Mr. Bodyguard

Jenna sudah mulai beraktivitas seperti biasanya dan kali ini Elios sudah tidak menyembunyikan wajahnya, karena sudah banyak yang mengetahui wajah pria itu.

Untuk masalah berita yang sempat muncul tidak sampai satu jam itu, kini sudah tenggelam dan malah diisi oleh tentang ketampanan Elios. Bahkan sudah ada beberapa petinggi entertainment yang menawarkan Elios untuk menjadi model, tetapi dengan tegas pria itu menolak semua tawaran tersebut.

Entah mengapa Jenna merasa lega, karena Elios langsung menolak mereka. Wanita itu sangat tahu bahwa Elios tidak akan cocok untuk menjadi seorang model ataupun aktor.

“Sudah sampai Nona Jenna,” ucap Elios yang sudah membukakan pintu belakang untuk Jenna.

Mereka saat ini berhenti di sebuah restoran ternama untuk makan malam, karena hari ini Jenna melakukan dua pemotretan dan membuatnya sangat lapar.

Elios sudah memastikan kalau restoran yang akan mereka datangi sudah aman, bahkan saat Jenna memasuki restoran yang cukup ramai… hanya ada beberapa orang yang meminta foto kepadanya, karena pihak restoran langsung meminta para pengunjung untuk tidak membuat keributan.

“Pesanannya belum disajikan?” Kesal Jenna saat melihat mejanya masih kosong, hanya ada sebotol wine dan dua gelas kosong.

Wanita itu sudah sangat lapar, tetapi pesanannya masih belum datang. Kalau ia meminum wine, nanti perutnya akan perih.

“Mungkin sebentar lagi,” ucap Eliosa yang kini menuangkan wine di gelas milik Jenna.

Dan tidak lama kemudian makanannya sudah datang, seorang waiter terlihat terkejut saat melihat sosok Jenna, sedangkan wanita itu merasa tidak nyaman dengan tatapan sang waiter.

“Berhenti menatap Nona Jenna!” Tegur Elios dengan nada dinginnya.

Sang waiter langsung menundukkan kepalanya dan menyajikan makanan yang sudah dipesan ke atas meja, tetapi ekor matanya mencuri pandang ke arah wajah cantik Jenna.

“Kenapa kau terus menatapku?” Tanya Jenna yang benar-benar tidak nyaman.

“A-apa kau sudah melupakanku?” Tanya waiter tersebut yang dibalas tatapan bingung oleh wanita itu.

“Jika sudah selesa, harap keluar!” Kata Elios yang merasa tidak suka dengan waiter tersebut, karena sudah membuat Jenna merasa tidak nyaman.

“Tu-tunggu! Ini aku, Jenna! Mantan kekasih pertamamu!” seru sang waiter yang membuat Jenna langsung menjatuhkan pandangannya ke arah seragam biru yang terdapat nama dari sang waiter, Erlan.

Jenna jelas tahu nama tersebut, itu adalah nama dari mantan kekasihnya saat ia duduk dibangku sekolah. Namun Erlan yang dulu dan sekarang terlihat sangat berbeda, dulu Erlan sangat tampan dan juga menjadi kapten basket sekolah. Namun sekarang yang ada di depannya terlihat seperti orang yang berbeda, bahkan Jenna tidak bisa mengenalinya.

“Lalu apa urusannya denganku?” Tanya Jenna dengan ketus, karena ia sudah kelaparan, tetapi malah diajak bicara tidak penting.

“Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?” Tanya Erlan yang membuat Jenna menghela napas dengan kasar.

“Tidak, karena kita sudah lama putus dan aku sekarang sedang kelaparan. Jadi keluarlah, sebelum kau yang ku makan!” Ancam Jenna yang terlihat menyeramkan, membuat Erlan bergegas keluar.

“Mau saya potongkan?” Tanya Elios sambil menarik piring yang berisi steak kesukaan wanita itu.

Jenna menganggukkan kepalanya, ia mulai berpikir kenapa dulu bisa berpacaran dengan Erlan. Padahal baik dulu maupun sekarang, wajah Erlan masih terlihat mirip… hanya tubuhnya saja yang sangat kurus dan tidak terawat.

“Sudah selesai,” suara Elios menyentaknya dari lamunan.

Jenna menatap pria itu, dan ia baru menyadari kalau semua mantan kekasihnya tidak ada yang setampan Elios. Wanita itu menggigit bibir bawahnya, karena baru ingat kalau Elios adalah mantan terakhirnya.

“Apa Nona Jenna ingin disuapi?” Tanya pria itu dengan ekspresi yang tidak sedingin tadi.

Lagi-lagi Elios menunjukkan ekspresi lainnya, yang membuat jantung Jenna serasa ingin meledak. Namun kali ini wanita itu tidak ingin kalah untuk kedua kalinya, ia tidak ingin terlihat lemah hanya dengan perlakuan atau tatapan tak biasa dari Elios.

“Tidak perlu, aku bisa makan sendiri!” Kata Jenna sambil menusuk daging yang sudah dipotong kecil-kecil menggunakan garpu.

Pantang bagi Jenna untuk membangun kembali hubungan dengan mantan, apalagi mantan brengsek seperti Elios. Nama pria itu sudah dicoret dari daftar calon suami Jenna, dan ia sudah meminta Aurel untuk membantunya mencari pria yang sesuai dengan kriteria yang pernah di sebutkan kepada Elios malam itu.

Meskipun sudah lima tahun lamanya, tetapi Jenna masih belum bisa menutupi luka di hatinya. Perlakuan Elios lima tahun yang lalu membuat Jenna trauma untuk mencintai pria lain, dengan Hael saja Jenna terpaksa menerimanya… apalagi hatinya sudah mati, sejak Elios menyakitinya.

“Maaf,” bisik Elios sambil mengusap air mata Jenna yang tiba-tiba keluar, wanita itu tidak sadar sudah menangis.

“Jenna—” Elios menghentikan kalimatnya saat Jenna mengangkat tangannya untuk menyuruhnya berhenti berbicara.

“Kau sangat tidak sopan memanggilku seperti itu!” Marah wanita itu yang sebenarnya sangat kesal, karena jantungnya semakin berdebar sangat kencang saat mendengar panggil yang mirip seperti lima tahu yang lalu… tetapi kali ini terdengar sedikit lembut, tidak dingin seperti dulu.

“Apa kau ingin mempermainkan perasaanku lagi?” Marah Jenna yang ternyata tidak bisa melupakan pria yang sudah membuatnya patah hati.

Kau brengsek! Aku sangat membencimu!“ wanita itu memukul dada bidang Elios dengan kekuatan penuh, membuat pria itu menahan ringisannya.

Hug!

Tubuhmu Jenna sempat menegang, saat Elios memeluknya dengan erat. Namun perlahan, tubuh wanita itu menjadi sedikit lebih tenang saat merasakan pelukan hangat yang cukup menyakitkan hatinya.

“Maaf atas kejadian lima tahun yang lalu, aku sudah menyakitimu,” bisik Elios yang merubah panggilanya menjadi aku, bukan saya seperti biasanya.

“Kau sangat brengsek!” Teriak Jenna yang membuat pria itu memejamkan matanya.

“Beri aku kesempatan, Jenna,” bisiknya di telinga wanita yang masih menangis dipelukannya,

Elios benar-benar menyesal, dan ia tidak ingin kehilangan Jenna untuk kedua kalinya. Jika dulu Jenna yang berjuang, maka kali ini biarkan Elios yang memperjuangkan wanita yang entah sejak kapan mengganggu perasaannya.

Elios bisa saja terlihat tidak peduli atas kepergian Jenna, tetapi tanpa sadar pikirannya selalu tertuju pada Jenna dan Elios juga diam-diam mencari kabar tentang wanita itu melalui kenalannya yang berada di negara tempat Jenna berada.

“Aku tidak mau!” Tolak Jenna yang berbeda dengan hatinya.

Wanita itu masih menginginkan Elios, ia ternyata sangat bodoh dan terlalu dalam mencintai pria brengsek seperti Elios.

“Aku tidak membutuhkan persetujuannya, aku hanya meminta izin untuk memperjuangkan hatimu,” ucap pria itu sambil menyatukan kening mereka.

Mata hijau itu ternyata sangat cantik, Jenna sangat cantik dan Elios baru menyadarinya setelah wanita itu benar-benar pergi.

“Jadi izinkan aku untuk masuk ke dalam hatimu lagi, Jenna Victoria Grelynn.”

Bersambung.