Saat pernikahan sudah di ambang kehancuran, saat itu kita menyadari jika kita sudah gagal membinanya.
Ingin mempertahankan demi putri tercinta, tapi semua sia-sia saja.
Perceraian yang sangat menyakitkan, karena sebenarnya kita tidak ingin mengorbankan buah hati kita.
Dia, anak kecil yang tidak berdosa, yang akhirnya harus merasakan sakit hati karena perpisahan antara ayah dan ibunya.
Mampukah Shofia melewati semua ujian itu? di hianati oleh sang suami, yang sudah diam-diam mempunyai istri simpanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syarifatul hidayah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27. Satu Hari Penuh Ujian
"Pergi," Suara Bapak Fakhri pelan tapi marah
"Kamu semakin tampan jika bersikap dingin seperti ini." Ujar perempuan itu uang tak lain adalah Ibu Fia, mantan istrinya.
"Apa yang membuat kamu kesini, apa kamu mau uangku lagi, belum cukup mengambil uang Hotel beberapa bulan lalu, Aku tahu, tapi aku diam, Demi anakku."
Ibu Fia sangat terkejut, dia tidak dapat mengelak lagi. Padahal tujuannya ke Bali untuk menemui seseorang tapi karena bertemu tanpa sengaja, Ibu pura-pura merayu Bapak Fakhri untuk menutupi kesalahan atas apa yang di perbuat. Ternyata Bapak Fakhri sudah tahu jika dalang semua itu adalah dirinya. Bukan putrinya.
Scurity menarik tangan Ibu Fia untuk pergi dari Hotel. Sedangkan Bapak Fakhri langsung masuk. Semua memberikan hormat.
Shofia yang melihatnya hanya heran saja. wanita yang sangat cantik di tolak, apalagi wanita biasa, batin shofia. Tapi Shofia tidak mau perdulikan semua. Karena Shofia dan Bapak Fakhri bukan saudara atau sahabat, jadi untuk apa bertanya siapa wanita itu sebenarnya.
Setelah semua di cek, dari apa yang di laporkan oleh bagian keuangan dan yang lain. Bapak Fakhri menyadari, kerja Karin sangat bagus. Dan Bapak Fakhri lebih senang jika Karin yang mengurus Hotel tersebut.
"Shofia, Catat apa yang saya bicarakan, sesampainya di jakarta, kita akan membahas ini semua."
"Baik,"
satu persatu apa yang di bicarakan oleh Bapak Fakhri di catat dalam buku agenda kantor. Shofia mencatat semua, dan itu yang membuat Bapak Fakhri suka kerja Shofia, cepat dan tidak bertele-tele.
jam menunjukkan pukul 12.30, Bapak Fakhri pergi makan siang bersama Shofia dan beberapa pengawalnya. Mereka makan di sebuah restoran ternama. Makanan yang terkenal dengan masakan eropa.
Dan shofia tidak suka makanan sejenis itu. Shofia hanya bisa makan jika menu itu ayam crispy atau stik kentang saja, jika sudah berbau keju, atau apapun ciri has makan luar negeri, Shofia lebih baik tidak makan.
Bapak Fakhri melihat kearah Shofia, yang hanya meminum jus lemon tea nya saja. tanpa makan sedikitpun.
"Kamu tahu harga makanan itu lebih mahal dari lipstik kamu," Ujar Bapak Fakhri dengan nada agak tinggi.
Shofia terkejut dengan ucapan Bapak Fakhri, karrna sudah berbicara seenaknya.
"Bapak boleh potong gaji saya untuk mengganti makanan ini. Makanya sebelum memesankan makanan untuk saya, bertanya dulu. Apakah saya suka makanan ala barat ini atau tidak." Jawab Shofia kesal. Dia sudah tidak perduli meski Bapak Fakhri bosnya.
"Dasar kampungan ini makanan paling mahal disini, belajarlah untuk menyesuaikan diri, karena itu penting untuk masa depan kamu di dunia bisnis." Ujar Bapak Fakhri masih tidak kalah dalam bicara.
"Hanua soal makanan, untuk apa belajar? saya sudah terbiasa hidup apa adanya karena memang saya lahir dari orang tidak punya." Jawab Shofia semakin kesal dengan bosnya itu. lalu Shofia pergi.
Perempuan mana yang tidak sakit hati jika di luar pekerjaan di titah. Tidak ada hak untuk membela diri. Shofia langsung duduk diparkiran, di dekat mobil yang membawanya.
"Lebih baik aku tidak makan, jika harus makan sama bos tembok jelek itu, lagian makanannya bukan seleraku, mending makan pizza, lah ini, lihat saja mau muntah." Batin Shofia.
Karena sangat lama menunggu Bapak Fakhri, Shofia keluar ke pinggir jalan raya, matanya tertuju kepada Warung nasi Ikan Laut wong jawa. Seketika rasa lapar shofia tidak tertahankan. Dia pun masuk ke warung tersebut dan memesan satu porsi lalapan ikan Gurami. Rasa yang luar biasa nikmatnya, setelah hampir selesai ada bunyi pesan Wathsapp.
"Hampir satu jam di tunggu tidak datang, silahkan naik Taxi, saya paling benci menunggu." Isi pesan yang membuat Shofia sangat marah sekali.
"Ya tuhan, Bosku kenapa sih kurang ajar sekali. Aku kan tidak tahu daerah sini."
Setelah membayar di kasir, Shofia pergi dan menghampiri scurity Hotel.
"Maaf pak, kalau boleh tahu dari sini ke Nusa Dua naik apa ya Pak?"
"Ibu naik Taxi saja, dari sini ibu jalan kaki keluar dari area hotel ini. kira-kira 200 meter. Karena kalau disini tidak boleh ada Taxi onlien. Jadi ibu keluar kearah kanan, nanti ada pertigaan Ibu bisa pesan Taxi onlien dari sana." jelas scurity itu.
"Terimakasih Pak."
"Sama-sama Bu,"
Shofia menarik nafas dalam-dalam, dia harus bersabar atas tingkah bosnya itu. Sungguh matahari begiti terik, dan Shofia harus berjalan kaki. Keringat mulai membasahi seluruh tubuhnya, setelah 200 meter berjalan jauh, akhirnya Shofia sampai di pertigaan yang akan di maksud scurity tersebut.
Ternyata disana banyak Taxi onlien dan Taxi biasa yang siap membawa penumpang. seorang laki-laki menghampiri Shofia.
"Mau kemana Mbak?"
"Ke Nusa Dua Pak, ke Hotel mulia,"
"Mari Mbak, kami siap mengantar anda ketempat tujuan."
"Berapa kalau dari sini ke Nusa Dua Pak?"
"400 Ribu Mbak,"
Shofia terkejut, karena sangat mahal sekali, tapi Shofia mencoba menawar, dan akhirnya jatuh pada harga 250.
"Oke pak 250 ya, antar saya Nusa Dua,"
"Baik Mbak."
Shofia pun naik ke Taxi warna biru itu. Tidak banyak bicara karena memang Shofia tidak suka banyak bicara.
Shofia menelpon Karin, setelah tersambung Shofia langsung memulai berbicara.
"Karin,"
"Suara kamu lemas sekali ada apa?"
"Bos kamu itu kurang ajar sekali, aku benar-benar di buat marah hari ini."
"Maksud kamu?"
"aku ditinggal di Ubud sendirian, hanya gara-gara aku makan di luar dan tidak mau makan pesanan dia, anehkan?"
"Hahahahaha,"
"Karin, kenapa kamu tertawa, bukan simpati malah buat aku kesal,"
"Kamu pasti saat ini emosi banget. Dia itu emang kayak gitu, biasalah Duda tak laku, Hahaha."
Akhirnya Shofia pun tertawa, mendengarkan apa yang di bicarakan karin.
"Kamu benar, karena tidak laku dia jadi pemarah,"
"Kapan kamu pulang?"
"Sepertinya besok, tender besar itu jadi milik kita,"
"Aku gak perlu ragu, kamu pasti bisa,"
"Berkat doa ibu dan dukungan kamu, dan kamu tahu aku bertemu siapa,"
"Siapa?" Tanya Karin penasaran.
"Hanif,"
"Dia ikut pertemuan itu juga?"
"Iya, satu ruangan, dia minta maaf atas semuanya,"
"Pasti Hanif menyesal menyia-nyiakan kamu,"
"Tapi aku tidak perdulikan itu,"
Tanpa terasa sudah sampai, Shofia mengakhiri panggilannya. mengambil uang dan membayar ongkos Taxi tersebut.
Bersyukur akhirnya shofia sampai lagi di Hotel tempat dia bermalam. Meski membuat Shofia kesal.
Shofia segera menuju kamarnya, dia ingin melepas lelah, setelah seharian di buat stres oleh Bapak Fakhri. Dan kali ini Shofia ingin tidur berlama-lama karena acara sudah selesai.
Saat hendak masuk kamar, seseorang menarik tangan Shofia, sampai shofia terjatuh.
"Auw."
Bapak Fahri seharusnya cukup Fahri dan kalo untuk memanggil cukup Pak Fahri atau Bapak?!
Jadi setiap kata atau kalimat seharusnya di sesuaikan lagi,jadi yang baca itu gak terlalu kaku.
Sebenarnya buat aku sendiri gak masalah tapi lama2 agak ke ganggu juga,ngerasa gak bebas bacanya karena setiap kalimat yang dibaca terkesan kaku.
🙏🙏🙏
Semangat Thor, semoga sehat selalu dan terus berkarya.
cinta piyeeeee????
psyco stockholm maskosis karnivora rendom, cacat mental berbalut kesempurnaan fisik materi kekuasaan sok bijak moralis atas nama cinta akut
sukses
semangat
mksh
mantap