SECRETS
Siang hari saat-saat orang sedang sibuk-sibuknya dengan urusanya masing-masing, begitu juga mahasiswa/i di Millenium University. Universitas swasta ternama di negara Tarvisium, negara maju yang makmur. Terlihat 3 orang sedang menikmati waktu istirahat mereka di rooftop kampus, satu diantaranya adalah seorang gadis yang bernama Violia tengah tidur dengan tenang di kursi panjang yang ada di sana.
"Mohon perhatian, untuk mahasisiwi bernama Violia Lavina Chesterfield menghadap dosen konpen segera." -Setidaknya sebelum panggilan dari speaker yang memaksa dua laki-laki bernama Arfhan dan Octavian yang tengah sibuk memainkan ponselnya untuk membangunkan gadis itu.
Di dalam ruangan dosen konpen, tepatnya ruangan dosen bernama Leviandre. Dosen muda paling populer di universitas Millenium, tidak hanya karena visualnya dan sifat dinginnya, kecerdasannya juga membuatnya semakin populer, yang membuatnya lulus S1 Univ Millenium itu dalam jangka waktu 4 tahun sebagai lulusan terbaik.
Dan dalam waktu 9th dari lulus SMA Leviandre sudah menyandang gelar doktor, sebagai lulusan terbaik. Ia ditawari mengajar di Millenium University saat dirinya mendapat gelar Magister. Ia menerima dengan senang hati tetapi dengan menyaratkan pihak kampus mengizinkannya mengajar sambil mengejar gelar doktor.
...✥...
"Brak!" suara pintu yang ditutup dengan keras. Leviandre yang berada di ruangan tersebut tidak lagi terkejut dengan salah satu mahasiswi bandel itu. Violia berdiri 5 langkah dari meja kerja Leviandre tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Leviandre mulai berdiri dan menghadap mahasiswi yang dipanggilnya tersebut dengan muka tak bersahabat. Ia mulai memeperhatikan Violia dari atas sampai bawah dan menatapnya tajam.
Violia Lavina Chesterfield, seorang gadis cantik dengan berbagai keunikannya. Mata coklat hazel yang dibalut lentik bulu matanya, hidung kecil yang lumayan mancung dan bibir tipis berwarna pink, yang sangat indah dipadukan dengan kulit cerahnya.
Sayangnya, kecantikan gadis satu itu ditutupi oleh kenakalannya. Violia adalah seorang gadis tomboy yang ikut dalam sebuah geng-gengan, mereka sering kali membuat masalah.
"Ga jera pake baju gituan ke kampus?" ucapnya dingin. Saat ini Violia memakai baju crop yang memperlihatkan sedikit bagian perutnya dan dilapisi outher berupa jaket disertai rok diatas lutut yang syukurnya tidak ketat. Ia sama sekali tidak mengubris perkataan dosennya tersebut.
Tidak, bukan karena Ia takut ataupun merasa bersalah, Ia hanya bad mood karena baru bangun dari tidur karena dosennya itu mencarinya. Ia kembali menatap Leviandre dengan tatapan bertanya, kenapa lagi dirinya dipanggil.
"Laporan minggu ini, kamu lebih 5 kali dilaporkan dan tertangkap cctv merokok dengan teman-temanmu, beberapa hari kamu terus meninggalkan mata kuliahmu seenaknya saat dosen menyampaikan materi di kelas, kamu menyakiti temanmu hanya karena mereka berbicara terlalu keras di dekatmu, dan tentu saja pakaianmu tidak ketinggalan." ucap Leviandre menyebutkan deretan kasus yang telah dibuat Violia dalam waktu seminggu.
"Kamu mau dihukum gimana lagi?" lelahnya. Ya, segala hukuman dari yang ringan hingga terberat telah diberikan kepada gadis itu, tapi hebatnya Ia tidak pernah jera untuk mengulang kembali kesalahannya itu.
"Yaudah, keluarin aja gw dari ni kampus." ucap Violia. Uniknya universitas ini tidak bisa mengeluarkan Violia meski membuat kasus sebanyak apapun, karena Keluarga Violia, Chesterfield adalah satu dari 5 keluarga besar pendiri kampus itu. Atas hadiah khusus berupa permintaan istimewa yang masing-masing diberikan 1 kali kesempatan untuk ke5 keluarga tersebut, dan setelah lebih dari 40 tahun, keluarga Violia yang terakhir menggunakan hak spesialnya tersebut untuk mempertahankan Violia di kampus tersebut apapun masalahnya.
Keluarga Chesterfield adalah keluarga terkaya di negara tersebut yang berdampingan dengan Keluarga Evander. Dua keluarga besar yang bersahabat sejak zaman kakeknya Violia yang menaungi perusahaan mereka, Chester-F Group yang menaungi beberapa bidang industri. Sebelum itu kedua perusahaan maupun keluarga tersebut adalah musuh bebuyutan yang masing-masing memperebutkan gelar perusahaan ternama.
"Kenapa? Ga mampu ya?" ucapnya sinis setengah mengejek karena melihat keterdiaman dosennya setelah ucapannya tadi. "Setelah keluar dari sini hukuman kamu membantu pengurus perpus jurusan, bersih-bersih selama 1 bulan dan meresume buku Teori Fungsionalisme Hubungan Bisnis Mark Woritd dalam waktu satu minggu".
"Kamu keberatan?" tanya Leviandre. "Gw? Udah biasa kali ah." balasnya tak mau kalah. Se-sebiasanya Ia dihukum tetap saja ada ketidak sudian di lubuk hatinya. Apalagi buku yang dikatakan dosen nya tersebut sekitar ±800 halaman!!
Violia mulai menatap bengis dosennya tersebut sumpah serapah telah berderet di dalam hatinya.
"Udah kan? Gw mau lanjut tidur, ganggu tidur orang aja." Leviandre bergeming, pandangan dinginnya tak lepas dari Mahasiswinya tersebut.
Ya, Leviandre adalah dosen spesialis jurusan Admistrasi Bisnis, jurusan yang sedang dikejar Violia saat ini. tidak ada sopan-sopannya pikirnya, tapi Ia tak mau memperseriuskan hal tersebut karena sudah malas meladeni Violia.
"Yaudah kalo gaada lagi saya pamit ya pak Leviandre." ucapnya dengan senyum sinis yang terpaksa karena melihat ekspresi dosennya yang sangat amat tak enak dipandang itu.
"Duluan ya pak, jan sering-sering nyariin saya nanti orang kampus kira bapak suka saya lagi, haha." tawanya garing sembari keluar ruangan. Keluarnya Violia, Leviandre langsung mendesah berat sembari memijit pelipis nya, pusing juga Ia mengurusi Mahasiswinya tersebut yang tidak bosan-bosannya membuat masalah sejak Ia bergabung ke Milenium University 3 tahun yang lalu.
...✥...
Langit telah mengjingga yang sebentar lagi akan menggelap. "Vio pulang!" serunya sembari berjalan ke dapur, Ia dapat mencium bau masakan khas ibunya. "Dari mana aja kamu? Kelasnya udah selesai dari 4 jam yang lalu." kata Liliana, Sang ibu melihat anak semata wayangnya menghampiri nya.
"Biasa kali ma, nongkrong dulu namanya juga anak muda." jawabnya sembari terkekeh. "Mama hari ini ga ke lokasi syuting? Atau udah pulang?" tanya Violia, sebab Ia meninggalkan rumah sedari pagi. "Udah pulang mama, syuting hari ini ga banyak, udah kamu mandi sana, bau banget ini." balas ibunya sembari menyiapkan makanan. "Hehe masa iya Vio sebau itu?" ujarnya seraya mengecup pipi ibunya itu dan langsung pergi ke kamarnya untuk bersih-bersih.
Liliana Chesterfield adalah seorang aktris papan atas dan juga Ia telah menjadi sutradara di beberapa karyanya yang semuanya cukup sukses. Meskipun begitu disaat senggang Ia tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu, di rumah meski ada art, Ia mau dirinya sendiri yang memasak untuk suami dan anaknya.
Ayahnya Violia saat ini sedang memegang perusahaan keluarganya. Walaupun kedua orang tuanya sibuk dengan urusannya masing-masing, Violia benar-benar tidak kekurangan kasih sayang karena setelah beraktivitas seharian mereka akan menghabiskan waktu bersama saat malam harinya dan tak lupa hari libur mereka manfaatkan dengan keluarga.
Jadi, kenapa kelakuan Violia bisa seperti itu? Sedari kecil Violia adalah anak yang sangat aktif hingga jarang teman-temannya yang tahan berteman dengannya, karena sifatnya itu Ia menjadi lebih cocok berteman dengan anak laki-laki meski tentu saja Ia masih mempunyai beberapa teman perempuan. Karena Ia selalu dikelilingi teman laki-laki, Violia tumbuh menjadi gadis tomboy.
Orang tuanya tak masalah dengan itu, hanya saja sejak SMA Violia benar-benar kelewatan, Ia sampai merokok dan minum-minum, ya memang Ia minum juga mulai saat melihat ayah dan ibunya. Tapi menurut kedua orang tunya Violia masih terlalu dini untuk mengonsumsi minuman keras. Menurut orang tuanya saat SMA adalah masa terburuknya Violia, Ia ikut geng-gengan, merokok, minum-minum, dan sering keluar malam hingga dini hari.
Tetapi dalam 2 tahun ini sudah lebih membaik karena kedua orang tuanya terus membimbingnya, mereka tidak memakai kekerasan fisik maupun mental untuk menghentikan Violia, karena mereka beranggapan hal itu hanya akan memperburuk keadaan. Kerena hal itu juga Violia mulai tersadar akan perbuatannya dan mulai menarik diri, Ia tidak langsung berhenti tapi mengurangi sedikit demi sedikit.
Ia masih ikut geng-gengan dan keluar malam tapi sudah jarang pulang lebih dari tengah malam, Ia kadang pulang kemalaman karena suatu hal yang tak dapat dihindari. Ia juga sudah mengurangi minum-minum, kadang minum saat merasa stress dengan hukumannya di kampus atau masalah di tongkrongannya.
...✥...
Malamnya, karena ayahnya tidak bisa pulang sebab banyaknya perkerjaan, Violia mengantar ibunya ke kantor, ibunya membawakan makanan untuk suaminya tersebut dan berniat ikut menemani suaminya lembur.
"Vio, mau ke atas dulu atau mau langsung pulang?" tanya Sang ibu." Mampir dulu deh ma, mau jenguk papa, siapa tau papa lagi kangen Vio." jawabnya sambil tertawa. Mereka turun dari mobil dan naik ke ruangan -Gerald Ives Chesterfield- yang berada di lantai paling atas.
Disaat mereka tiba ternyata Sang ayah sedang ada tamu yaitu Faelian Aendra Evander. Pemegang Evander's Group, perusahaan yang beriringan kesuksesan nya dengan keluarga Violia.
"Papaaaaa, Vio heree-" terhenti, Violia malu sekarang.
Dua pasang mata menatap Violia lucu di ruangan tersebut. "Eh ada om Lian tuh, udah lama disininya?" ibunya melewati Violia begitu saja tanpa menghiraukan anaknya yang memerah malu. "Barusan mampir pas lewat dari survei lokasi, mampir karna aku liat lantai atas masih terang, ternyata ada yang lagi lembur." balasnya.
Lalu matanya langsung melirik Violia yang masih membeku di tempat kerena malu. "Violia Lavina ya? Astaga ternyata kita sudah lama tidak bertemu, sekarang sudah besar ternyata, terakhir om ketemu kamu tuh pas kamu baru umur 5 tahunan haha, om jadi berasa tua banget sekarang." ucapnya membuang kecanggungan Violia.
"Oh ya? Om Faelian ya? Halo om." sapanya ramah untuk menghilangkan malu. Sebenarnya Ia tidak ingat pernah mengenal orang di depannya itu, tetapi dia kenal sosok Felian Aendra Evander yang kerap kali mondar mandir di berita, ayah Vio juga kerap kali masuk berita atas pencapaiannya. Setelah berbincang sedikit Violia pamit pulang.
"Pa, ma, om, Vio duluan ya mau nongkrong ama temen." izin nya undur diri. "Jangan lama pulangnya ya, hati-hati." ucap ayahnya mengizinkan. "Aman itumah." jawabnya sembari mengacungkan jelpolnya dan keluar dari ruangan. Setelah Violia keluar Faelian mulai tersenyum kepada kedua sejoli di depannya.
...✥...
"Kenapa lu pada? Jelek amat tuh muka." sapa Vio sesampainya di tongkrongan mereka. Daniel menatap Vio dengan tatapan memelas begitu juga dengan Octavian atau biasa dipanggil Ian. "Paling juga butuh asupan makanan tu anak dua." ucap Arfhan memperjelas situasi.
"Yeeee! Beli aja kali kek gaada duit aja kalian tuh!" balasnya. "Lo tau ga sih Vi makanan gratis itu seenak dan senikmat apa? Lo ga pernah makan makanan gratis sihh." cecar Daniel sipaling mood booster tongkrongan mereka. "Udah hapal gw mah, noh di bagasi mobil ambil!" ucap Vio. Segera saja mereka berdua berlarian keluar.
"Tumben pake mobil lo, motor mana?" heran Arfhan. "Sekalian nganterin nyokap tadi, males mau balik lagi." jawabnya seraya duduk. "Tumben sepi nih, yang lain mana?" heran, karena biasanya markas mereka tidak pernah sesepi itu, biasa tempat ini selalu ramai dengan gelak tawa mereka.
"Kenan ada lagi di toilet, yang lain sebagain ikut acara cam jurusan, sisanya noh ke arena balap, katanya Andre sama Nera lagi balapan." sahut Arfhan. "Andre Nera geng sebelah? Ngapain mereka nontonin itu?" heran Vio, pasalnya anak-anak tongkrongannya tidak akur dengan tongkrongan sebelah.
"Lo kan tau sendiri kalo tu 2 orang udah balapan pasti ada masalah dalam hubungan mereka, yang lain mah suka liat geng itu mau hancur karena 2 pemimpinnya berantem aja." Andre dan Nera adalah sepasang kekasih yang memimpin gengnya.
"VIOOOOOOOLIAAAAAAAAA!" teriak Kenan dari belakang. "Vio Vio Vio tau gakkk?!" tanyanya dengan amat sangat excited. "Apa?! Jan bilang lo dapat pacar baru lagi selama liburan? Gila aja lo, 2 bulan ini lo udah macarin 8 cewe woiii!" katanya ikut ngegas pada Kenandra si pemegang gelar pangeran playboy, pasalnya Kenan tak pernah serius dalam hubungan. Saat melihat cewek cantik langsung aja Ia dekati, cewek mana ada yang gak mau diajak pacaran sama orang spek prince gitu.
"Yaampun Vi lo kira gw cowo apaann?!" katanya, yaa begitulah manusia kadang susah sadar diri, ke-empat orang di depannya menatapnya malas. "Padahal gw dah baik-baik beliin lu oleh-oleh. Mau ga nihh?" sontak saja mata Vio penuh binar. Ia paling suka hadiah-hadiah pemberian teman-temannya karena..
"Nihh belati yang super duper tipis dan ringan!" ya, ga salah. Itulah yang disuka Vio dari pemberian teman-teman nya. Kadang-kadang ada kalanya geng meraka itu harus melakukan perlawanan atau melakukan kegiatan berbahaya. Violia yang adalah seorang perempuan tentu kalah fisik dari laki-laki. Hal yang membuat Ia bertahan sampai sekarang bukanlah karena selalu dilindungi, tetapi Ia selalu menggunakan senjata entah itu belati maupun pistol.
Itulah yang membuat teman-temannya betah bersama perempuan dalam gengnya karena Vio benar-benar tidak merepotkan dan sangat menguntungkan karena keahlian-keahliannya. Geng Vio ini bukanlah geng anak remaja yang bermain-main tanpa tujuan. Geng mereka ini terbentuk dan dibentuk dengan alasan yang sangat spesial.
Di negara ini masih sangat marak bisnis gelap bahkan tak sedikit mafia yang berkeliaran di negara tersebut. Mereka dimanfaatkan oleh unit pertahanan negara untuk "membasmi" pelaku bisnis gelap tersebut bahkan mafia.
Unit pertahanan negara bukannya tidak mampu untuk melakukan hal tersebut, hanya saja mereka benar-benar sudah dikenali oleh pembisnis-pembisnis itu, hal itu menyebabkan keterbatasan mereka untuk meruntuhkan operasi-operasi bisnis gelap itu.
Mereka dilatih secara rahasia oleh unit negara, mereka diajarkan memakai senjata, teknik bela diri yang mendalam, menyusup, dan sebagainya. Dan satu-satunya perempuan yang bertahan selama pelatihan hanyalah Violia. Ya, awalnya ada banyak remaja yang dikumpulkan untuk misi tersebut.
Tetapi unit pertahanan hanya memilih orang-orang yang bertahan sampai akhir dalam 2 tahun pelatihan yang luar biasa berat. Dari sinilah tercipta geng mereka itu, dari kumpulan remaja yang lolos pelatihan. Dan berakhir geng mereka berkerja untuk melenyapkan bisnis gelap itu.
Violia benar-benar tidak mengeluh sedikit pun selama pelatihan, Ia bahkan dapat menyelesaikan pelatihan dengan sangat baik. Hal tersebut yang membuat anak-anak gengnya tidak risih dengan adanya perempuan di perkumpulannya itu, Vio bukanlah perempuan lagi di mata geng tersebut.
Hal itu juga yang membuat Vio merasa aman di tengah-tengah banyaknya lelaki disekitarnya. Hanya orang-orang bodoh yang berpikiran untuk berbuat macam-macam dengan Vio, entah orang itu mau mati atau mau kehilangan anggota tubuhnya.
Tentu saja tidak ada yang tahu apa yang telah dilakukan Violia selama ini, identitas mereka benar-benar ditutup rapat oleh negara. Kenapa mereka mau melakukan hal berbahaya seperti itu? Tentu saja uang yang diterima mereka untuk tugas ini tidaklah sedikit, bukannya mereka merelakan nyawa hanya untuk uang, tapi karena mereka merasa dirinya mampu, hal ini tidak memberatkan mereka maupun membebani.
Karena pekerjaan mereka, mereka dibiarkan untuk mengebut bahkan menerobos peraturan lalu lintas. Apa tidak bahaya? Tentu saja mereka sudah dilatih dengan keras untuk menggunakan kendaraan juga, biarpun mereka menerobos lalu lintas mereka tidak akan membahayakan pengguna jalan lainnya. Tetapi jika pengendara lain kecelakaan karena kaget itu diluar kehendak mereka, jadi mereka tidak menggunakan hak istimewa mereka itu seenaknya.
Polisi dan sebagainya dapat mengenali beberapa anak istimewa tersebut dengan sebuah simbol yang hanya diketahui oleh anggota dan mereka. Disisi lain banyak geng remaja-remaja yang tak berfaedah mengincar mereka karena mengira geng-gengan pada umumnya. Mereka juga dibiarkan melawan untuk kelancaran misi jangka panjang mereka itu, walau tetap saja tidak boleh sampai melakukan pembunuhan.
"Wahhhh gilaaa cantik bangetttt, ga pistol juga sekalian??? Aaaaa i love it thanks bro!" girangnya mendapat senjata baru. Sebenarnya Vio tidak pernah jauh dari senjata tajam, selalu ada beberapa senjata yang terselip di tubuhnya, sebagai alat pertahanan dirinya. Mengingat banyak anggota geng lain yang mungkin saja tak sengaja Ia temui dan membahayakannya.
"Iya masama, pistol ga dulu deh, gaada yang bagus waktu itu." katanya. "Jadi gimana perkembangan misi Tuan Zavio?" tanya Kenan yang kemarin baru aja pulang dari liburan luar negrinya. Mereka juga seperti pekerja biasa, mereka juga diberikan cuti. Tetapi, tetap saja mereka tidak bisa meminta cuti seenaknya. Cuti mereka diatur oleh petinggi unit pertahanan. Mereka diberi jadwal cuti, mereka tidak diperbolehkan cuti bersama. Jadi mereka dijadwalkan hanya 2 orang yang bisa cuti bersamaan.
"Kemarin malam Rey dan beberapa anak lain melakukan misi penyelinapan ke mansion tempat orang-orang yang dikurung Zavio untuk pelelangan budak bulan depan." Sampai Daniel. Seketika aura di sana mendadak serius, mereka tidak lagi terlihat seperti pemuda yang penuh canda seperti sesaat sebelumnya. "Penyelinapan mereka membuahkan hasil, kita sudah dapat data sistem jaga dan denah tempat penyekapan tersebut, jadi kita bisa menyerang kapan saja sekarang." sambung Octavian.
"Begitu ya? Udah hubungin pihak UNPER (*unit pertahanan)? Kalo belum laporin aja secepatnya." ucap Vio yang langsung di setujui Octavian. "Jadi, apakah kita akan bergerak dalam waktu dekat?" tanya Kenandra kepada Vio, sebab Vio adalah orang yang paling pintar strategi di geng itu. Violia menatap Kenandra lalu tersenyum.
"Tidak, kitak akan menyerang bulan depan." kata Violia. "Kenapa? Bukannya lebih cepat lebih baik, semakin lama akan semakin banyak orang-orang yang ditangkap dan dikurung di sana." tanya Arfhan heran.
"Memang benar, tetapi kita akan memiliki peluang gagal kalau menyerang sekarang langsung ke mansion itu. Walaupun kita sudah mendapat info tentang denah maupun sistem operasi di sana, tetapi tetap saja pemiliknya adalah orang yang lebih tahu dari siapapun." mereka mulai mengerti maksud Vio.
"Bulan depan mereka akan mengangkut semua budak ketempat pelelangan, kita akan menyerang mereka dalam perjalanannya, hal itu lebih menguntungkan kita. Suruh anak-anak yang sedang free untuk mengobservasi jalur perjalan Zavio ketempat pelelangan. Kita dapat memasang jebakan juga memanfaatkan lokasi yang tidak terlalu mereka kenali." Sekarang mereka paham. Hal itu memang lebih menguntungkan mereka.
"Wahhh, bener juga ya." setuju Daniel tentang pendapat Vio. "Gw bakal suruh Lavien yang baru menyelesaikan kuliah sastra pertamanya dan dia bakalan ajak yang lain untuk ngeobservasi lokasi itu." kata Arfhan setuju dengan rencana Violia. "Kalo gitu gw ngehubungin pihak UNPER dulu, gw langsung balik rumah ya abis itu." ucap Octavian mulai berkemas.
"Lho kok gitu? Noh cemilan bawaan Vio belum kita sentuh." ucap Kenandra. "Gak ah, keluarga bokap gw lagi ngumpul di rumah, bisa diceramahi nyokap gw kalo keluar lama hari ini." jawabnya seraya meninggalkan tempat dan menuju kafe.
...»»---->Continued<----««...
...Kepanjangan ya?? Ini bisa jadi dua chapter gasih??...
...Apa nextnya dipendekin ya?? Sarannya dong~...
...Bye bye aku tunggu di chapter selanjutnya yaaa♡...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍 salam kenal 🙏
2025-04-30
1