Menjalin asmara bertahun-tahun tak menjanjikan sebuah hubungan akan berakhir di pelaminan.
Begitulah yang di alami oleh gadis bernama Ajeng. Dia menjalin kasih bertahun-tahun lamanya namun akhirnya di tinggal menikah oleh kekasihnya.
Namun takdir pun terus bergulir hingga akhirnya seorang Ajeng menikahi seorang duda atas pilihannya sendiri. Hingga akhirnya banyak rahasia yang tidak ia ketahui tentang suaminya?
Bagaimanakah Ajeng melanjutkan kisahnya??
Mari kita ikuti kisah Ajeng ya teman2 🙏🙏🙏
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🙏. Mohon jangan di bully, soale Mak othor juga masih terus belajar 😩
Kalo ngga suka ,skip aja jangan kasih rate buruk ya please 🙏🙏🙏🙏
Haturnuhun 🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Rasa Apa Ini?
Jika di kediaman Ranu hajatan di langsungkan hari ini, berbeda dengan di kediaman keluarga Novita. Besok akan dilangsungkan acara ijab qobul dan resepsi pernikahan dua orang berprofesi sebagai guru itu.
Ranu memenuhi permintaan ayahnya untuk menemui tamu di depan. Meski ia sudah berusaha untuk memberikan senyuman terbaiknya, tetap saja ia tak bisa menyembunyikan kegelisahan dalam hatinya.
Apalagi saat ia melihat kedua orang tua Ajeng bertamu di antara sekumpulan orang yang datang untuk menghadiri undangan. Jantung Ranu berdegub begitu kencang. Dia segan pada pak Amri karena memang leleki itu di kenal bijak. Namun Ranu cenderung takut pada bu Jaenah.
Dulu, setiap apel ke rumah Ajeng, mereka sering membahas akan seperti apa nanti saat mereka menikah. Sayang, mereka hanya bisa jadi tetangga bukan antara menantu dan mertua.
Ibu dari Ranu pun menghampiri kedua orang tua Ajeng, di susul oleh suaminya. Bu Jaenah memasang wajah tersenyum untuk menutupi rasa marah dan kecewanya terhadap keluarga itu. Tapi ya...pada akhirnya mereka harus ikhlas dan berlapang dada jika Ajeng dan Ranu memang tidak berjodoh.
"Terimakasih sudah datang ya pak Amri, bu Jen..." kata ibunya Ranu. Pak Amri menganggukkan kepalanya pelan. Sedang Bu Jaenah kembali terpaksa tersenyum.
Ranu menyalami kedua orang tua Ajeng dengan takzim. Tak bisa di elakkan jika pemudaitu menatap sendu pada kedua orang tua Ajeng tersebut. Pak Amri yang menyadai tatapan Ranu meneouk bahu pemuda itu pelan. Ia hanya mencoba menguatkan keyakinannya bahwa Ranu bukanlah jodoh Ajeng.
" Oh iya nak Ranu, ini titipan Ajeng. Mohon di terima ya!'' kata Bu Jaenah menyerahkan barabg-barang yang pernah Ranu berikan pada Ajeng. Ranu menatap kardus yang bahkan ia ingat kalau ia yang memberikannya untuk Ajeng.
Dengan tangan bergetar, lelaki itu menerima dus itu dengan kedua tangannya. Yang orang lihat mungkin bu Amri hanya memberikan kado pernikahan untuk Ranu atas nama Ajeng yang tak bisa menghadiri pernikahan sang mantan.
"Bu...apa Ajeng yang meminta ibu membawa semua ini ke sini?'' tanya Ranu.
Bu Jen menganggukan kepalanya. Pak Amri menggenggam tangan istrinya. Karena faktanya, ini semua inisiatif bu Jen sendiri.
Kedua orang tua Ranu hanya bisa melihat adegan itu tanpa ingin ikut campur urusan Ranu itu.
"Em...pak Amri, bu Jen monggo di nikmati kudapannya...!'' pinta ibunya Ranu. Sepasang suami istri itu hanya mengiyakan. Berhubung keduanya sudah makan di rumah tadi, mereka hanya duduk dan menikmati hidangan yang ada di atas meja. Sedangkan Ranu ke kamar untuk meletakkan kardus dari bu Jen tadi.
"Bu, tolong ya...jangan memperkeruh keadaan. Bapak tahu kalau ibu marah, tapi...''
"Stttt....bapak pikir ibu mau ngapain? Udah ngasih itu doang, ya udah kok. Nggak aneh-aneh juga!''
Pak Mari menghela nafas sebentar. Setelah menikmati sedikit makanan yang ada di sana, mereka pun pamit pulang. Tak lupa keduanya menyerahkan amplop untuk kedua orang tua Ranu juga unntuk Ranu atas nama Ajeng.
Dan setelah itu mereka pun pulang menggunakan roda dua milik mereka yang sudah cukup jadul namun pak Amri rajin merawatnya.
Di tempat lain, Ajeng sedang menatap langit-langit kamarnya. Besok adalah hari terakhir ia bekerja di sana. Apa yang akan ia lakukan setelahnya?
Untuk pulang ke kampung, rasanya tidak tepat. Karena apa? Karena Ranu menikah! Kata Ikhlas memang mudah di ucapkan namun sulit di lakukan. Soal hati, hanya si pemilik hati dan Tuhan yang maha tahu.
Gadis itu mencoba memejamkan matanya. Mungkin dia akan bisa melupakan rasa sakit yang hanya ia nikmati sendirian. Iya, sendirian! Di kampungnya sana, sosok lelaki yang sudah menyakiti hatinya sedang menantikan hari bahagianya dengan perempuan lain. Sakit memang, tapi takdirnya seperti itu. Mungkin akan ada masa depan yang bahagia untuknya di kemudian hari.
Saat dia benar-benar akan terlelap, wajah Khalis yang tersenyum tiba-tiba saja membayangi pelupuk matanya. Mau tak mau, Ajeng pun membuka matanya lagi.
Besok mas Bhumi kerja pagi, benarkah Khalis akan ikut bekerja?Memangnya atasannya mengijinkannya? Apa iya, Khalis bisa di anteng di sana?
Karena kepikiran Khalis, Ajeng pun menghubungi Bhumi. Beruntung ponsel Bhumi sedang ada di dekatnya.
Lelaki yang hampir kepala tiga itu tersenyum melihat siapa yang menghubunginya. Meski deg-degan, Bhumi mengangkat panggilan tersebut.
[Assalamualaikum Jeng?]
[Walaikumsalam, mas. Khalis udah tidur ya? Maaf kalau ganggu]
[Khalis udah tidur. Ngga ganggu kok]
[Eum....]
Keduanya mengobrol tentang Khalis yang akan di bawa bekerja besok. Andai Bhumi mengijinkan, setelah selesai dengan pekerjaannya besok Ajeng yang akan membawa Khalis sampai Bhumi pulang.
Awal bulan pasti ramai nasabah, Ajeng hanya takut jika Khalis membuat Bhumi terganggu.
Dan ternyata ,Bhumi dengan senang hati jika Ajeng yang akan mengajak Khalisa. Dan lelaki itu berjanji akan menjemput Khalis jika pekerjaannya sudah selesai meski mungkin sampai petang.
Setelah menutup panggilan teleponnya, keduanya sama-sama memegang dada masing-masing meski di tempat yang berbeda.
Rasa apa ini? Kenapa aku deg-degan denger suaranya doang??? Batin Ajeng.
💐💐💐💐💐
terimakasih 🙏
Maaf kalo banyak typo yang bertebaran 😭😭😭 tadi g kebagian hp sama bocil. Pake notebook tapi harap maklum, mata empat masih suka salah juga 😔😔🙏🙏🙏
tak apa... tak ada keluargamu yg mensuportmu bumi....
yakinlah... dgn mnjadikn ajeng istri... km bisa mndaptkn dan merasakn arti dan kasih sayang keluarga.... yg slm ini tak prnah km dptkn dri keluargamu...
dan brjanjilah untuk mnjadi garda trdepan untuk knyamanan istri dan ankmu.... jgn smpe keluargamu yg toxic dan benalu itu sll merusuh...
toh km n keluargamu yg mmbuang ajeng....
klo ajeng mudah move on dri km... ya itu bonusss luar biasa dri Allah... krna dia bukan perempuan yg jahat hatinya....
cerita ranu n novita... serta keluarga mereka... keluarga toxic si bhumi jga di skip dlu aja...
biarlah cerita ajeng n bhumi berkembang... smpe mereka bner2 sukses brdua... punya nama besar...
atau lamu istikhoroh dulu..