"Di bawah lampu panggung, mereka adalah bintang. Di bawah cahaya bulan, mereka adalah pemburu."
Seoul, 2025. Industri K-Pop telah berubah menjadi lebih dari sekadar hiburan. Di balik gemerlap konser megah yang memenuhi stadion, sebuah dimensi kegelapan bernama The Void mulai merayap keluar, mengincar energi dari jutaan mimpi manusia.
Wonyoung (IVE), yang dikenal dunia sebagai Nation’s It-Girl, menyimpan beban berat di pundaknya. Sebagai pewaris klan Star Enchanter, setiap senyum dan gerakannya di atas panggung adalah segel sihir untuk melindungi penggemarnya. Namun, kekuatan cahayanya mulai tidak stabil sejak ancaman The Void menguat.
Di sisi lain, Sunghoon (ENHYPEN), sang Ice Prince yang dingin dan perfeksionis, bergerak dalam senyap sebagai Shadow Vanguard. Bersama timnya, ia membasmi monster dari balik bayangan panggung, memastikan tidak ada satu pun nyawa yang hilang saat musik berkumandang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kde_Noirsz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27 : Fragile Alliance
Kehancuran dimulai bukan dari serangan luar, melainkan dari retakan di dalam. Setelah siaran langsung yang mengguncang dunia itu, Madam Joo tidak bisa langsung melenyapkan mereka karena sorotan publik terlalu tajam. Namun, ia melakukan sesuatu yang lebih licik: isolasi dan adu domba.
Villa latihan yang tadinya menjadi benteng kini berubah menjadi penjara psikologis. Internet diputus total, dan setiap member IVE serta ENHYPEN ditempatkan di ruangan terpisah untuk diinterogasi. Di bawah tekanan tanpa tidur dan ancaman hukum yang bertubi-tubi, aliansi yang tadinya kokoh mulai menunjukkan kerapuhannya.
Ruang Interogasi – Pukul 03:00 AM.
Yujin duduk di hadapan Madam Joo. Lampu neon di atas kepala mereka berkedip menyakitkan. Di atas meja, terdapat foto-foto masa kecil para member IVE.
"Kau adalah pemimpin, Yujin-ssi," ucap Madam Joo dengan nada keibuan yang palsu. "Kau punya tanggung jawab untuk melindungi masa depan Leeseo, Gaeul, dan yang lainnya. Wonyoung telah menjerumuskan kalian ke dalam lubang hitam ini hanya demi egonya bersama Sunghoon. Apakah kau tega melihat karir adik-adikmu hancur karena skandal 'pahlawan' yang tidak masuk akal ini?"
Yujin mengepalkan tangannya di bawah meja. "Kami satu tim. Wonyoung tidak bergerak sendirian."
"Benarkah? Tapi menurut data keuangan ini, ENHYPEN mendapatkan keuntungan lebih besar dari skandal ini daripada kalian. Mereka menggunakan cahaya IVE untuk menutupi masa lalu klan Shadow mereka yang kelam," Madam Joo menyodorkan dokumen palsu yang terlihat sangat otentik. "Tidakkah kau merasa dimanfaatkan?"
Di ruangan lain, Jay sedang menghadapi tekanan yang sama. "Sunghoon telah mengkhianati klan Shadow. Dia memberikan rahasia pertahanan kita kepada klan Star melalui Wonyoung. Kau lihat piringan emas itu? Itu adalah jantung klan kita, dan sekarang Wonyoung yang mengendalikannya. ENHYPEN akan berakhir hanya sebagai pelayan IVE jika kau terus mengikuti rencana gila mereka."
Benih keraguan mulai tumbuh. Bagi manusia yang kelelahan, logika seringkali kalah oleh rasa takut akan kehilangan.
Ruang Pertemuan Rahasia – Pukul 11:00 PM.
Melalui bantuan Jake yang berhasil menyuap salah satu penjaga dengan jam tangan mewahnya, keenam belas member akhirnya bisa berkumpul di gudang logistik yang gelap. Namun, suasana tidak lagi hangat.
"Kita harus menyerahkan piringan itu," ucap Jay tiba-tiba. Suaranya terdengar tajam. "Madam Joo benar. Selama benda itu ada pada Wonyoung, kita semua adalah target. Karir kita, hidup kita... semuanya terhenti."
Wonyoung tersentak. "Jay-ssi? Kau ingin menyerah pada wanita itu?"
"Aku tidak ingin menyerah pada wanita itu, aku ingin menyelamatkan memberku!" balas Jay dengan nada tinggi. "Ni-ki tidak bisa tidur, Sunoo mulai sakit-sakitan karena stres. Kita bukan Hunter lagi, Wonyoung! Kita tidak punya regenerasi! Kita hanya anak-anak yang dipaksa menjadi martir!"
"Tapi piringan ini adalah bukti kejahatan mereka!" seru Gaeul.
"Atau mungkin piringan itu hanya alat bagi Wonyoung untuk tetap menjadi pusat perhatian?" sahut Sunghoon dengan nada dingin yang asing.
Seluruh ruangan mendadak sunyi. Wonyoung menatap Sunghoon dengan tatapan tidak percaya. "Sunghoon-ssi... apa yang kau katakan?"
Sunghoon berdiri, wajahnya tertutup bayangan. "Madam Joo memperlihatkan padaku catatan rahasia klan Star. Ternyata di masa lalu, klanmu lah yang memicu perang agar kalian bisa terlihat sebagai penyelamat. Apa jaminannya kau tidak sedang melakukan hal yang sama sekarang? Kau menyeret kami ke Incheon, kau memulai siaran langsung itu... semuanya tanpa persetujuan kami secara kolektif."
"Aku melakukannya untuk menyelamatkan kita!" suara Wonyoung bergetar.
"Atau untuk menyelamatkan imejmu?" balas Sunghoon.
"Cukup!" Yujin menengahi, namun matanya juga tidak lagi memancarkan kepercayaan penuh. "Kita harus jujur. Aliansi ini rapuh karena kita dibangun di atas sejarah yang penuh darah dan kebohongan. Mungkin benar... klan Star dan klan Shadow tidak ditakdirkan untuk bersatu, bahkan sebagai manusia."
Retakan itu kini telah menjadi jurang. Wonyoung merasa seolah-olah jantung manusianya baru saja dipukul dengan palu godam. Rasa sakit pengkhianatan ini jauh lebih pedih daripada luka peluru isotop SIGMA.
Malam itu, kelompok itu terpecah secara tidak resmi. IVE berkumpul di satu sisi gudang, dan ENHYPEN di sisi lain. Hanya Jake dan Leeseo yang masih mencoba menjembatani komunikasi, namun mereka pun diawasi dengan ketat.
Wonyoung duduk sendirian di pojok gudang, memeluk piringan emasnya. Piringan itu terasa dingin, seolah-olah ia juga merasakan keretakan emosi para pemiliknya.
"Wonyoung-ah," suara Han terdengar dari balik tumpukan kotak. Asisten itu berhasil menyelinap masuk melalui saluran udara. "Kau harus pergi. Sekarang juga."
"Ke mana, Han-ssi? Teman-temanku tidak lagi memercayaiku. Sunghoon... dia membenciku," rintih Wonyoung.
"Mereka tidak membencimu. Mereka sedang dipengaruhi oleh The Void Echo yang dipasang Madam Joo di dalam sistem ventilasi ruangan ini. Ini adalah manipulasi psikologis tingkat tinggi yang memperbesar rasa curiga dan dendam masa lalu," Han menjelaskan dengan cepat. "Hanya kau yang tidak terpengaruh karena kau memegang piringan emas itu. Kau harus membawa piringan ini ke kuil kuno di pegunungan Bukhansan. Itu adalah satu-satunya tempat di mana energi murni klan Bumi bisa menetralisir pengaruh Madam Joo pada mereka."
"Tapi bagaimana dengan mereka? Jika aku pergi, Madam Joo akan menganggap aku melarikan diri dan akan menyiksa mereka!"
"Jika kau tetap di sini, mereka akan saling menghancurkan dalam waktu 24 jam. Pergilah. Biarkan aku dan Jake yang menangani sisanya."
Wonyoung menatap teman-temannya yang sedang berdebat di kejauhan. Ia melihat Sunghoon yang sedang memijat pelipisnya, tampak sangat menderita. Ia menyadari bahwa Sunghoon sedang melawan pikirannya sendiri.
"Aku akan menyelamatkanmu, Hoon-ah. Meskipun kau membenciku sekarang," batin Wonyoung.
Pelarian – Pukul 02:00 AM.
Wonyoung menyelinap keluar melalui jalur udara dengan bantuan Jake. Saat ia mencapai gerbang luar, alarm berbunyi.
"Subjek melarikan diri! Tangkap Wonyoung!" teriakan penjaga bergema di seluruh villa.
Wonyoung berlari melintasi hutan di belakang villa. Napasnya memburu, kakinya perih karena duri-duri semak, namun ia tidak berhenti. Di belakangnya, ia mendengar suara motor pengejar.
Tiba-tiba, sebuah motor hitam melesat di sampingnya dan berhenti dengan rem mendadak. Pengendaranya membuka helm. Itu adalah Sunghoon.
Wonyoung membeku. "Kau... kau datang untuk menangkapku?"
Sunghoon menatapnya dengan mata yang merah, seolah baru saja terbangun dari mimpi buruk. Tangannya gemetar di atas stang motor. "Aku... aku tidak tahu kenapa aku di sini. Separuh dari diriku ingin menyerahkanmu pada Madam Joo, tapi separuh lainnya... separuh lainnya menjerit bahwa aku harus mengikutimu."
Sunghoon turun dari motor dan mendekati Wonyoung. Ia memegang kepalanya, meringis kesakitan. "Wonyoung-ah... apa yang terjadi pada kita? Kenapa aku merasa sangat marah padamu tadi?"
Wonyoung menyentuh pipi Sunghoon dengan tangan yang memegang piringan emas. Seketika, cahaya emas lembut mengalir ke tubuh Sunghoon. Ekspresi amarah dan curiga di wajah Sunghoon perlahan luntur, digantikan oleh kesadaran yang menyakitkan.
"Manipulation..." bisik Sunghoon. "Dia meracuni pikiran kita."
"Kita harus ke Bukhansan, Sunghoon-ssi. Han bilang itu satu-satunya jalan," ucap Wonyoung.
Sunghoon menarik Wonyoung naik ke atas motornya. "Pegangan yang erat. Kita punya seluruh pasukan Madam Joo di belakang kita, tapi kali ini... aku tahu ke mana harus pulang."
Motor itu melesat membelah kegelapan malam, menuju pegunungan yang menjulang tinggi di utara Seoul. Di belakang mereka, lampu-lampu helikopter SIGMA dan mobil agensi mulai bermunculan.
Aliansi mereka mungkin rapuh, namun di tengah pengkhianatan dan manipulasi, Wonyoung dan Sunghoon baru saja menyadari bahwa cinta manusia mereka adalah satu-satunya pelindung yang tidak bisa ditembus oleh sihir kegelapan mana pun.
Bab 27 ditutup dengan pelarian nekat dua pemimpin klan yang kini menjadi buronan dunia. Mereka harus mencapai puncak gunung sebelum fajar, atau aliansi IVE dan ENHYPEN akan hancur selamanya oleh dendam masa lalu yang dibangkitkan kembali.
"The bond was broken by lies, but the journey to the mountain is the only way to heal the scars of three hundred years."