Alvaro rela mengorbankan mimpinya untuk menjadi seorang polisi demi sang istri. Dia bekerja keras di siang dan malam untuk bisa membiayai kuliah sang istri, sehingga akhirnya sang istri diterima bekerja sebagai manager di sebuah perusahaan raksasa.
Suatu hari, istrinya tanpa sengaja menabrak seseorang hingga orang tersebut meninggal. Alvaro rela menggantikan istrinya sehingga dia yang dipenjara, mengakui kesalahan yang sama sekali bukan dia perbuat.
Tapi dengan teganya sang istri berselingkuh dan meninggalkan Alvaro yang telah banyak berkorban untuknya.
Setelah keluar dari penjara, Alvaro bekerja menjadi seorang detektif swasta, mengandalkan kemampuannya dalam mengungkapkan banyak kasus.
Alvaro tak pernah bisa melupakan bagaimana perlakuan buruk mantannya terhadap dirinya, Alvaro berjanji akan membalas semua perbuatan mantan istri dan selingkuhannya, sehingga dia memanfaatkan adik ipar sang mantan sebagai pion rencana balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Kenapa kamu ingin mengajak aku dan suamiku makan bersama disini?" tanya Joana kepada Bianca, setelah berhasil menelan makanan yang ada di mulutnya, gara-gara ulah Alvaro.
Pertanyaan itu membuat Bianca nampak kebingungan, dia harus mencari alasan yang tepat agar Joana tak curiga padanya, dia pun duduk, ikut bergabung dengan Joana dan Alvaro. Bianca melirik sekilas ke arah Alvaro yang menatap dingin padanya. "Emm... aku... aku hanya ingin dekat dengan kalian sebagai adik iparku, apa itu salah?"
"Tapi aku tak..." Joana tak meneruskan perkataannya, karena tiba-tiba ponselnya bergetar.
Drrrrtt...
Drrrrtt...
Drrrrtt...
Joana melihat ada panggilan telepon dari sebuah nomor yang tak di kenal, entah siapa itu, tapi dia harus mengangkatnya, siapa tahu ada informasi penting.
Joana meminta izin kepada Alvaro untuk mengangkat panggilan telepon tersebut, "Al, aku angkat telepon dulu ya." Setelah berkata seperti itu, Joana pun pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Sebenarnya Alvaro sangat penasaran siapa yang menelpon Joana, siapa tahu itu adalah telepon dari Dion, tapi sayangnya sekarang ini dia sedang bersama Bianca, tidak mungkin dia mendengarkan percakapan antara Joana dan orang yang menelpon Joana, di dekat Bianca.
"Kenapa kamu membawa Joana kesini?" tanya Bianca, dia sangat keberatan dengan kehadiran Joana, sangat merusak semua angan yang telah dia bayangkan ketika berduaan dengan Alvaro.
"Karena dia istriku, apa aku salah membawa istriku makan bersama kakak iparnya?" jawab Alvaro dengan santai, dia malah senang melihat Bianca kesal seperti itu.
Bianca merasa jengah dengan jawaban dari Alvaro. "Jangan bersikap berpura-pura mencintainya, aku tahu kamu tidak mencintai istrimu itu. Kamu pasti masih mencintai aku kan? Jangan membohongi hatimu sendiri, Al." Bianca berkata dengan penuh rasa percaya diri.
Alvaro tersenyum smrik mendengar perkataan Bianca, dia baru menyadari bahwa dulu dia telah dibutakan oleh cinta, sehingga Bianca masih menganggap dia masih tergila-gila pada Bianca. "Iya aku mencintaimu."
Bianca tersenyum mendengar perkataan Alvaro. Bianca sudah bisa menebaknya, Alvaro masih mencintai Bianca, serasa ada jutaan kupu-kupu bertebaran di dalam hidupnya.
Alvaro menambahkan perkataannya. "Tapi itu dulu. Sekarang aku sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi padamu."
Seketika senyuman Bianca memudar, perkataan Alvaro membuat hatinya sakit, sungguh sangat sakit. Seakan dia diangkat terbang tinggi lalu dihempaskan ke dasar jurang.
"Aku bersedia bertemu denganmu bukan karena merindukan kamu, tapi untuk memperingatkan kamu, aku tahu kamu adalah wanita yang sangat licik, menghalalkan segala cara untuk meraih apa yang kamu inginkan. Karena itu jangan pernah sekalipun mencoba untuk melukai Joana, kamu akan berhadapan denganku!" Alvaro bersikap seolah-olah dia ingin melindungi Joana, sebagai seorang suami yang sangat siaga.
Mata Bianca berkaca-kaca, ternyata sekarang Alvaro telah menjadikannya sebagai seorang musuh, bahkan Alvaro akan pasang badan jika seandainya ada yang melukai Joana. Sepertinya pria itu telah menyatakan perang dengannya.
Memang tadi siang, Bianca, Bu Nadia, dan Dimas telah membahas sebuah rencana jahat untuk membuat Joana menghilang dari muka bumi ini, menurut mereka lebih baik mereka memilih cara yang paling aman, karena mereka yakin Joana tidak akan tinggal diam, dia pasti akan berusaha keras untuk bisa menjadi penerus perusahaan ayahnya. Apalagi mereka mencurigai Pak Riki sebenarnya mengharapkan Joana lah yang menjadi penerus perusahaan.
"Lebih baik kamu tidak perlu ikut campur ke dalam urusan ini." Bianca hanya takut Alvaro menjadi incaran Dimas juga. Bianca tidak ingin Alvaro terluka. Cukup hanya Joana yang akan dilukai ataupun dilenyapkan, tapi jangan Alvaro.
"Aku suaminya Joana, tentu saja aku harus melakukan cara apapun untuk melindunginya." ucap Alvaro dengan penuh kemantapan, dia berkata seperti itu dengan nada bicaranya yang dingin dan datar.
Hati Bianca sangat sakit mendengar perkataan Alvaro, dulu kata-kata itu pernah Alvaro ucapkan ketika Alvaro melindunginya dari gangguan para preman. Kini kata-kata itu Alvaro ucapkan kembali, bukan untuk dirinya lagi, tapi untuk Joana, pria itu kini rela melakukan cara apa saja untuk melindungi Joana. Bianca tidak rela mendengarnya. Bianca tidak rela jika Alvaro terluka demi melindungi Joana.
Alvaro melanjutkan perkataannya, "Dan aku akan melakukan cara apapun untuk membuat Joana mendapatkan apa yang menjadi haknya, dia yang berhak atas Alpha."
Bianca merasakan nafasnya terasa menyesakan di dada, mengapa harus Alvaro yang menjadi penghalang untuknya. Dua orang yang dulunya saling mencintai mengapa kini harus bermusuhan? Karena mereka telah di terjebak berada di kubu yang berbeda yang saling memperebutkan kekuasaan antara dua saudara tiri itu, seakan seperti kisah Romeo dan Juliet.
Bianca menjadi penasaran apakah Alvaro memiliki perasaan pada Joana atau tidak, walaupun dia berharap Alvaro tidak memiliki perasaan apapun pada adik iparnya itu. "Mengapa segitunya kamu ingin melindungi Joana, tidak mungkin kan kamu mencintainya?"
Alvaro terdiam ketika ditanyai seperti itu, apakah dia memiliki perasaan pada Joana? Tentu saja tidak, dia tidak akan pernah jatuh cinta lagi pada siapapun, temasuk Joana, apalagi Bianca. Dia sudah tidak tertarik untuk memiliki hubungan spesial dengan seorang wanita. Menikah dengan Joana pun karena sebuah misi, bukan berlandaskan cinta.