Anderson Gif seorang CEO di perusahaan raksasa bernama G'Group. Siapapun sangat tau kalau dia adalah penikmat cinta diatas ranjang. Tak ayal membuat mereka memakai cara licik hanya untuk bisnis dengan mengorbankan putri-putri mereka menjadi mainan Anderson.
Kira-kira ada yang bisa ngerubah sifat Anderson tidak ya? Simak disini yuk 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keterlaluan
Rey saat ini sedang mencoba untuk menghubungi Ander, sementara Ziva sedang ditangani dokter.
Sumi hanya terduduk lesu sementara si botak entah kemana.
"Bagaimana Tuan?" tanyanya setelah Rey selesai dengan ponselnya.
"Ander tidak bisa dihubungi bi, biar saja"
Rey pun mendudukan dirinya disamping bi Sumi.
"Tuan, sebenarnya kenapa non Ziva bisa sampai dikurung seperti itu?"
"Masalahnya sangat rumit bi, yang jelas ini adalah salah Ander" jawab Rey.
"Bibi kasihan sekali melihat non Ziva seperti itu. Dia sepertinya gadis yang sangat baik dan ceria"
"Awalnya Ziva ditolong olehku bi dia.." akhirnya Rey menceritakan bagaimana awal Ziva bertemu dengannya saat mencari pekerjaan dan bagaimana bisa sampai dikurung oleh Ander seperti itu.
"Kasian sekali non Ziva" gumam bi Sumi pelan.
Rey merasakan ponselnya bergetar. Karena sebelumnya Rey mengubah mode ponselnya menjadi mode getar.
Akhirnya orang yang sebelumnya dihubungi olehnya saat ini menghubunginya balik. Rey segera menjauh dari tempatnya duduk untuk mengangkat telepon.
"Kau dimana Der?" tanya Rey tidak sabaran.
"Hei Rey, ini jam kerja" peringat Ander pada sahabatnya itu dengan sedikit menggeram menahan nikmat.
"Persetan dengan kerja, aku yakin sekarangpun kau tidak sedang bekerja. Kau sedang bersenang-senang dengan jalangmu kan" ujar Rey dengan emosi yang tertahan.
Selama ini Rey selalu diam disaat Ander bercerita dan bertindak tentang Ziva. Tapi menurutnya saat ini Ander sudah kelewatan.
"Hey tenang dude! Sebenarnya ada apa?"
"Datang ke Rumah Sakit Medical sekarang! Aku membawa Ziva kemari"
"Siapa yang mengijinkanmu membawa wanita itu kesana?" teriak Ander di seberang sana.
Rey menutup teleponnya sepihak. Tanpa menghiraukan teriakan Ander yang terdengar marah.
Ander segera turun dari ranjang tanpa menghiraukan Rose yang saat itu sedang mengulum benda pusakanya.
"Hei darling, what happen?" tanyanya heran.
"Aku ada urusan mendadak!"
"Ayolah kita bersenang-senang dulu sayang" rengek Rose.
"Tidak bisa Rose,aku harus pergi sekarang" ucapnya sembari mengancingkan celana yang sebelumnya telah dibuka oleh Rose.
Sementara Rose yang sudah setengah telanjang hanya bisa mencebik kesal.
"Pulanglah, nanti malam aku akan datang ke apartemenmu. Tunggu aku disana" ucap Ander.
Seketika membuat senyum Rose terbit "Aku pegang omomganmu sayang"
Rey tersenyum nakal "Aku duluan"
Entah hubungan seperti apa yang dijalani keduanya. Karena bagi Ander dia dan Rose hanya sebatas partner ranjang, tapi bagi Rose lebih dari itu.
Mobil hitam mengkilap milik Ander sudah terparkir rapi di basemen rumah sakit, pria itu berjalan menuju meja resepsionis.
"Tolong cek pasien atas nama Ziva ada di ruang perawatan mana?" ucap Ander tanpa basa-basi.
Sang resepsionis yang sangat mengenali Ander menjadi gugup seketika, apalagi tatapan Ander yang sepertinya ingin menelannya hidup-hidup.
"Se-sebentar tuan" jawabnya pelan. Tangannya meraih mouse komputer dengan gemetar. Membuat Ander geram melihatnya.
"Cepatlah!!"
"Pa-pasien atas nama Ziva belum terdaftar di ruang perawatan Tuan. Mungkin masih di UGD" jawabnya cepat.
Ander melangkah menuju Unit Gawat Darurat, dan benar saya Rey dan seorang wanita parubaya dengan baju pelayan sedang duduk di kursi tunggu. Sementara pintu di hadapannya masih tertutup rapat.
"Sebenarnya ada apa ini?" tanya Ander dengan suara beratnya.
Belum sempat Rey menjawab pintu yang semula tertutup rapat sekarang terbuka lebar memperlihatkan seseorang berjas dokter keluar darisana.
