NovelToon NovelToon
Antara Cinta Dan Hukuman

Antara Cinta Dan Hukuman

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Diam-Diam Cinta / TKP / Romansa
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Leon Harrington seorang hakim yang tegas dan adil, Namun, ia berselingkuh sehingga membuat tunangannya, Jade Valencia merasa kecewa dan pergi meninggalkan kota kelahirannya.

Setelah berpisah selama lima tahun, Mereka dipertemukan kembali. Namun, situasi mereka berbeda. Leon sebagai Hakim dan Jade sebagai pembunuh yang akan dijatuhkan hukuman mati oleh Leon sendiri.

Akankah hubungan mereka mengalami perubahan setelah pertemuan kembali? Keputusan apa yang akan dilakukan oleh Leon? Apakah ia akan membantu mantan tunangannya atau memilih lepas tangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Selena menatap Leon lekat-lekat. Pandangannya menelisik, seolah ingin membaca isi kepala pria itu. Namun, ketika melihat senyum kecil muncul di sudut bibir Leon, alisnya langsung bertaut.

"Kenapa tersenyum?" tanyanya curiga, suaranya pelan namun tajam seperti pisau.

Leon tidak segera menjawab. Tatapannya mengarah ke sudut ruangan, seolah mengingat sesuatu yang hanya ia sendiri yang tahu. Namun senyum itu menghilang saat ia menoleh kembali ke Selena.

"Jangan menyinggungnya lagi," ucap Leon dengan nada datar namun jelas mengandung peringatan. "Dia tidak akan sungkan menyakitimu."

Selena terkekeh. Tawanya ringan, namun mengandung ejekan. Ia menegakkan duduknya, menyilangkan tangan di dada dengan percaya diri.

"Leon, jangan meremehkan aku!" katanya dengan mata menyala. "Kau tahu siapa aku!"

Leon menghela napas, lalu berdiri perlahan dari kursinya dan berjalan pelan ke arah jendela.

"Gadis itu... bukan hanya tinggal di Kanada sebagai warga biasa," ujarnya tenang namun dalam. "Dia berlatih ilmu bela diri setiap hari. Menguatkan tubuhnya. Membentuk ketahanan fisik dan mental. Karena itulah dia tidak ragu menyakiti lima korban."

Selena menatap punggung Leon yang membelakanginya. Ada perubahan dalam suaranya, sedikit lembut namun tetap waspada.

"Tapi dia tidak bisa membunuh mereka," balasnya.

Leon berbalik, tatapannya tajam namun penuh keyakinan.

"Karena dia tidak punya hati untuk membunuh," jawabnya mantap, seolah tidak perlu diragukan lagi.

"Leon Harrington..." ucap Selena. "Ternyata selama ini kau mengirim orang untuk mengawasinya dari jauh. Tanpa sepengetahuannya."

Suara Selena mulai bergetar, campuran antara kecewa dan emosi yang ditahan. "Kau mencintainya dalam diam. Dan sekarang... setelah bertemu kembali dengannya, kenapa kau tidak mengungkapkan yang sebenarnya?"

Selena menatap Leon dengan sorot mata penuh tanya dan emosi.

"Mungkin saja pengakuanmu akan memberinya kekuatan. Memberinya alasan untuk hidup."

Leon menundukkan kepala sejenak. Helaan napas berat terdengar dari dadanya. Ia kembali menatap Selena, kali ini dengan sorot mata yang lebih tenang namun tegas.

"Situasinya saat ini tidak sesuai untukku mengungkap masalah pribadi," ujarnya datar. "Yang ingin aku lakukan sekarang hanyalah satu—membongkar siapa dalang utama di balik kejadian ini."

"Kematian Jane dan perlakuan kedua orang tuanya... membuatnya tidak memiliki semangat untuk hidup. Terutama kematian Jane. Oleh sebab itu, aku ingin memikirkan cara untuk membangkitkan dia," ucap Leon dengan nada berat, seolah berbicara lebih pada dirinya sendiri.

"Serahkan saja padaku! Aku rasa aku ada cara untuk membuatnya terus hidup," ucapnya mantap. Tanpa menunggu tanggapan, ia berbalik dan melangkah keluar ruangan, meninggalkan Leon dalam kesunyian malam.

***

Di dalam penjara, Jade duduk membisu di atas ranjang tipis yang menempel pada tembok. Matanya menatap kosong ke lantai yang dingin, tubuhnya kaku, seolah jiwanya telah mati sejak lama. Tiba-tiba, derap langkah mendekat. Suara sepatu hak menghentak lantai membuatnya menoleh.

Seorang wanita berdiri di luar jeruji besi, menatapnya dengan senyum yang samar.

"Kamu siapa? Pengacara, polisi, atau jaksa?" tanya Jade dengan nada datar dan tatapan tajam, berdiri untuk menghadapi tamunya.

Wanita itu tersenyum kecil, matanya memancarkan sinar penuh teka-teki.

"Jade Valencia, lama tidak bertemu. Kau tidak mengenalku lagi?"

Jade mengerutkan alisnya, lalu menghela napas panjang.

"Katakan saja. Tidak perlu basa-basi," balasnya dingin.

Selena tertawa pelan, lalu menyilangkan tangan di depan dada.

"Memang pasangan serasi, sama-sama keras kepala," gumamnya, cukup nyaring untuk didengar Jade.

Jade menyipitkan mata, curiga.

"Siapa yang mengutusmu ke sini? Hakim Harrington?"

Selena melangkah lebih dekat ke jeruji, sorot matanya kini serius.

"Tunanganmu itu sedang berusaha memecahkan kasus ini. Sementara dirimu... malah menunggu kematian." Ia menatap Jade penuh empati, namun tetap dengan nada tegas. "Apakah kau tidak merasakan niat baiknya?"

Jade mendengus, lalu memalingkan wajah.

"Kalau kau datang hanya untuk bicara hal itu, lebih baik pergi. Sampaikan padanya. Tidak perlu membuang waktu lagi," ujarnya sambil membalikkan badan, menghadap tembok, menutup dirinya dari dunia luar.

Selena menggeleng pelan. Ada sedikit rasa iba di matanya, tapi juga determinasi kuat. Perlahan ia merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan sebuah alat kecil berbentuk persegi. Ia menekan tombol, dan dalam hitungan detik, sebuah suara terdengar dari speaker kecilnya.

"Dia hanya gadis bodoh yang tergila-gila pada cinta dan dibenci oleh kedua orang tuanya," ucap wanita yang di dalam video itu.

Suara wanita itu menggema di dalam sel yang hening. Jade membeku. Tubuhnya perlahan berbalik, wajahnya penuh kejutan dan keterkejutan.

Matanya tertuju pada alat itu, seolah suara dari seseorang baru saja menampar kesadarannya.

Selena menatapnya dengan senyum tipis, puas karena reaksi yang ditunggunya akhirnya muncul.

"Kau mengenal suara ini, kan?" tanya Selena pelan namun menusuk. Matanya tajam menatap Jade yang masih bergeming.

"Kakakmu mati, dan kau terjebak di sini. Semua ini hanya karena rencana dari seseorang. Dia berkeliaran di luar. Sementara kau, terkurung dan menunggu hukuman mati." Suaranya semakin rendah namun tegas, menembus relung hati yang paling dalam.

"Aku tahu kau tidak bodoh, Jade Valencia."

Jade mengernyit. Pandangannya menajam, mencoba membaca maksud tersembunyi dari setiap kata yang diucapkan Selena. Perlahan, seolah baru menyadari sesuatu, ia berbisik penuh kecurigaan.

"Kau adalah… selingkuhan Leon." Kalimat itu terdengar lebih sebagai tuduhan daripada pertanyaan.

"Untuk apa kau datang ke sini?"

Selena mendengus pelan, lalu tertawa kecil. Wajahnya tampak tenang, bahkan sedikit terluka dengan tuduhan itu.

"Akhirnya kau mengenalku," ucapnya.

"Tapi sayangnya, tebakanmu salah. Aku dan tunanganmu itu sama sekali tidak punya hubungan apa pun. Hakim kepala batu itu tidak pernah selingkuh darimu." Selena menatap mata Jade dalam-dalam, seolah ingin menyampaikan kebenaran yang tertunda.

"Dia bahkan masih menyimpan rasa terhadapmu sampai sekarang. Semua ini karena seseorang... seseorang yang telah menipu kalian berdua."

Mata Jade membulat, terpukul oleh fakta yang tak pernah dia duga. Napasnya tertahan. Tangan gemetar, namun bibirnya tetap terkunci.

Selena menyadari keterkejutan itu. Ia mengulurkannya melalui celah kecil di jeruji besi.

"Ingin tahu siapa kakakmu sebenarnya?" katanya pelan, penuh tekanan.

"Tonton rekaman ini sampai akhir. Saat itu, kau akan tahu siapa yang paling mencintaimu di antara kakakmu... dan Leon."

Setelah berkata demikian, Selena berbalik tanpa menunggu jawaban, langkahnya mantap meninggalkan sel, membiarkan Jade sendirian bersama segunung pertanyaan dan sebuah rekaman yang bisa mengguncang seluruh hidupnya.

Jade menatap rekaman itu di tangannya, seolah memegang kunci menuju kebenaran yang selama ini tersembunyi. Dadanya bergetar, pikirannya berkecamuk.

Apa yang tidak aku ketahui tentang kakakku? Dan... apa yang sebenarnya terjadi dengan Leon?

1
Aisyah Christine
siapa sebenar yang memberi arahan
Isnanun
Jade di incar
Ecca K.D
lanjut
Rossida Sity
up yg byk thor
Oktalien Paroke
ceritanya seru dan.menegangkan
Myra Myra
semangat thor
Naufal Affiq
lanjut thor
Naufal Affiq
bagus leon,kau sudah mengambil tindakan paling adil untuk jeda
wiemay
akhirnya
Isnanun
ahirnya ya Jade
Naufal Affiq
lanjut thor
wiemay
pesona Leon no kaleng2
Myra Myra
jgn2 Jane tak meninggal maybe orang lain...makin seru
wiemay
bagus
ayo katakan yg sebenarnya
Isnanun
bagus jade semangat demi dirimu sendiri
Myra Myra
bagus jade...nape rasa Ae Jane tak mati...
wiemay
kemungkinan kakak nya jade iri ama dia
Myra Myra
masih penasaran ape yg terjadi dgn kak Ae si jade Ae...
Isnanun
lanjut masih penasaran
Hanizar Nana
bagus sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!