Fenomena pernikahan tidak selalu berjalan sesuai harapan. Pengkhianatan pasangan menjadi salah satu penyebab utama keretakan rumah tangga. Dalam banyak kasus, perempuan sering menjadi pihak yang dirugikan. Namun, di tengah luka dan kekecewaan, tak sedikit perempuan yang mampu bangkit dan membuka hati terhadap masa depan, termasuk menerima pinangan dari seorang pria.
Pertemuan yang tak terduga namun justru membawa kebahagiaan dan penyembuhan emosional.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 18 ILHAM DATANG.
Hujan turun pelan siang itu, menyapu halaman sekolah tempat Sofia mengajar. Suasana kelas telah lengang, murid-murid pulang sejak sejam lalu. Sofia masih duduk di mejanya, merapikan buku nilai, saat suara pintu diketuk pelan menggema di ruang guru.
Ia menoleh dan terdiam sejenak. Ilham berdiri di ambang pintu, basah kuyup, membawa raut wajah yang tak pernah ia tunjukkan selama bertahun-tahun. wajah lelaki yang kalah.
“Sofia…” suaranya serak, nyaris tak terdengar.
Sofia bangkit berdiri, reflek merapatkan cardigan di tubuhnya. Ada kekakuan yang tak bisa ia sembunyikan. "Ngapain kamu ke sini?"
Ilham melangkah masuk perlahan, menutup pintu di belakangnya. Ia berdiri beberapa langkah dari Sofia, seperti takut membuatnya lari.
“Aku… mau minta maaf,” ucapnya, menunduk. “Aku tahu semua sudah terlambat. Tapi aku nggak mau kita bercerai. Aku mau memperbaiki semuanya, Fi. Aku janji.”
Sofia tertawa kecil, pahit. "Bukan kali ini aja akang janji! semua luka, semua tangis yang aku telan sendirian?"
Ilham menunduk lebih dalam, suaranya patah-patah. “Aku bodoh, Fi. Aku terlalu egois, terlalu tergoda duniawi fia. Tapi aku sadar sekarang… Tanpa kamu, rumah itu kosong. Aku kosong.”
Sofia menarik napas dalam. Ia menatap pria yang dulu ia cintai, yang dulu pernah membuatnya bermimpi tentang rumah bahagia. Tapi mimpi itu sudah lama retak, dihantam janji-janji palsu, keacuhan, dan pengkhianatan yang lama-lama menjadi jurang.
“Kamu tahu nggak, kang? Yang paling menyakitkan itu bukan kamu marah, bukan kamu pergi. Tapi saat akang membawa wanita itu kedalam rumah, bercinta. akang sudah mengotori rumah itu. "
Ilham melangkah maju, tapi Sofia mundur selangkah.
“Aku mohon, Sofia. Sekali ini aja… Kasih aku kesempatan.”
Sofia menggeleng pelan. “Aku sudah terlalu sering kasih kamu kesempatan. Dan setiap kali, kamu sia-siakan. Maaf, kang… Tapi aku sudah selesai.”
Hening menggantung di antara mereka, hanya suara rintik hujan di luar jendela yang mengisi ruang. Ilham menatapnya lama, seperti baru menyadari sepenuhnya bahwa kali ini, kehilangan itu nyata.
Sofia membuka pintu ruang guru. “Aku minta kamu pergi, Ilham.” Baru kali ini Sofia memanggil ilham dengan sebutan nama.
Ilham mematung sesaat, lalu mengangguk perlahan. “Kalau itu memang keputusanmu… Aku terima. tapi_"
" Tapi apa? "
" Rumah itu menjadi milikku, karena di sini kamu yang menggugat aku cerai "
Sofia hampir saja tertawa mendengar perkataan ilham. " Hahaha.. itu rumah ku, rumah yang di berikan umi dan abi untukku. jadi ada hak apa, kamu meminta rumah itu? " Tanya Sofia heran " Oh.. aku baru mengerti, kamu datang jauh-jauh ke sini itu bukan untuk berniat kembali kepadaku, melainkan karena ingin memiliki rumah itu! "
" Aku juga ada adil dalam rumah itu, apa kamu lupa? "
" Adil? "
" Iya "
Sofia mencoba mengingat-ingat " Oh, panci wajan, teko, ember dan juga tong sampah yang di belakang rumah.. kalo begitu ambil saja, aku tidak butuh " kata sofia " Lagian rumah itu akan aku jual, jadi ambillah "
" Sofia kamu!! " Ilham menunjuk kearah Sofia.
Sofia menatap ilham tak kalah galak. " Ingat ilham, kamu masuk kedalam rumah itu hanya membawa beberapa helai pakaian, jadi jangan mimpi bisa mendapatkan rumah itu " Ucap sofia " Pergilah, jika kamu tidak ingin semakin malu "
Ilham melangkah keluar, perlahan, langkah kaki nya begitu ringan seolah ia tidak memiliki masalah apa-apa.
Sofia menutup pintu kembali, bersandar pada dinding. Matanya sembab, tapi tatapannya tegas.
Beberapa maaf… memang datang saat hati sudah tak lagi ingin mendengar.
lanjutkan Thor 🙏🙏🙏