Akibat hubungan toxic Ameera sering kali tidak fokus dalam berbagai hal, sang kekasih selalu membuntutinya bahkan menghubunginya setiap saat.
Hal itu berakibat fatal pada malam saat saudari kembarnya meminta Ameera untuk mengantarnya menemui sang suami, akibat mengangkat telepon dari kekasihnya Ameera lalai mengemudikan mobilnya hingga terjadilah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa saudari kembarnya.
Ambeera wafat saat usia kandungannya delapan Minggu, hal itu membuat Ameera dihantui rasa bersalah yang amat sangat besar! Terlebih lagi Liam yang merupakan suami dari Ambeera mengalami depresi parah akibat kematian istri dan calon anaknya.
Liam hanya bisa ditenangkan ketika melihat wajah Ameera, karena itu keluarga besar keduanya memutuskan untuk menjadikan Ameera istri pengganti untuk Liam, siapa sangka ketika depresinya sembuh Liam tidak bisa menerima bahwa Ameera lah yang kini menjadi istrinya.
Ameera harus sabar setiap kali Liam berlaku kasar padanya, baik secara verbal maupun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Liam terkekeh melihat air mata Ameera menetes justru bukan karena perkataan-perkataan kasarnya melainkan karena perkataan lemah lembutnya Ameera menangis! Biasanya Ameera tidak pernah menampakkan air mata dipipinya sekalipun kata-kata yang Liam lontarkan sangat menyakitkan.
Tapi kenapa disaat Liam berbicara dengan lah lembut, Ameera justru menitihkan air mata dihadapannya! Replex saja Liam menghapus air mata dipipi Ameera, dan langsung disambut senyum mengembang dibibir Ameera.
Tidak mampu lagi memandangi wajah Ameera, Liam langsung mengalihkan pandangannya ke lain arah.
"Kalian ini bikin iri kita yang sudah pada tua-tua ini, ingin kembali ke masa muda lagi jadinya!" ucap dady Daniel.
Ameera dan Liam hanya bisa tersenyum menanggapi perkataan Dady Daniel, untuk beberapa saat mereka berkumpul di ruangan televisi sambil meminum wine dan kue tart yang sudah dipotong oleh Ameera.
Suapan pertama tentu saja untuk Liam suaminya, barulah setelahnya Ameera menyuapi orangtua dan mertuanya satu persatu. Karena mereka masih mengantuk dan besok harus pergi ke pemakaman, mereka pun kembali kedalam kamarnya masing-masing.
Diatas ranjang tidak ada henti-hentinya Ameera tersenyum mengingat momen tadi berciuman dengan Liam! Walaupun diyakini oleh Ameera itu adalah akting semata, tapi yang terpenting suaminya itu sudah mau menyentuhnya.
Satu persatu kado dibuka oleh Ameera, sesekali Liam yang sudah berbaring diatas ranjang melirik kearah Ameera untuk melihat istrinya itu unboxing kado-kado dari orangtua dan mertuanya.
Kado pertama yang dibuka oleh Ameera adalah kado dari mertuanya yaitu momy Britney, begitu kotak kado itu terbuka alangkah tercengangnya Ameera mengeluarkan satu persatu yang ada didalam kotak kado tersebut.
Beberapa lingerie dengan variasi model dan warna menjadi kado dari mertuanya untuk Ameera. Sontak saja Liam yang diam-diam melirik untuk melihat Ameera unboxing kado pun membelalakkan bola matanya.
Buru-buru Ameera memasukkan lagi lingerie-lingeri itu kedalam kotak kadonya.
Sementara Liam cukup kesal juga kenapa momynya itu sampai memberikan kado barang menjijikkan seperti itu untuk Ameera, mau Ameera mengenakan lingerie se seksi apapun Liam bersumpah tidak akan tergoda.
Kado kedua yaitu dari Dady Daniel, dibukanya kotak kado kecil itu oleh Ameera! Rupanya dua tiket pesawat dan kamar hotel yang berada di Turki untuk Ameera dan Liam bisa bulan madu.
"Am, Dady mu membelikan kita tiket pesawat dan hotel untuk kita bulan madu ke Turki!" Ameera berani berbicara karena tau Liam sejak tadi mengintipnya.
Liam pura-pura tidak mendengar dan buru-buru memejamkan kedua matanya.
"Aku tau kau sejak tadi mengintip, kau bahkan kaget melihat lingerie-lingeri itu! Jadi tidak usah pura-pura tidur,"
"Kau sudah tau bukan, aku tidak akan pernah mau bulan madu dengan mu? Jadi untuk apa kau memberitahukan itu padaku?"
"Itu si terserah padamu! Ini, silahkan kau robek saja!" Ameera berbalik menghadap Liam yang sedang berbaring disampingnya, diletakkannya tiket pesawat dan hotel didekat tangan Liam.
Tentu saja Liam tidak mungkin merobeknya, bisa-bisa Dady Daniel akan murka terhadapnya! Tapi pergi dengan Ameera pun Liam tidak mau.
"Kau saja yang pegang! Kalau perlu pergi saja sendirian!" ketus Liam.
"Mana bisa aku pergi sendiri, sedangkan ini tiket untuk dua orang! Kalau kau tidak mau, aku bisa ajak orang lain kok!"
Diambilnya kembali tiket tersebut oleh Ameera, dan beberapa saat Liam mencoba memahami maksud dari perkataan Ameera yang mengatakan akan mengajak orang lain.
Pikiran Liam langsung tertuju pada Xander.
"Apakah dia akan mengajak laki-laki itu? Laki-laki yang menyukainya? Cih, dasar wanita murahan!" dalam hati Liam.
Selesai membuka semua kado-kadonya, Ameera membaringkan tubuhnya disamping Liam dan seperti biasanya keduanya tidur saling membelakangi.
"Sampai hati kau menyuruhku pergi ke Turki sendirian Am," dalam hati Ameera dia sangat sedih melihat respon dari Liam tentang tiket bulan madu itu, tapi apa boleh buat Ameera merasa hidup Liam menderita seperti sekarang itu semua karena dirinya yang lalai mengemudikan mobil sampai-sampai Liam harus kehilangan istri dan calon anaknya.
Keesokan harinya!
Mereka pergi ke pemakaman Ambeera disana Liam menangis tersedu-sedu begitu juga dengan momy Joa! Hal itu tentu saja membuat Ameera semakin dirundung rasa bersalah, kalau dipikir-pikir pantas saja Liam sangat membencinya itu karena terlihat jelas bahwa Liam sangat mencintai Ambeera hingga detik ini.
"Ya Tuhan kenapa aku harus cemburu begini, apa yang aku cemburukan sementara Amber sudah tidak ada lagi di dunia ini, tapi kenapa sakit sekali melihat Liam menangis dan berkata rindu pada nisan Ambeera!" dalam hati Ameera.
"Sayang Amber aku datang, aku merindukanmu Amber kembali lah sayang aku mohon!"
"Am jangan seperti itu, sudah relakan lapangkan hati mu ada Ameera disisi mu sekarang!" Dady Daniel mengusap pundak Liam untuk menenangkan putranya itu.
Sementara itu dari kejauhan seorang laki-laki muda tengah memperhatikan keluarga Ameera dan keluarga Liam yang berada di pemakaman Ambeera. Laki-laki itu memegangi buku diary milik Ambeera yang dulu sempat Ambeera buang di tong sampah kampus lalu diam-diam dipungut kembali oleh laki-laki itu.
Hei cantik tegakkan wajahmu kamu itu cantik dan baik kamu layak bahagia Ameera!! Berhenti menyalahkan dirimu sendiri Ameera, tapi kalau maak juga ada diposisi Ameera nyetir terus lalai dan adik atau kakak kita sendiri sampai tewas asli si maak juga pasti akan dihantui rasa bersalah seumur hidup.