NovelToon NovelToon
Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Menjadi bayi
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

Di khianati dan terbunuh oleh orang yang dia cintai, Nada hidup kembali di tubuh seorang gadis kecil yang lemah. Dia terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa?

"Kakak, tolong balaskan dendam ku." Pinta gadis kecil yang namanya hampir sama dengan Nada.

"Hah!! Gimana caranya gue balas dendam? tubuh gue aja lemah kayak gini."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.6

Evelin masih ingat, saat Bagas menceraikannya setelah satu bulan tidak pulang. Saat itu, Kara berusia kurang lebih satu tahun dan sangat merindukan sang Ayah.

"Papa." 

Bagas di sambut oleh tangis sang anak. Namun, dia mengabaikan Kara dan berdiri di hadapan Evelin. Lalu menyerahkan amplop berwarna coklat.

"Tanda tangan."

"A-apa ini, Mas?" tanya Evelin.

"Surat perceraian." Jawab Bagas dengan dingin.

"Cerai? Tapi, apa salahku? Apa kamu gak kasian sama. Kara, Mas?" tanya Evelin, mencoba meluluhkan hati sang suami.

"Aku gak peduli, Kara adalah sebuah kesalahan bagiku. Ev, aku tidak menginginkan dia dan kamu. Aku terpaksa menerima pernikahan ini." Jelas Bagas, membuat dunia dan hati Evelin hancur seketika.

"Tidak cinta katanya, cih sungguh munafik." Evelin hanya berucap dalam hati.

"Cepat tanda tangan, aku sudah muak berada disini."

"Aku gak mau." Bentak Evelin.

Kara yang berada di balik lemari hanya menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya, dia memeluk boneka dengan sangat erat dan menangis terisak. Dia juga menutup telinganya.

Suara langkah kaki menjauh, Kara menatap sang Ayah dengan wajah penuh air mata.

"Papa." Lirih Kara. Namun, Bagas pergi begitu saja.

"Mas." Teriak Evelin.

Dia pun menangis histeris, lalu memukul lantai dengan keras.

"Mama."

****

"Evelin." Panggil Bagas, membuat lamunan Evelin buyar dan pergi begitu saja.

Terlalu sakit hatinya, saat bertatapan dengan sang mantan. Apalagi Bagas menjanjikan uang untuk Kara, tapi semua bohong dan tak pernah ada.

Bagas menghela nafas dengan pelan, dia ingin mengikuti Evelin dan mencari tahu siapa yang dirawat?

Evelin berjalan dengan gontai, dia selalu menyalahkan setiap takdir yang dia jalani. 

"Kenapa? Kenapa jadi seperti, ini?"

Saat sampai di kamar rawat sang anak, Evelin dengan cepat menghapus air matanya. Dia menarik nafas dengan pelan dan menghembuskannya secara perlahan, dia harus baik-baik saja didepan Kara.

Saat masuk kedalam ruangan, Evelin terkejut karena Alfa sudah ada disamping Kara.

"Kamu, ngapain disini? Dan, dari mana kamu tau?" cerca Evelin, dia mulai tidak suka pada Alfa.

Alfa tersenyum dan menghampiri Evelin, dan mengajaknya duduk.

"Kok kamu gitu sih sayang, aku kan mau jenguk Kara. Bagaimanapun juga, dia adalah calon anakku." Kata Alfa, mulai tidak nyambung dengan pertanyaan Evelin.

"Ya tapi, kamu tau dari mana?"

"Aku mengikuti mu," balas Alfa, entah benar atau tidak. Evelin malas debat dan memilih percaya, dia pun berbaring di kasur lantai dan memilih memejamkan mata mengabaikan Alfa.

Alfa pun mengepalkan tangan dengan erat, dia harus segera menikah dengan Evelin apapun yang terjadi.

"Aku keluar dulu, kalau ada apa-apa hubungi aku." Kata Alfa. Namun, tidak ada tanggapan dari Evelin.

Saat pintu tertutup, Kara membuka mata dia melirik ke arah Evelin dia tahu bahwa Ibunya hanya pura-pura.

"Laki-laki jelek seperti itu, kekasih Mama? Kok mau sih? Aneh, aku harus menyelidikinya nanti." Gumam Nada.

Dia merasa ada sesuatu yang aneh di antara Alfa dan Evelin.

"Tapi, aku penasaran gimana rupa Ayahnya Kara. Tidak ada memori tentang Ayah di ingatan Kara, apa Kara benci Ayahnya?" 

Nada terus saja berpikir, dia jadi tidak bisa tidur karena terus waspada pada saat Alfa datang. Reaksi tubuhnya secara alami menunjukan rasa takut.

"Tenang saja, Kara. Aku akan balas dendam pada lelaki bernama Alfa itu."

****

Keesokan harinya, Kara begitu semangat saat Evelin memandikan juga mengepang rambutnya. Nada berpikir, mungkin itu adalah reaksi alamiah dari tubuh Kara.

"Jadi, begini rasanya dikepang rambut sama Mama?" Gumam Nada dengan mata berkaca-kaca.

Evelin menatap tubuh Kara yang bergetar, lalu dia membalikan tubuhnya dan mendapati Kara menangis. Secara tak sadar, jiwa Nada menangis mengenang masa kecilnya yang tak pernah bahagia. Sebelum bertemu dengan orang tua kandung.

Nada bisa merasakan kasih sayang orang tua, saat dia berada di kelas lima sekolah dasar. 

"Kamu kenapa, sayang?" tanya Evelin.

"Aku gak papa, Ma." Kara memeluk Evelin dengan erat.

Nada bertekad untuk membuat Evelin sayang pada Kara, dan tidak mengabaikan anak kecil yang sudah merelakan tubuhnya untuk Nada.

"Kara, kakak janji akan merubah hidupmu menjadi bahagia. Dan orang-orang yang membuatmu menderita, akan berakhir di balik penjara. Tidak, penjara terlalu bagus. Aku pastikan mereka akan mati!"

Kara tersenyum sinis di dalam pelukan Evelin, usapan lembut seorang Ibu menenangkannya.

"Aku lapar, Ma." Lirih Kara dengan malu.

"Ohh, ya ampun maaf sayang. Mama lupa," kekeh Evelin, dia pun menyiapkan sarapan untuk Kara karena sebentar lagi dokter akan memeriksa sang anak.

Dan jika semuanya sudah baik, Kara bisa pulang siang ini.

"Makan yang banyak, biar sehat. Kamu kurusan Kara, apa Om Alfa tidak memberikanmu, makan? Saat Mama bekerja?" tanya Evelin menatap wajah tirus sang anak.

Kenangan tentang kehidupan lalu Kara, terlintas dalam benak Nada. Nada merasa miris, saat anak seusia Kara harus mengerjakan pekerjaan rumah dan hanya diberi makan nasi bekas Alfa.

Bukannya menjawab, mata Kara malah berkaca-kaca dia pun menggeleng dengan lemah. Takut untuk memberitahukan yang sebenarnya.

"A-aku, aku makan dengan baik. Ma," jawab Kara dengan lirih.

Evelin menatap Kara yang menunduk, dia tau anaknya tak jujur.

"Sudah, sekarang makan jangan pikirkan yang tidak-tidak." Kata Evelin pada akhirnya.

Kara mengangguk, lalu menerima suapan dari Evelin.

"Sialan, Alfa. Awas aja lo, gue kasih lo pelajaran." Geram Nada, ingin rasanya dia pulang kerumah dan membuat hidup lelaki yang bernama Alfa tidak tenang.

Kara pun kembali ceria, dia pun kembali bercerita bahwa dia ingin bersekolah di sekolah yang dekat dengan sekolahan Jayden.

"Sekolahnya bagus, Ma. Banyak permainannya aku suka," kata Kara, dia pernah diajak Jayden ke sekolahnya saat mengambil yang tertinggal.

"Iyaa, nanti Mama lihat dulu sekolahnya."

"Janji ya, aku mau sekolah disana."

"Iyaa, iyaa. Ayo makan lagi." Kara mengangguk dengan antusias.

****

Seorang wanita menatap tajam lelaki yang ada di depannya.

"Saya gak mau tahu, pokoknya kamu harus buat dia mau menikah dengan kamu."

"Tapi, bagaimana? Dia selalu menolak terus."

"Gunakan cara yang dulu, kalau perlu cari orang pintar yang lebih hebat."

"Oke, jangan lupa transfer uangnya."

Wanita tersebut mendelik, menatap tak suka pada Alfa. Ya, Alfa lelaki yang adalah kekasih dari Evelin. Dia menggunakan cara licik untuk menjerat Evelin, dia juga yang membuat hubungan Bagas dan Evelin berakhir dalam sebuah perceraian.

"Sudah," wanita tersebut memperlihatkan bukti pengiriman.

Membuat Alfa puas, dia pun mengangguk dan akan memastikan semuanya berhasil.

"Sudah sana pergi, dan jangan pernah temui saya kalau belum saya menghubungi kamu."

"Oke, jangan khawatir. Semua beres dan kehidupan bahagia anda aman."

Wanita tersebut menatap kepergian Alfa, dan menghembuskan nafas dengan lega. Mungkin hari ini dia aman, tapi tidak menutup kemungkinan perbuatannya akan ketahuan. 

Tapi selama tidak ada yang tahu, dia yakin semuanya aman.

bersambung ...

Maaf typo

1
AriNovani
Yang baru baca tolong jangan di skip ya!! soalnya ngaruh ke pendapatan kalo di skip, ya aku gk bayaran 😢
Diah Susanti
kirain udah SMP karena di bab sebelumnya disebut gadis kecil diduga kena pelecehan, ternyata masih balita. miris banget nasibnya, sampai meninggal dianiaya pacar ibunya
Epi Widayanti
lanjut 💪💪💪
Mochi 🐣
Lanjut /Determined//Determined//Determined/
Anonymous
semangat nulis/Determined/
AriNovani: /Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
Epi Widayanti
semangat Kara kamu pasti bisa /Determined//Determined/
Epi Widayanti
lanjut /Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart/
AriNovani
luar biasa
Mochi 🐣
lanjut
Margaretha Indrayani
lanjut thor
pecinta dunia fantasi
hai kak,aq pendatang baru 🥰
Epi Widayanti
next
Mochi 🐣
Lanjut /Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart/
Mochi 🐣
Bagus 💙💙💙
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!