NovelToon NovelToon
Sistem Kultivasi Dewa Jahat

Sistem Kultivasi Dewa Jahat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Toko Interdimensi
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Wang Cheng, raja mafia dunia bawah, mati dikhianati rekannya sendiri. Namun jiwanya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang tuan muda brengsek yang dibenci semua orang.

Tapi di balik reputasi buruk itu, Wang Cheng menemukan kenyataan mengejutkan—pemilik tubuh sebelumnya sebenarnya adalah pria baik hati yang dipaksa menjadi kejam oleh Sistem Dewa Jahat, sebuah sistem misterius yang hanya berkembang lewat kebencian.

Kini, Wang Cheng mengambil alih sistem itu bukan dengan belas kasihan, tapi dengan pengalaman, strategi, dan kekejaman seorang raja mafia. Jika dunia membencinya, maka dia akan menjadi dewa yang layak untuk dibenci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6 Skill Pertama

'Untuk sekarang, biarkan mereka mengira jika aku masih sekuat dulu...'

Brak!

"Sial!" bentak Wang Shuren sambil memukul meja makan. Ia ingin sekali menghajar wajah sombong Wang Cheng saat ini juga, tapi mengingat kekalahan dulu membuat traumanya kembali muncul.

"Suatu hari, aku akan membunuhmu..." ucap Wang Shuren pada akhirnya sebelum berbalik pergi, meninggalkan ruang makan meski belum sepenuhnya kenyang.

Wang Feilu menghela napas, pura-pura tak peduli dan melanjutkan sarapannya. Madam Ruoyan hanya tersenyum canggung, sementara Wang Jianlong menatapnya tajam dengan sorot penuh ketidaksenangan.

"Semuanya..." suara lembut Madam Ruoyan terdengar memecah keheningan setelah kepergian putranya yang paling temperamental. Ia meletakkan cangkir tehnya perlahan, lalu memandang ke sekeliling meja makan. "Ini pagi yang indah, bukan? Ayo kita nikmati sarapan kita tanpa keributan."

Nada suaranya menenangkan, tapi tidak memaksa. Seolah ia tahu betul bahwa keluarganya adalah kumpulan bara api yang bisa menyala kapan saja, dan hanya air sejuk seperti dirinya yang bisa menjaga agar semuanya tidak meledak.

Namun Wang Jianlong hanya mendengus pendek. Ia menatap istrinya, lalu menggeleng pelan.

"Istriku, jangan terlalu memanjakan dia. Anak ini... sudah terlalu banyak diberi kelonggaran."

Tatapannya beralih kepada Wang Cheng yang sedang mengunyah dengan santai, seolah tidak peduli dengan omongan ayahnya.

"Anak yang tidak tahu diri, tak pernah menghargai kedudukan keluarga. Kalau bukan karena ibumu, mungkin kau sudah diusir sejak dulu."

Wang Feilu hanya mengangkat bahu. "Yah... selama dia tidak mencuri formula pil atau menjual koleksi buku rahasia keluarga, aku tidak keberatan dia tetap di sini."

Senyumnya santai, namun ada nada sinis tersembunyi. Ia tak suka kekerasan seperti kakaknya, tapi kebencian terhadap Wang Cheng tetap ada, hanya dikemas lebih halus.

Sementara itu, Wang Xianyi tidak mengatakan apapun. Gadis itu hanya diam, sesekali melirik Wang Cheng dari balik rambut birunya. Pandangan matanya bukan penuh amarah, melainkan... rasa ingin tahu. Seperti melihat sesuatu yang berbeda dari biasanya. Sesuatu yang aneh namun menarik.

Wang Cheng tahu dirinya sedang diperhatikan. Tapi ia tidak mempedulikan tatapan kakak perempuannya itu. 'Entah apa yang dia pikirkan. Yang penting dia tidak ikut-ikutan ingin menginjak leherku,' pikirnya.

Wang Tiansheng, sang kakek yang selama ini hanya diam, akhirnya membuka suara.

"Dengarkan baik-baik, Cheng..." suaranya dalam dan tenang, namun mengandung tekanan yang menggetarkan seluruh ruang makan.

Semua orang hening.

"Berbuat sesukamu, menciptakan masalah, atau malas-malasan, itu urusanmu. Tapi satu hal yang tidak bisa kau lakukan adalah mempermalukan nama keluarga Wang. Jika itu terjadi, maka bahkan ibumu pun tidak akan bisa melindungimu."

Wang Cheng menatap lelaki tua itu, lalu tersenyum tipis. "Baiklah, Kakek. Aku akan menjaga nama keluarga ini dengan baik."

Ucapan itu terdengar seperti lelucon di telinga yang lain, namun hanya Wang Tiansheng yang membalas dengan anggukan kecil, entah karena mengerti atau sekadar tidak ingin memperpanjang omongan.

Setelah sarapan selesai dan suasana kembali sedikit tenang, Wang Cheng berjalan santai di sepanjang lorong batu berhiaskan ukiran naga yang membentang menuju taman dalam.

Udara pagi begitu segar, namun langkahnya berat. Ia memegang dada kirinya, merasakan napasnya yang tidak stabil.

'Tubuh ini... benar-benar rapuh. Aku tidak bisa menggunakan 1% pun dari kekuatan yang dimiliki pemilik tubuh sebelumnya...'

Wajahnya tetap tenang, namun pikirannya berputar keras. Jika orang-orang mulai menyadari bahwa dirinya kini tidak lebih dari serangga lemah, mereka akan datang seperti kawanan serigala lapar.

'Shuren... Feilu... para pelayan, bahkan anak-anak sekte kecil yang dulu pernah dihina tubuh ini... Mereka semua pasti akan berebutan untuk membunuhku.'

Kilatan hitam muncul di sebelahnya, tak lama kemudian sosok Mouth terlihat masih dengan mulut lebarnya yang penuh gigi runcing.

"Sepertinya kau kesusahan ya..." ucapnya, lebih ke mengejek kesulitan yang dialami Wang Cheng.

"Kenapa kau keluar?" sahut Wang Cheng acuh.

Mouth menyeringai. "Tentu saja untuk mengejekmu. Jangan harap aku membantumu setelah apa yang kau lakukan padaku kemarin hehehe."

"Aku tidak mengharapkan bantuanmu sama sekali."

"Hah? Apa kau punya rencana untuk keluar dari situasi ini?" tanya Mouth, sedikit penasaran.

Wang Cheng tidak membalas, ia terus berjalan hingga langkahnya berhenti di bawah sebuah paviliun kecil di tengah taman. Ia duduk dan menyeringai ke arah Mouth.

"Jika aku tidak bisa membela diriku sendiri, maka aku tinggal mengandalkan orang lain."

Mouth masih kebingungan. Mengandalkan orang lain? Wang Cheng tidak memiliki teman. Menyewa prajurit bayaran? Semua orang akan curiga kenapa tuan muda yang sudah sangat kuat membutuhkan perlindungan?

Wang Cheng tidak menjelaskan lebih lanjut. Ia membuka layar sistem dengan tenang, jari-jarinya menyentuh udara seperti sedang menekan sesuatu yang tidak kasat mata.

Beberapa detik kemudian, daftar barang dalam Toko Sistem muncul.

[TOKO SISTEM]

Anda memiliki 270 Poin kebencian

Cakar Pembantai tingkat D – 1000 Poin

Seruan Raja Pembenci tingkat C – 3000 Poin

Mantra Jiwa Kegelapan tingkat B– 6000 Poin.....

Catatan: Seluruh produk di toko mendapatkan diskon sebesar 10% (sisa waktu 2 hari, 21 jam)

Wang Cheng membaca satu persatu produk yang tersedia di Toko Sistem, produk tingkat tinggi akan bernilai ribuan, bahkan puluhan ribu. Sementara produk tingkat rendah hanya bernilai ratusan poin.

Cukup lama mencari, Wang Cheng akhirnya menemukan apa yang ia inginkan.

> [Skill: Mata Penilai Takdir – Grade D]

Harga: 300 Poin → Diskon 10%: 270 Poin

Deskripsi: Dapat melihat status dasar orang lain secara holografik, termasuk potensi, kekuatan tempur, dan kelemahan utama. Skill ini tidak sedetail saat melihat status pengguna.

Wang Cheng menatapnya sebentar sebelum menekan tombol beli.

[Membeli Skill Mata Penilai Takdir…]

[270 Poin telah dikurangi. Sisa: 0 Poin]

Sekejap, sebuah cahaya merah menyelimuti matanya. Data mengalir deras ke dalam otaknya. Tak ada ledakan kekuatan, tak ada aura dahsyat—hanya perubahan tak terlihat, tapi sangat signifikan bagi mereka yang tahu cara menggunakannya.

Mouth yang memperhatikan dari dekat langsung mengernyitkan dahi.

"Itu saja? Kau memilih itu?" tanya makhluk bergigi runcing itu dengan nada kecewa. "Itu bukan skill petarung. Bahkan pemilik tubuhmu sebelumnya tidak pernah meliriknya."

Wang Cheng menyeringai, menggigit sepotong buah yang ia ambil dari meja di paviliun.

"Dan itulah alasan kenapa aku menganggapnya sebagai orang bodoh," balasnya tenang. "Dia punya banyak skill tingkat tinggi, tapi tidak tahu siapa yang pantas untuk dipercayai dan diwaspadai. Dia terlalu fokus pada dirinya sendiri tanpa pernah melirik orang lain. Mungkin dia menang soal kekuatan, tapi dia kalah soal mental."

Mouth mencibir. "Kau terdengar seperti pengecut yang takut tertusuk dari belakang."

"Aku realistis," Wang Cheng menatap makhluk itu dengan santai. "Untuk menjadi seorang mafia, kau tidak butuh tangan yang kuat. Kau butuh mata yang tajam. Siapa yang pantas dipercaya? Siapa yang bisa disuap? Siapa yang cocok dijadikan anjing, dan siapa yang akan menggigit balik?"

1
Arman Jaya
lanjjjuuuuttttt
sangtaipan
uwayoooo keren lah sangattt
sangtaipan
ditunggu chapter selanjutnya sobat🔥
sangtaipan
mantap thor, tetap semangat
sangtaipan
keren parah sih
Baby Bear
bagus
Baby Bear
lanjut ka semangat 💪💪💪💪💪
sangtaipan
bagusss bangettt
sangtaipan
keren parahhh
Andi Liu
bagus
Andi Liu
lanjutkan
sangtaipan
hahaha sadiss membunuh jiwa dan raga tanpa menyentuh
Hr⁰ⁿ
Thor mantap alur ceritanya,dan kalo bisa MC di percepat jadi kuat biar nambah seru,
sering sering update Thor
M.ARK: kalau kakaknya berkenan, mampir juga kak ke ceritaku ya kak. terima kasih kak🙏
Hr⁰ⁿ: udh gw ksih kopi Thor,smngt update
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!