengan wajah yang tak berdosa.
Semakin lama Riana membaca pesan, melihat foto di galeri, dan riwayat transaksi banking Kamal dari Emailnya, Riana semakin mengetahui semua kebusukan dan kejahatan yang disembunyikan Kamal.
“Kau tak hanya mengambil peran Suami Mbak Yonna memberikannya nafkah batin tapi kau juga memberikannya nafkah lahir yangmana seharusnya kau berikan semua itu pada Isti dan Anakmu yang asli, Mas!” ucap Riana dalam hati sambil menggenggam handphone itu dengan sangat erat dengan ekspresi wajah yang kesal.
Riana yang telah hancur hatinya pun menguatkan dirinya dan berdiri dengan tegap lalu menghapus air mata yang terjatuh ke pipinya.
“Kau bisa saja menghancurkan hatiku dan pernikahan kita, Mas. Tapi aku tidak akan pernah membiarkanmu menghancurkan masa depan anakku!” ucap Riana yang telah menguatkan hatinya sambil berbicara dengan suara yang pelan dengan tatapan mata yang tajam.
“Aku tidak akan membiarkan mereka kehilangan haknya sebagai anak kandungmu, Mas! Aku akan mengamankan semua aset dan hak yang seharusnya dirasakan untuk kedua anakku!” ucap Riana lagi dengan ekspresi wajah yang serius.
“Aku pun tak akan pernah melepaskanmu dan Mbak Yonna, Mas. Kalian yang telah bermain api maka kalian pun seharusnya telah siap terbakar dengan api yang kalian mainkan!” ucap Riana dengan mata yang tajam.
Keesokan paginya, Riana yang telah melakukan rutinitasnya setiap pagi tidak membangunkan Kamal sama sekali dan memilih untuk mengurus Shasa dan Shawn pergi sekolah.
“Hati-hati di jalan ya, sayang! Belajar yang rajin! Bye!” jawab Riana dengan senyum yang lebar dengan ekspresi wajah yang bahagia sambil melambaikan tangan kepada Shawn dan Shasa yang telah pergi sekolah dengan menggunakan ojek online.
Riana yang melihat waktu sudah sangat mepet pun masuk ke dalam kamar dan membangunkan Kamal dengan cara tak biasa.
“Mas! Bangun! Mas, mau tidur sampai kapan? Mas tidak berangkat kerja apa?” tanya Riana dengan suara yang sedikit tinggi dengan ekspresi wajah yang kesal sambil mencipratkan air di wajah Kamal yang sedang tidur nyenyak.
“Kamu ini kenapa sih, Dek? Bangunin Mas tidur tidak perlu sampai seperti ini! Mas jadi basah semua!” teriak Kamal dengan ekspresi wajah yang kesal dengan mata yang melotot tajam.
“Kalau aku tidak mencipratkan air ini maka Mas tidak akan bangun-bangun. Mas itu tidur sudah seperti kebo!” ucap Riana dengan nada suara yang terdengar marah sambil meletakkan kembali gayung ke dalam kamar mandi.
“Lihat itu, Mas! Pukul sudah hampir setengah tujuh pagi tapi Mas masih tidur! Aku sudah membangunkan Mas berkali-kali tapi tidak berhasil jadi aku menggunakan air untuk membangunkan Mas dan ternyata berhasil!” ucap Riana dengan pernyataan yang membela dirinya.
Kamal yang melihat pukul sudah hampir setengah tujuh pagi dengan cepat berdiri dan berlari ke kamar mandi untuk mandi.
“Apa? Bagaimana bisa begini? Aku kesiangan! Gawat! Bos bisa marah lagi padaku!” gumam Kamal dengan ekspresi wajah yang cemas dengan tatapan mata khawatir.
Riana yang melihat Kamal menjadi terburu-buru hingg terjatuh ke lantai membuat perasaan Riana yang hancur kembali pulih.
#Bersambung#
Apakah Yonna akan benar-benar bercerai dari suaminya? Apa yang akan dilakukan Riana untuk mencegah niat Yonna untuk bercerai? Tunggu jawabannya di BAB selanjutnya..
Ngapain mobil mogok minta tlng perempuan,laki di dunia ini hbs kah smpe gak bisa telp satu orngpun utk dimintain tlng info montir mobil yng bisa dipanggil???? 🤦🏻♂️🤦🏻♂️🤦🏻♂️ Otaknya dah geser kali si Kamal,,,,ribet amat hidup lo
kelebihan h
koreksi