Athanasia, gadis yang akrab disapa Athi, adalah murid Sekolah Menengah Atas di salah satu sekolah yang cukup mumpuni di kotanya. Ia adalah gadis dari keluarga sederhana, yang sangat tangguh. Karena ia tidak pernah memperhatikan penampilannya, ia sampai terkena bullying pada masa itu. Semua permasalahan yang melandanya, tidak sampai membuat Azekeil dan Lucas, yang merupakan sahabatnya, berpaling darinya. Karena kebaikan Azekeil, Athi baru menyadari kalau dirinya ternyata menyukai Azekeil, lebih dari yang ia bayangkan. Ia sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya, karena ia sangat malu dengan kondisi dirinya yang jauh dari kata sempurna, berbanding terbalik dengan Azekiel yang sangat sempurna di matanya. Hingga akhirnya hari perpisahan itu tiba, sehingga membuat Athi harus merelakan kepergian Azekeil untuk kembali ke Negara asalnya, karena sesuatu yang tidak bisa Azekeil jelaskan. Apakah Athi bisa menjalani kehidupannya, setelah Azekeil meninggalkannya jauh di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EsKobok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
About Belle
Sesampainya di rumah, Belle hanya bisa menghela napasnya. Ia merasa dunia ini sangat sempit bagi dirinya. Bertemu musuh sejak dia masih menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama, membuatnya menjadi sangat down, bahkan ketika sedang berbincang dengan Athi.
"Cklekk ...."
Belle membuka pintu apartemennya, dan membuka high heels yang sedari pagi ia pakai.
"Heh, darimana aja kamu anak sialan?" tanya sinis seseorang yang ada di hadapan Belle, membuat Belle terkejut mendengarnya.
Belle memandang laki-laki paruh baya yang ada di hadapannya, dengan sangat sinis. Terlihat laki-laki paruh baya itu, yang sedang mencekik sebuah botol, dan sepertinya sedang dalam keadaan mabuk.
Belle menghela napas panjang, sembari menepuk keningnya dengan keras.
"Ada apa sih, Yah?" tanya sinis Belle pada ayahnya, membuat ayahnya menjadi sangat marah padanya.
"Dasar anak sialan! Beraninya membentak ayah sendiri!"
"Plakk!!"
"Tess ...."
Air mata bercucuran dari kedua pelupuk Belle, membuatnya terdiam beberapa saat. Tamparan yang ayahnya berikan padanya kini, sudah sangat sering ia dapatkan, sejak ibunya meninggalkan mereka ke tempat yang tidak akan pernah bisa ada yang menemukannya.
Rasa sakit yang ia derita setelahnya, membuat dirinya menjadi tertutup, dan tidak ingin berteman dengan siapa pun juga.
Sejak ibunya meninggal, ayahnya secara spontan mengalami depresi yang berkepanjangan. Hal itu disebabkan karena ibunya yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga mereka, yang menyanggah kehidupan mereka dengan bekerja keras. Sementara, ayahnya hanya bisa menadahkan tangan, meminta semua hasil kerja keras mereka hanya untuk berjudi dan juga minum alkohol.
Betapa tersiksanya Belle, setelah ibunya meninggal. Ia yang menggantikan tugas ibunya untuk menyokong segala kebutuhan hidupnya untuk bersekolah, ditambah harus menghidupi ayahnya yang hanya tahu menadahkan tangan saja.
Belle mendelik ke arah ayahnya, "Dasar orang tua gak guna!" teriak Belle dengan sangat keras, yang langsung menyambar flat shoes yang tersusun rapi di rak sepatu.
Saking sakitnya kakinya karena high heels tadi, ia jadi berpikir dua kali untuk mengenakannya lagi kali ini.
Ia berlarian menuju arah yang tidak pasti ia melangkah. Ia hanya bisa berlari ke tempat yang tidak ia ketahui dengan jelas.
Udara yang dingin menusuk hingga ke tulang, apalagi Belle yang tidak mengenakan jaket pada malam yang larut itu.
"Hosh ...."
Ia menghentikan langkahnya, berusaha menghela napasnya yang tersendat. Kakinya sudah tak mampu untuk berlari lagi, bahkan untuk berjalan pun ia tidak sanggup.
Melihat sebuah taman dekat apartemennya, Belle pun duduk pada sebuah bangku taman, dan segera mengusap wajahnya dengan kasar.
"Argh! Dasar gak guna!" teriak Belle, membuat dirinya menjadi sangat tertekan.
Ia menghapus air matanya yang sedari tadi berlinang, kemudian mengeluarkan handphone-nya, dan segera menelepon seseorang.
..."Dringg ...."...
Dari sudut sana, terlihat seorang laki-laki yang sedang mengangkat telepon dari Belle. Dengan sangat heran, laki-laki itu mengangkat telepon darinya.
...***...
Tak berapa lama, Belle pun sampai pada tempat yang ia janjikan pada laki-laki itu. Di sebuah kafe yang tidak terlalu ramai, Belle berjalan menuju tempat yang menurutnya sangat nyaman.
Matanya mendelik senang, karena orang yang ia hubungi ternyata sudah sampai lebih dulu di sana.
"Hai, Keil!" sapa Belle dengan sangat riangnya, membuat Keil mendelik kesal ke arahnya.
"Ada apa kamu memanggil aku ke sini?" tanya Keil dengan sangat sinis, membuat Belle duduk di hadapannya dengan canggung.
"Ya ampun Keil, baru datang udah jutek begitu. Jangan gitu dong! Aku kan memanggil kamu karena kangen sama kamu!" jawab Belle dengan sangat heran, membuat Keil merasa kesal mendengarnya.
Belle melihat minuman yang sudah Keil pesan, membuat Belle menjadi sangat senang melihatnya.
"Wah ... itu minuman apa? Aku juga mau pesan yang seperti kamu!" ucap Belle, membuat Keil mendelik.
"Pesan aja," gumam Keil dengan malas.
..."Tring ...."...
..."Tring ...."...
..."Tring ...."...
Belle tak sengaja mengubah pandangannya ke arah handphone Keil yang ada di atas meja. Ia sangat penasaran dengan handphone Keil yang terus berbunyi.
"Wah ... banyak banget pesannya!" gumam Belle, sembari mengambil handphone Keil.
Dengan cepat, Keil pun merampas handphone miliknya, dan menatap Belle dengan sangat sinis.
"Katanya mau pesan?" tanya Keil dengan sinis, membuat Belle menyeringai tak enak.
"Ah ... iya, ini juga aku mau pesan, kok!" jawab Belle, yang segera pergi meninggalkan Keil di sana.
Belle pun pergi untuk memesan minuman yang sama dengan milik Keil. Karena situasi sudah aman, Keil pun segera melihat pesan yang sedari tadi sudah masuk ke handphone-nya.
Belle memperhatikan Keil dari jauh, melihat reaksi Keil yang senyum-senyum sembari membalas pesan dari seseorang yang tidak ia ketahui itu.
Belle memandang dengan sinis, 'Apa sih? Jelas-jelas Keil gak punya pacar. Kenapa dia senyum-senyum gak jelas gitu? Sama siapa dia chatting sih?' batin Belle yang kesal melihat tingkah Keil yang baru pertama kali ia lihat, sejak SMP.
Ya, memang Keil dan Belle adalah teman satu sekolah sejak di SMP. Sua juga merupakan teman sekolah mereka, sebab itulah Sua sangat kesal kalau Athi sampai berteman dengan Belle.
Belle dengan sikap yang sangat manis, segera menghampiri Keil yang masih senyum-senyum sendiri di sana. Dengan meletakkan minuman yang sudah ia pesan, Belle pun melontarkan senyuman ke arah Keil.
"Wah ... lagi chatan sama sia, sih? Kayaknya, hebat banget orang itu, bisa bikin Keil senyum-senyum gak jelas begini?" tanya Belle, membuat Keil memandangnya dengan sinis, sembari menyedekapkan tangannya.
"Belle, kamu manggil aku ke sini cuma buat ngomong ini?" tanya sinis Keil, membuat Belle menyeringai tak enak dengannya.
Belle berpose seimut mungkin, sampai ia membuat dirinya terlihat sexy di mata Keil, "Kan aku udah bilang ... aku manggil kamu karena kangen sama kamu," jawab Belle dengan sedikit nada manja, membuat Keil bangkit dari tempat duduknya.
Belle memandangi dengan heran dan khawatir, karena Keil yang tiba-tiba saja berdiri di hadapannya.
"Kalau gitu, udah ya! Gak ada yang mau aku omongin, jadi aku duluan," ujar Keil, membuat Belle mendelik bingung melihat respon Keil yang sangat dingin padanya, berbeda dengan respon Keil pada orang yang sedang ia chating.
Keil pun pergi dari hadapan Belle, membuat Belle memandangnya dengan sendu.
"Hei! Kok pergi, sih? Aduh ... Keil!" pekik Belle dengan keras, tetapi Keil sama sekali tidak merespon apa pun.
Belle terdiam karena kesal dengan sikap Keil yang aneh. Ia sangat marah dengan dirinya sendiri.
'Duh ... kenapa jadi begini, sih? Beneran bikin malu aja! Apa sih salah aku? Kenapa semua orang seperti ini sama aku?' batin Belle yang menunduk sendu memikirkan dirinya.
Belle meremas pelan rambutnya, 'Duh ... kepalaku pusing,' batinnya, merasa tak sanggup menjalani kehidupan fake-nya itu.
...***...
maaf ya saya mau komplen nih..pas baca bab pertama okelah.. kedua.. koq banyak banget kata"mendelik"nya..trs pas baca athi menahan sakit knpa "brrr"🤭🤭..
maaf ya saya mah hnya penikmat cerita saja 😁😁
klo disuruh bikin cerita mah kaga bisa ..
lanjut baca marathon nih..
😘😘😘😘😘Saya sdh habis membaca nya.....GOOD LUCK....untuk cerita yg lain lg....hppy 4u...