seorang gadis yang terbangun dari tidur dan mendapatkan dirinya berada di tubuh wanita lain.
Geishana Deborah, tujuh belas tahun terkejut ketika bangun dan mendapatkan dirinya di tempat yang asing. Sosok gadis bar-bar hidup sebagai ratu yang dikucilkan karena kebodohannya. Terlebih ia sudah memiliki suami yang tidak mencintainya.
Geisha yang pintar, cekatan dan jago bela diri merubah tubuh kurus dan lemah. Hingga ia sadar jika sang ratu ternyata terlalu baik hati, makanya dimanfaatkan orang banyak.
"Aku bukan ratu kalian yang dulu. Bersiaplah!" gumamnya menyeringai dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DITEKAN
Rumor tentang lamaran pada sang kaisar dari kerajaan terkaya di sebuah wilayah yang baru saja ditaklukkan. Menjadi obrolan semua kalangan ada pro dan kontra.
"Yang Mulia Ratu mestinya memahami politik, ia bisa mengambil kekuasan itu dan menjadikan kekaisaran ini di puncak tertinggi!" ujar yang pro.
"Aku rasa, apa yang dilakukan dengan Yang Mulia Ratu sudah benar, ia adalah perempuan yang tak ingin membagi cinta," ujar yang kontra. "terlebih, Yang Mulia Kaisar harus ingat akan sumpahnya!"
"Ah ... sumpah bisa ditangguhkan, ini demi mengagungkan kekaisaran kita di mata dunia. Semua pasti paham, terlebih tak masalah jika Kaisar memiliki dua istri dan beberapa selir bukan?" sahut yang pro.
"Jangan buta, jika demi kemuliaan. Mestinya jika Ratu Raisa mencintai Kaisar. Sudah saatnya ia berkorban!"
"Lalu membiarkan hati Ratu hancur melihat suami yang ia cintai menikah dengan wanita lain?"
"Semua bisa dilalui seiring waktu!" ujar yang pro.
"Aku yakin Kaisar sanggup adil!"
"Adil bagaimana, Ratu hidup terpisah jauh. Jarak tempuh delapan jam jika menggunakan mobil, lima jam jika menggunakan kereta api. Kaisar bisa mati di jalan jika bolak-balik!"
"Tapi ini semua demi kemulyaan kekaisaran kita!"
"Kita pasti hidup lebih makmur!"
"Seorang pemimpin harus berkorban untuk kemakmuran rakyatnya itu hal yang wajar bukan?"
Sedangkan di istana, perang dingin antara Kaisar dan ratu masih berlangsung. Hal itu membuat seluruh istana menyalahkan ratu mereka karena walau bagaimanapun seorang istri harus melayani suaminya.
"Yang Mulia ... kami mohon hentikan perang dingin ini!" pinta salah satu bangsawan pada Raisa.
"Apa yang harus kulakukan Duke?" tanya Raisa lirih.
Tubuhnya makin kurus, ia hanya mau makan buah dan roti gandum. Ya kekaisaran Horton telah membuka pabrik roti yang terbuat dari gandum. Ide itu melintas dari Raisa yang membaca koran tentang pentingnya roti di masa Krisis ekonomi.
"Yang Mulia tetap harus menjalankan tugas sebagai ratu!" tekan pada bangsawan.
"Abaikan perihal lamaran, terlebih Kiasar adalah kepala pemimpin tertinggi di semua wilayah. Terkadang egoisme dipentingkan untuk memperhatikan martabat kekaisaran!" tekan pada bangsawan.
Raisa tak perdaya, ia sendirian. Tak ada yang membelanya sebagai seorang perempuan terlebih ia adalah seorang istri.
"Nak!" panggil ayahnya.
Raisa memeluk sang ayah. Albert membalas pelukannya, sedang sang ibu sedih melihat tubuh putrinya yang sangat kurus.
"Aku ingin pulang ayah ... hiks ... hiks ... aku ingin pulang!" ujar Raisa lalu menangis.
"Nak, memang berat sayang. Tapi, itu lah pengorbanan seorang ratu sesungguhnya. Meletakan cinta di dasar sebagai pijakan untuk mengusung kehormatan kaisar," jelas Albert sedih.
Pria itu tau, bagaimana pun Raisa harus menerima mahar itu. Ia akan menjadi pemimpin sebuah kerajaan, putrinya akan membawa pamor baik untuknya juga kekuasaannya yang pasti makin kuat dan luas.
Sang ibu, hanya mengelus putrinya, ia tak bisa membuat pembelaan. Menurutnya putrinya sudah cukup pintar untuk memutuskan mana yang baik dan mana yang lebih baik.
"Kau harus di sini, Nak. Jadilah Ratu dari kerajaan Harley, maka kekuasaan kita akan makin kuat!" ujar Albert menekan putrinya lagi.
Di singgasananya, sosok pria duduk dengan gagahnya, ia mendengarkan semua laporan yang diberikan dari para petugas dan bangsawan yang menjadi pemimpin wilayah. Ia sama sekali tak tau dengan rumor yang beredar di istana juga masyarakat. Semua memutuskan untuk tidak memberitahu sang Kaisar agar hanya fokus pada jalannya pemerintahan.
"Yang Mulia, lapor. Kita mendapat permintaan penggulingan kekuasaan pada Pangeran Lucyfer!"
"Cukup Marquez!" sentaknya pada Marquez Arthur. "Aku sedang tak ingin membantu siapapun!'
Marquez Arthur membungkuk hormat. Pria penguasa itu berdiri dengan gontai, ia pun masuk ke dalam ruangannya. Kaisar Henry lebih banyak menghabiskan waktu di kamarnya.
Perdana menteri Marquez Albert mengurut pelipisnya, ia bekerja secara ganda sekarang. Menjadi perdana Menteri dan juga menggantikan jabatan Kaisar. Pria itu mendatangi ruangan sang ratu.
"Yang Mulia Ratu, hamba Perdana menteri datang menghadap!" pekik pria itu di depan pintu kamar Raisa.
Pintu terbuka lebar. ayah dan ibu Raisa telah pergi dari tadi. Mereka juga menemui Kaisar.
Delapan maid berjejer rapi di kanan dan di kiri. Marquez Albert masuk. Ia melihat sosok kurus duduk di kursi malas, yang begitu rapuh, terlihat sekali jika sang ratu begitu hancur dengan semuanya.
"Yang Mulia, hamba tau jika ini tak pantas. Tapi, selama pernikahan itu belum terjadi, maka wajib Yang Mulia melayani Kaisar!" tekan Marquez kini.
"Jika begini terus, maka hanya dalam waktu hitungan jari, kita akan hancur Yang Mulia!"
Raisa menutup matanya. Tangisan pilu terdengar, sungguh Marquez Albert juga sangat sedih mendengarnya.
"Yang Mulia, inilah pengorbanan akan cinta Yang Mulia!" ujarnya dengan suara tegas.
"Jika Ratuku begitu mencintai Kaisarku ... korbankan cinta itu Yang Mulia. Jadikan alas untuk topangan Kaisar menggenggam dunia!" lanjutnya.
Raisa menghapus air matanya.
"Aku akan memikirkannya Marquez!" jawabnya lemah.
Marquez Albert membungkuk hormat ia mundur hingga pintu dan membalikkan tubuhnya. Raisa hanya, bisa pasrah, ia memang tak bisa melakukan apa-apa. Kebesaran cintanya harus ia letakkan di dasar kaki sang suami agar mendapatkan tahta yang lebih tinggi.
Jiwa Geisha yang juga ikut terpuruk seakan kehilangan gairahnya. Geisha hanya mengikuti alur tubuhnya seperti apa.
"Ini tidak bisa dibiarkan!" gumamnya dalam pikiran.
Geisha harus membangkitkan tubuh Raisa dari keterpurukannya. Kini ia mengendalikan tubuh Raisa dengan mengambil makanan di sisi kanannya. Matanya sedikit berkunang-kunang.
"Madu!" ujarnya.
"A-apa Yang Mulia?" tanya maid.
"Aku mau madu!" pintanya.
Semua maid berlarian, mereka langsung menuju gudang penyimpanan dan meminta madu. Madu didapat dari kekaisaran China. Bahkan Raisa mendapat jarum akupuntur sebagai hadiah dari Kaisar Shi Luan Ho.
Maid memberikan madu. Ia meminum satu sendok. Hanya butuh beberapa menit tenaganya pulih.
"Buatkan aku teh hangat!' pintanya lembut.
Lagi dan lagi para maid heboh, mereka seperti cacing kepanasan dan nyaris bertabrakan satu dan lainnya. Raisa tersenyum melihatnya.
Jiwa Geisha kini memimpin tubuh Raisa. Kini ia yang memegang kendali. Hanya saja tubuhnya yang lemah tentu membuatnya tak bisa melakukan apa-apa.
'Aku harus keluar dari zona cinta ini!' gumamnya dalam hati.
Teh terhidang, ia mencelupnya dengan roti gandum. Semua tampak heran melihatnya.
"Yang Mulia kenapa Yang Mulia mencelup roti ke dalam teh?"
"Ini agar lambung ku tak kaget ketika dimasukkan makanan Rosa!" jawab Raisa.
Semua mengangguk tanda mengerti. Akhirnya, Geisha kembali mendapatkan tenaganya. Ia tinggal menggemukkan lagi tubuh kurus itu.
"Jangan mati karena cinta Raisa bodoh!" sungutnya pada tubuh yang ia tempati.
"Jika memang cinta ini harus dikorbankan ... walau berat, maka berdirilah di atas harga dirimu Raisa!" lanjutnya menyemangati dirinya sendiri.
Bersambung.
Nah ... gitu ... semangat Raisa!
next?