hai ini karya baruku guys. aku pemula
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon upilBTS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dia menggodaku
Cahaya matahari menembus sela-sela tirai lebat, menciptakan guratan di dinding kamar. Ahzel mengerjabkan matanya, merasa tubuhnya terlalu berat karena tidur yang terlalu nyaman ia mengusap wajahnya lalu menggerakan tanganya ke sisi ranjang_kosong.
keningnya berkerut max tak ada.
Ia mendudukan diri merasa kasur disisinya dingin seperti lama ditinggal, ia melirik jam di meja sisi ranjang. pukul 11:10
ia mendesah pelan pergi tanpa bilang apa apa huh"gumamnya setengah menggerutu.
Ahzel bangkit dari ranjang dan berjalan menuju balkon, ia menyandarka diri di sisi besi balkon berpikir sejenak.
dengan malas ahzel kembali masuk ke dalam.
_maximilian wolf"aku di kantor".
Ahzel mendengus melihat isi pesan max singkat padat dan jelas seperti biasa.
ia melirik jam sekali lagi, lalu senyum kecil terukir di wajahnya. dengan langkah ringan, ia berjalan menuju lemari besar yang ada di sudut ruangan, membukanya dan menarik satu set lingerie hitam yang tersimpan rapi di dalamnya
bahanya tipis hampir transparan, dengan renda halus yang membingkai tubuhnya dengan sempurna.
kenapa tidak bermain sedikit.
dengan santai ahzel mengganti pakaiannya, lalu berdiri di depan cermin tubuhnya tampak kontras dengan lingerie yang membalut tubuh idealnya, ia menoleh ke kiri dan kanan memiringkan kepalanya sebelum akhirnya mengambil ponsel.
ia mengambil satu foto angle yang sempurna, cukup menggoda tanpa berlebihan lalu tanpa ragu ia mengirimnya ke satu kontak
Ahzel:lupa mengucapkan selamat pagi tuan wolf.
pesan terkirim.
ting.
notifikasi berbunyi.
ahzel melirik ponselnya maximilian wolf sedang mengetik.
"tunggu aku pulang".
hanya itu, pesan singkat max.
ahzel masih belum puas mengerjai max ia kembali ke cermin besar mengamati dirinya sendiri.
dengan gerakan santai ia mengatur posisi kali ini ia duduk di tepi ranjang satu kakinya terlipat naik, rambutnya sedikit berantakan dengan gaya yang sempurna.
klik.
hasilnya memuaskan.
Ahzel:masih meting daddy.
pesan terkirim.
ia kembali mengambik pose yang lebih menantang berani dan menggoda,
Ahzel:daddy c mon.
layar ponsel menunjukan bahwa pesan telah dibaca, namun tak ada balasanya.
Ahzel:sepertinya aku akan mandi sendiri.
lalu ia mengirim foto terakhir bahunya yang terekspon dengan tali lingerie yang melorot sedikit seolah memberi kesan ia akan segera melepasnya.
Max:darling!!.
Ahzel tersenyum puas setelah membaca pesan max
_______
Cahaya lampu gantung kristal terlihat menerangi ruangan meeting yang luas dan elegant, dinding kaca memperlihatkan keindahan kota dari lantai tertinggi gedung. sementara meja panjang dipenuhi dokumen penting beberapa ekslusif perusahaan duduk berjajar fokus pada persentasi yang sedang berlangsung.
Di ujung meja maximilian wolf duduk dengan tegap ekspresinya tak terbaca setelan jas hitamnya sempurna tanpa cela, mencerminkan kekuasaan yang tak terbantah matanya yang tajam menatap layar proyektor menganalisis angk-angka dan grafik yang dipersentasikan oleh direktur keuangan.
"strategi investasi kuartal ini menunjukan 12% dengan proyeksi keuntungan yang stabil di sektor real estate dan teknologi.
Max mendengarkan dengan seksama. setiap informasi yang disampaikan terserap cepat ke dalam pikiranya, ia selalu metodis, disiplin dan tak akan membiarkan hal sepele menganggu.
namun, satu notif dari ponselnya mengacaukan itu.
Ting.
max menurunkan pandanganya, melirik layar yang menyala di atas meja. hanya satu nama yang tertera di sana.
Wife.
keningnya sedikit berkerut. wanita itu jarang menghubunginya saat ia bekerja, dan jika ia melakukanya pasti ada sesuatu.
Tanpa mengubah ekspresinya max langsung membuka pesan.
begitu matanya menangkap isi foto yang dikirimkan istrinya, seluruh dunianya seakan berhenti sejenak.
dada max naik turun perlahan, rahangnya mengeras, lingerie hitam. tipis nyaris transparan membingkai tubuh wanita itu dengan sempurna bahkan max bisa melihat dua gundukan kesukaannya, pose yang tak berlebihan tapi mampu menyalakna api dalam dirinya.
"daddy tak merindukanku".
Sialan.
" she tell me daddy".ujarnya rasa panas menjalar di dadanya kemudian turun ke perutnya miliknya terasa berdenyut wanita itu tahu betul bagaimana mengacaukan fokusnya.
"Mr.wolf?.
Max mengangkat kepalanya dengan cepat matanya tajam. Direktur keuangan menatap dengan sedikit ragu menyadari perhatian CEO mereka sempat teralihkan.
Max mengatur nafasnya, lalu menyimpan fonselnya tanpa mengubah ekspresi dinginya " Lanjutkan"timpalnya dengan suara rendah namun berbahaya.
Namun dalam kepalanya bayangan istrinya memakai lingerie memenuhi kepalanya.
wanitanya.
bagaimana memberi balasan yang pantas setelah pertemuan ini.
_____________
Ting!.
suara lift berbunyi menandakan seseorang datang, max masuk ke kamarnya mencari ahzel dengan tergesa gesa jasnya masih rapi tapi dasinya terlihat longgar wajahnya terlihat dingin, mungkin ia marah.
saat max melihat ahzel tengan bersantai di balkon ia langsung menghampirinya dan mengendongnya dengan gaya bridal styel "what happened dam" ahzel mengumpat.
"silent dear".timpal max lalu melempar tubuh ahzel ke kasur king size
"oh dam max".
" sepertinya kau ingin dihukum seperti minggu lalu".
"what are you talking about max".
" tidak usah berpura pura aku tahu kau menggodaku"
"you are crazy".
max tanpa basa basi mengambil borgol dan memborgol tangan ahzel melumat bibirnya menyentuh setiap inci tubuhnya melakukanya seperti kesetanan dan brutal ia susah mengontrol dirinya jika bersama wanita ini dan yap semuanya terulang seperti minggu lalu.
__________________
Sinar matahari menembus jendela besar petenhous, memantulkan cahaya ke lantai marmer yang mengkilap, tidak ada gerakan kaki lebar max, tatapan menakutkanya dan caranya mengawasi ahzel.
satu minggu telah berlalu sejak pria itu kembali sibuk dengan pekerjaanya, bukanhanya di perusahaanya tetapi juga dalam dunia bawah tanah yang penuh intrik. keberadaanya yang semakin jarang di petenhouse menjadi peluang besar bagi ahzel melancarkan aksinya
yang ia rencanakan sejak lama.
Dengan santai ia menyusuri koridor luas menuju ruang kerja max. namun langkahnya berhenti di depan rak buku yang menjulang tinggi. bibirnya melengkung tipis, ini bukan sekedar perpustakaan pribadi biasa.
Ia berjongkok, jari-jarinya menyusuri bagian bawah rak, mencari celah yang ia lihat dari max, klik sebuah suara mekanisme tersembunyi berbunyi pelan dan rak buku itu bergeser perlahan memperlihatkan sebuah pintu besi.
Ahzel berdiri kembali menempelkan tanganya ke pemindai sidik jari. tentu saja aksesnya akan ditolah, tentu saja ia sudah menyiapkan semuanya.
Dari sakunya, ia mengeluarkan alat kecil yang berhubungan ke tablet. ia menyambungkan itu ke sistem keamanan max, menyalakan program yang sudah ia modifikasi selama berminggu minggu, dalam waktu beberapa menit pemindai menunjukan lampu hijau.
pintu terbuka.
Ruangan yang luas dan megah terbentang di depanya, suhu di dalam lebih dingin dengan lemari kaca yang berjejar rapi, masing masing menyimpan benda berharga yang tidak akan ditemukan di pelelangan resmi.
dan disanalah ia melihat artefak kuno berlapis emas yang ia impikan sejak lama, ukiranya halus mencerminkan kejayaan peradaban yang telah lama punah.
"ah dam i get it".ahzel kegirangan.
Ahzel mendekat, sarung tangan hitamnya menyentuh kaca pelindung, ia tahu sistem keamanan di dalam ruangan itu tidak mudah di tembus. jadi ia menekan tombol kecil di pergelangan tanganya terhubung ke laptop yang telah ia sembunyikan di salah satu ruangan petenhouse.
Dalam hitungan detik, CCTV di sekitar petenhouse mengalami gangguan menciptakan rekaman loop yang akan berjalan selama lima menit.
Hanya lima menit.
ia mengeliarkan alat pemotong laser kecil, mengarahkan pada kunci elektronik yang mengunci lemari kaca, suara halus terdengar saat mekanisme di dalamnya terbakar perlahan lalu klik kuncinya terbuka.
tanpa ragu ahzel mengambil artefak itu dan memasukanya ke dalam kantong sampah hitam, agar tak dicurigai.
waktunya ia keluar.
ia bergerak cepat menuju pintu menutupnya dengan hati hati sebelum sistem kembali aktif lalu pergi menuju kamarnya bersama max
ia mengganti pakayanya menjadi pakayan maid serta menguncir tinggi rambutnya jangan lupa tompel dan kecemata tebalnya yang membuatnya terlihat berbeda.
dengan langkah percaya diri ia menuruni lift dengan membawa kresek sampah berisi artefak.
tak ada satupun penjaga yang mencurigainya lalu ia menuju tempat pbuangan sampah lalu perlahan menghentikan mobil taxi yang sudah menunggunya.
________________
Ahzel, s POV.
aku menatap layar ponselku untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya melemparnya jauh
tidak ada yang bisa melacakku sekarang, kartu sim sudah ku hancurkanbegitu juga ponsel lama telah kuhancurkan berkeping keping.
Aku berdiri di ruang besar tunggu VIP menatap pesawat yang lepas landas satu per satu. di belakangku suasana bandara berjalan seperti biasa.
tak akan ada yang bisa melacakku terutama dia.
Aku menarik nafas panjang sebelum menoleh ke samping. Ruka duduk di kursi dengan kecamata hitamnya, satu kaki di silangkan santai, tanganya memutar paspor baru yang kami dapatkan dengan harga yang tidak murah.
"Apa kau sudah siap" tanyanya tanpa menoleh.
Aku mengangguk"ya".
sebelum tiba disini aku menghapus jejakku
laptop yang kupakai untuk meretas sistem keamanan max , hancur berkeping keping dan dibuang ke sungai thames.
semua barang yang bisa melacak keberadaanku lenyap seolah olah aku tak pernah ada di kota ini.
Max akan mencari aku tahu itu. tapi aku tidak akan membiarkan diriku ditemukan.
Ruka akhirnya berdiri, menarik koper kecilnya sebelum melihat jam tanganya." pesawat akan datang 15 jam lagi kita akan sampai disana".
kami sudah menyusun ini cukup lama, semua koneksi telah di atur, uang, identitas baru, hingga tempat tinggal di negara tujuan.
"kau yakin dengan tempat tujuan kita"tanyaku saat kami menaiki tangga.
ruka menyeringai"kota yang penuh kriminal, aku tahu cukup cocok untuk kita.
Aku terkekeh" New york huh".
pintu pesawat tertutup. memisahkanku dari kota yang telah membuatku sedikit nyaman tinggal lebih lama, saat pesawat mulai bergerak aku memejamkan mata.
Max mungkin akan memburuku, tapi mungkin aku bisa menghilang sejenak, bukankah ini mauku bebas tanpa kekangan namun aku merasa ada yang kosong.
"I hope we meet again max".
Hi gyus kalo ceritanya membosankan skip aja gpp kok kalo mau beri masukan silahkan aja komen, jangan lupa like sama komen ya gyus, and thank you untuk pembaca setia ku see you,. 💋