NovelToon NovelToon
Jadi Rebutan Cogan Tajir Melintir

Jadi Rebutan Cogan Tajir Melintir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: bee aja

"hidup di dunia ini tidak semua bernasib beruntung, kadang aku sangat iri dengan kehidupan orang lain yang terlahir kaya, mereka tidak perlu bersusah payah untuk bekerja keras pagi, siang dan malam dengan upah yang tak seberapa, hidup di tengah kota seorang diri membuatku sedikit frustasi, beruntungnya aku masih punya seseorang yang ku kenal, orang yang selalu membantu dan menghiburku disaat semua tidak baik baik saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bee aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kesulitan hidup

plaarrr!!!

suara gelas jatuh membuat seketika semua orang menoleh.

"Lea!!!!" tatapan tajam sang manager kafe dengan wajah kesal segera datang menghampiri lea.

"maaf??? aku bener bener minta maaf buuu?" mohon lea kepada sang manager kafe sambil menyatukan kedua telapak tangannya.

"lea! ini sudah ke lima kalinya kamu pecahin gelas! kalo begini terus yang ada saya rugi" ucap manager kafe bernama bu karin.

"saya bener bener minta maaf, tadi ga sengaja kesenggol pelanggan" terang lea mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi.

"lea lea..." ujar bu karin sambil menghela nafas panjang.

lea hanya menundukkan kepala dengan rasa takut.

"maaf lea, kali ini kamu saya pecat" ujar bu karin dengan berat hati.

"tapi bu..? saya butuh banget pekerjaan ini?" mohon lea sambil memegang tangan bu karin.

"saya bener bener ga bisa mentoleransi kamu lagi lea, ini pesangon dari saya dan silahkan kamu pergi sekarang" ucap bu karin sambil memberi lea sebuah amplop berisi uang.

lea benar benar tidak bisa berbuat apa apa lagi, raut wajahnya benar benar sedih, mau tidak mau dia harus segera keluar dari kafe.

lea berjalan keluar dari kafe, ia berjalan kaki menuju kosannya untuk pulang karena tak ada lagi yang bisa dia lakukan.

"mau cari kerja dimana lagi ini?kenapa sulit sekali!" batin lea merasa sedih.

tak terasa lea sampai di depan kosannya, berjalan dengan wajah cemberut.

"asem banget tu muka? kenapa lo?" tanya elsa teman sekamar lea yang tengah duduk di teras kosan.

"gue di pecat" ucap lea dengan wajah kesal.

"astaga! Lu baru seminggu udah di pecat aja" sahut elsa tak percaya sambil menggelengkan kepalanya

"tau ahhh!" ujar lea bete langsung masuk kedalam kosan.

flash back.

Lea pindah ke kota karena ia mendapat beasiswa di sebuah kampus ternama, sebelumnya ia berasal dari desa tinggal bersama ibunya, namun setelah ibunya meninggal hidupnya jadi sebatang kara, sedangkan ayahnya pergi entah kemana sejak lea masih sangat kecil.

lea bekerja setelah kuliah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, berbagai macam pekerjaan paruh waktu ia coba lakukan, namun terkadang lea jadi kelelahan harus bekerja sambil kuliah hingga tak ada waktu untuk dirinya sendiri.

berbeda dengan elsa, elsa berasal dari keluarga yang berkecukupan, lea dan elsa berteman sejak mereka masih kecil karena sama sama berasal dari desa, dan kebetulan mereka masuk di kampus yang sama.

elsa mengijinkan lea untuk tinggal bersamanya di kosan karena tidak ingin tinggal sendirian, apa lagi ia tidak mengenal siapapun selain lea, kosannya cukup luas untuk elsa sendiri, bahkan elsa tak pernah mau menerima uang dari lea untuk membayar separuh harga kosannya itu, namun terkadang lea merasa tidak enak terus menumpang kepada pada elsa.

kini lea sedang termenung, sambil duduk di meja belajarnya.

"udahlah...ga usah sedih kaya gitu, kan masih banyak tempat lain" ucap elsa berjalan menghampiri lea, melihat temannya terus sedih sangat membuatnya tidak senang.

"masalahnya tabungan aku udah menipis" ucap lea dengan wajah lesu.

"nanti aku bantuin cari kerjaan dehh, nanti aku tanya tanya sama yang lain siapa tau ada lowongan kerja paruh waktu?" ucap elsa mencoba menghibur temannya itu.

lea hanya mengangguk pelan, beruntung sekali ia punya teman yang baik seperti elsa.

ke esokan harinya, lea bangun agak siang karena ia ada kelas jam 12 siang, sedangkan elsa terlihat sudah tidak ada di kosan karena ada kelas pagi.

lea berjalan menuju kamar mandi, menyalakan shower, rintikan air membasahi seluruh tubuhnya, dinginnya air membuat lea jadi sadar bahwa apapun yang terjadi ia tidak boleh patah semangat.

selesai mandi, lea duduk di meja rias elsa untuk mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.

"apa untungnya punya wajah yang cantik kalau bukan dari keluarga kaya, semua orang tetap memandangku sebelah mata, bahkan aku tidak pandai bergaul seperti elsa" ucap lea menatap dirinya sendiri di cermin.

lea memiliki tubuh tinggi dan cantik bak model namun ia terlihat tidak percaya diri, ia merasa malu dengan dadanya yang cukup besar dan selalu memakai cardigan untuk menutupi bentuk tubuhnya.

"aku terlalu banyak berfikir, aku harus gunakan otakku untuk mempertahankan beasiswaku" ucap lea lagi.

lea pun bergegas untuk berangkat ke kampus.

sampai di kampus lea segera masuk kedalam kelas, ia berjalan kaki menuju kampus untuk menghemat biaya.

terlihat orang orang mulai memenuhi kelas, lea tengah mengeluarkan buku catatan dari tasnya, tak sengaja pulpennya malah terjatuh kelantai.

"astaga kenapa aku selalu ceroboh sihh" batin lea sambil mencoba meraihnya.

namun pulpennya menggelinding kedepan membuat lea kesulitan untuk menggapainya, tiba tiba lea melihat seseorang tengah berdiri di depannya lalu mengambil pulpen itu.

"Lea" ucap pria itu sambil membaca tulisan yang ada di pulpen

"emh..itu... punyaku" ucap lea.

pria itu berjalan menghampiri lea dan duduk di sampingnya karena kebetulan kursi di samping lea sedang kosong.

"ini" ucap pria itu sambil memberikan pulpennya kepada lea.

"terimakasih" ucap lea sambil tersenyum.

pria itu juga tersenyum lalu menatap ke depan karena kelas akan segera di mulai.

lea merasa wajah pria itu sangat tidak asing baginya, namun ia tidak ingat siapa dia.

kelas pun di mulai.

selama pelajaran, pria itu terus menatap ke arah lea, lea jadi sedikit gugup karena merasa terus di perhatikan.

skip.

kelas pun selesai, lea bergegas keluar dari kelas sambil membawa tasnya.

"lea?" panggil pria itu.

lea pun berhenti dan menoleh ke arah sumber suara.

"kamu ga ingat aku ya?" tanya pria itu.

lea menatap wajah pria itu, dia memiliki tubuh yang tinggi berkulit putih bersih dan wajahnya sangat tampan, membuatnya terpesona seketika.

"kamu beneran lupa ya?" tanya pria itu lagi.

"emm.. kamu siapa ya?" tanya lea bingung.

"aku mathias" ujarnya sambil tersenyum.

"mathias?" ucap lea sambil mencoba mengingat ingat.

...

"perasaan ga ada temen aku namanya mathias, oh iya.. ada sihhh dulu tapi.. keknya bukan kamu" ucap lea sambil terus mencoba mengingat ingat lagi.

"ini aku mathias temen kamu, dulu aku.. yang gemuk itu" ungkapnya mencoba meyakinkan lea.

"hah.. masa sih? kok jadi berubah begini" ucap lea tak yakin.

"iyaaa, udah lama ya kita ga ketemu" ujarnya sambil tersenyum.

"ini beneran mathias temen aku waktu kecil? ya ampun aku sampek ga ngenalin lohhh" ujar lea tak percaya kembali menatap mathias dari ujung kaki hingga ujung rambutnya.

mathias hanya tersenyum kecil dengan reaksi lea.

"kamu ga berubah ya, malah tambah cantik" puji mathias.

"ahhh kamu bisa aja, lama banget ya kita ga ketemu, aku pikir kita ga akan ketemu lagi" ucap lea senang karena bertemu dengan teman lamanya.

"iyaa, kamu apa kabar?oh ya ibu kamu disini juga?" tanya mathias.

"aku baikkk, tapi...ibuku.." jawab lea dengan raut wajahnya seketika berubah menjadi sedih.

"kok gitu mukanya?" tanya mathias bingung.

"sebenernya, ibu aku udah ga ada" ungkap lea sedih.

"sejak kapan?" tanya mathias sedikit terkejut.

"udah dua tahun lalu" jawab lea.

"aku turut berduka cita ya? aku bener bener baru tau" ucap mathias merasa prihatin dengan keadaan lea.

"iyaaa" jawab lea sambil tersenyum tipis.

"kita lanjut ngobrol di tempat lain yuk?" ajak mathias.

"emm, bolehhh" jawab lea sambil mengangguk.

mereka berjalan bersama menuju parkiran, sampai di parkiran terlihat mobil mewah milik mathias, dari dulu lea tau jika Mathias berasal dari keluarga berada, ia tidak terkejut jika Mathias bahkan sekarang pakai mobil sendiri.

"ayo masuk?" ucap mathias membukakan pintu mobilnya untuk lea.

"ohh..iyaa" ujar lea sedikit canggung.

mathias tumbuh menjadi pria yang tampan dan dewasa, bahkan ia tak menyangka bisa bertemu dengannya lagi.

Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di sebuah restoran, mathias memilih tempat di luar ruangan karena ingin dekat dengan danau.

"kamu mau pesen apa?" tanya mathias.

"ya ampun ini mahal banget! aku ga mampu bayar!" batin lea menjerit ketika melihat harga makanan yang ada di dalam menu.

"kenapa?" tanya mathias heran melihat lea melotot saat membuka buku menu.

"enggak, samain aja dehhh sama kamu" jawab lea merasa malu.

"okee" jawab Mathias.

sembari menunggu makanan, lea menoleh kesana kemari melihat pemandangan yang begitu indah, ia belum pernah kemana mana ketika sampai di kota, karena terlalu fokus bekerja dan kuliah.

"jadi.. kamu sekarang tinggal sama siapa?" tanya mathias membuat lea seketika menoleh ke arahnya.

"ya.. sendiri, aku ngekos disini dan rumah aku yang di desa juga udah di jual untuk kuliah dan hidup aku kedepan" terang lea.

"aku bener bener baru tau" ujar mathias turut prihatin atas apa yang terjadi pada lea.

"yah... mau gimana lagi, aku harus kerja paruh waktu untuk bertahan hidup disini" ucap lea.

"kamu kerja paruh waktu?" tanya mathias terkejut.

"iyaa.. tapii.. saat ini aku udah ga kerja lagi dan belum dapet kerjaan baru, makanya aku bingung banget nihh" ungkap lea.

1
Hazel Nolasco
Jalan ceritanya keren abis.
bee saja: trimksi kk🥰
total 1 replies
Luke fon Fabre
Jangan berhenti menulis, thor! Suka banget sama style kamu!
bee saja: baik kk😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!