Seorang wanita yang harus memilih antara suami atau orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adesya Arsy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Ades bingung harus menjelaskan bagaimana kepada mamanya. Ibu mertuanya juga tidak bisa menjelaskan apa pun itu, Ades mau membela pun tidak bisa
"Aduhhh duhhh... perutku sakit" Ades mengalihkan perhatian agar mereka tertuju dengan Ades
"Kamu kenapa nak? Coba jalan jalan dulu biar anakmu bisa cepat turun ke panggul" ucap mama Susi
"istighfar nak, dzikir des. " ibu mertuanya juga menimpali
Sementara mama Susi masih terus saja misuh misuh
"Ka, kamu ngerasa ada janggal gak sih?? " tanya mama Susi setengah berbisik
"Hmmm... Ika juga ngerasain ma, cuman sekarang kita fokus ke Ades dulu yuk" sebenarnya mbak Ika setuju dengan pertanyaan mamanya namun sekarang bukan itu yang terpenting
2 Jam lamanya Ades menahan sakit, sekarang mungkin sudah saatnya karena sakit yang di rasakan berbeda dengan yang awalnya
"Kok makin tambah sakit yah ma bu? Terus ini sakitnya udah gak berhenti berhenti" Ades meringis
"Coba panggil bidan lagi, periksakan apakah sudah bisa di bawa atau masih perlu di rumah??" kata mama Susi, meskipun terkadang mama itu cuek dan malah mau menang sendiri tapi mama tetap khawatir dan tetap cemas mendengar anaknya seperti itu
Raka pun kembali menjemput bidan, tak cukup butuh waktu lama mereka pun datang ke rumah
"Des, gimana sakitnya? " tanya bu bidan lagi
"Sakitnya udah sering bu bidan gak bisa di tahan lagi" ucap Ades dengan nafas tersengal sengal
"Ya sudah yok. saya cek dulu" mereka pun kembali masuk ke dalam kamar mengecek semuanya
"Wah ini bentar lagi udah mau keluar, udah pembukaan enam" jawab bu bidan
"Cek tekanan darah dulu yah, buku panduan kehamilan ada? " tanya lagi
"Ada bu, mas tolong buku di dalam lemari warna pink di kamar sebelah"
Setelah semua di cek dan di rasa normal Ades kembali berjalan dan melakukan serangkaian aktivitas agar anaknya cepat turun.
"Ini bagaimana? mau di antar pake motor atau apa? " tanya bu bidan
"Naik mobil aja, bentar telfon suami saya dulu bu" mbak Ika menyarankan
Beberapa deringan akhirnya telfon di angkat
"Hallo assalamu'alaikum mas. Kamu dimana? masih sibuk? " tanya mbak Ika
"......????... "
"Boleh tolong ke rumah Ades sekarang gak? karena Ades bentar lagi mau lahiran kasihan kalau mau di bonceng pake motor"
"...... "
"Baiklah mas, hati hati kami tunggu" mbak Ika memutuskan telfonnya
"Bagaimana? Suami mu bisa tidak?" tanya mama Susi
"Alhamdulillah bisa bu. Mas lagi jalan, kita tunggu aja" mbak Ika menjawab
Setelah beberapa lama, akhirnya suami mbak Ika datang. Baru saja mobil itu terparkir tiba tiba saja....
"Buuuuaaaahhahahhhahaahhaha" terdengar suara tertawa terbahak bahak dari tante Odah alias tante dari Raka
Semua mata langsung tertuju ke sumber suara, karena mereka bingung apa yang di tertawakan oleh wanita itu
"Itu mobil???? Mobil itu yang mau kalian tumpangin ke puskesmas??? Gak salah?? Ini ada bu bidan loh" ucapnya masih dengan tertawa
"Kenapa emang?? Ada yang salah?? " tanya mama Susi sewot
"Mobil kek gitu pantasnya di pake untuk muat sayuran, atau apa lah" ibu mertua Ades yang mendengar nya pun menyenggol sedikit lengan kakaknya itu agar tidak terus menerus bicara
"Apa maksud kamu?? Kamu meledek yah? " mama Susi sudah siap menyerang karena merasa harga dirinya di injak injak
"Diem mbak, jangan sampai menyinggung perasaan mereka" ibu mertua memperingatkan setengah berbisik
"Kenapa? Emang kenyataannya seperti itu kan?? Kamu lihat saja kita mau duduk dimana? Sudah sewa mobil aja biar muat sama bu bidan" tante Odah memberikan saran yang sangat menyinggung perasaan mama Susi
"Eh... punya mulut tuh di jagaa, emang ada apa dengan mobil itu? " tanya mama Susi lagi
Yah memang mobil yang datang itu mobil pick up alias buka tenda terus di bagian sampingnya di berikan besi penghalang, karena memang mobil itu untuk jualan
"Ma, tante kalian bisa diam tidak? Perutku sakit kalau memang kalian mau berdebat silahkan pulang saja" ucap Ades yang merasa tak enak hati karena ada bu bisa disitu
Raka dan bapak mertua bagaimana? Dari tadi mereka diam saja, karena kalau berurusan dengan perempuan maka akan panjang. Raka akan bergerak ketika akan dj butuhkan atau mendampingi Ades berjalan sambil memegangi tangan sangat istri
"Dia yang mulai duluan kok, dia aja tuh yang pulang" ucap mama Susi
"Eh apa yang aku omongin itu fakta yah. Kami semua akan duduk dimana? Benar kan bu bidan? " nah tante Odah mencari teman
"Ehhh... kok... emmmmm anuuu, kalau saya sih terserah saja bagaimana baiknya. Mau naik apapun juga bisa" ucap. bu bidan dengan hati hati takut ada yang tersinggung
"Tuh kan dengar sendiri, bu bidan aja gak masalah. Kalau kamu gak mau ikut yah gak usah, naik motor butut mu aja tuh" masalah baru lagi ni kawan kawan
"Apa kamu bilang? Motor butut kamu bilang? motor siapa yang kamu bilang? " tante Odah mulai terpancing, dia yang mulai ketika di balikin malah gak Terima
"Emang kan motor mu itu motor butut" kata mama Susi
"Diammmmm.. Kalian diam gak??? Daritadi kalian memperbesar kan masalah, kalian gak liat istri ku kesakitan? Dia mau melahirkan" Raka yang daritadi diam akhirnya buka suara karena sudah pusing
"Tante, kalau memang tante gak mau naik mobil itu yah sudah silahkan tante pulang. Sekarang kita fokus dulu ke Ades? Bisa kan? " lanjutnya lagi
Pasti kalian mau bertanya sejak kapan tante itu datang? Tante Odah datang ketika Ades diperiksa untuk ke 2 kalinya. oleh bidan. Jaraknya juga cuman beberapa rumah saja
"Ma, mama tenang yah. Kasian Ades kalau mama berantem " mbak Ika berusaha menenangkan mamanya
"Mbak juga diem yah, jangan buat ulah. Jangan sampai Raka benar benar mengusir mbak" ucap.mama mertua
Akhirnya mereka semua terdiam dan hanya fokus ke Ades saja. Tidak ada lagi yang berani membuka suara.
"Des, kalau sakitnya udah gak bisa kamu tahan atau kamu capek bilang aja. Nanti kamu bisa istirahat dulu" ingatkan bu bidan
"Baik bu, insyaallah Ades bisa dan kuat bu" Ades menahan sakit sambil terus berjalan mengelilingi rumah saja karena kondisinya malam kata orang tua pamali yah namanya juga di kampung jadi harus manut manut aja
"Aduh.. duhhh.. duhhh keknya sekarang adeknya mau keluar, sakit bangettt massss, bu, mamaaaa tolongg" Ades berteriak sekencang mungkin
"Istighfar nak, jangan teriak nanti orang pada bangun" Ucap mama Susi
"Ya udah sekarang waktunya kita ke puskesmas" Mereka semua menuju mobil dan mobil sudah berjalan
Mbak Ika gak ikut karena ada anak nya yang masih kecil yang harus d jaga, jadi mbak Ika hanya menunggu di rumah Ades
"Uhhh.Huftttttt.... mamaaa sakit" teriak Ades
"Sabar nak, bentar lagi sampai. Istighfar" mama Susi sebenarnya panik juga namun pintar menyembunyikan
"Ayok.bang, cepetan. Gas mobil nyaa, Ades mau lahiran" Ades merongrong iparnya
"Iya Des ini juga udah cepat" ucap suami mbak Ika
"Hufttt... hufttt.. astaghfirullah ya Allah sakit banget ma"
Tak lama kemudian mobil sudah terparkir di depan puskesmas, mereka bergegas turun. Tapi Ades?
"Turun nak, udah sampai nak" mama berusaha tegar
"Ma, Ades udah gak kuat lagi Ades gak bisa lagi" Ades mulai melemah
"Turun dulu yok nak, nanti kamu bisa istirahat di dalam" Ades pun turun namun ternyata ketuban nya pecah
"Mama Ades basah, ini apa??? " tanya Ades
"Buruan angkat ketuban nya sudah pecah" ucap bu bidan
Ades yang merasa lemas dan sudah tidak kuat langsung pingsan di dekat pintu mobil
"Astaghfirullah nak, Ades bangun nak bangun. Raka tolong istrimu" mama teriak histeris
Ades benar benar hilang kesadaran orang disana semua panik dan bidan disana juga panik karena Ades pingsan