Sovia dan Angga baru menikah beberapa Minggu, ayah Angga kemudian menikah dengan seorang wanita yang usianya sana seperti Angga. pernikahan Sovia di penuhi kebahagiaan, namun setahun setelah itu tiba-tiba banyak kejadian yang mencurigakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai melakukan terapi.
setelah mengetahui apa yang dilakukan oleh Angga Sofia merasakan kekecewaan yang teramat dalam titik dia tidak mampu menyembunyikan semua perasaan kecewanya. Angga sering sekali pulang malam ataupun dia sering sekali tidak pulang kerumah Adi. Angga malah menginap di rumah mereka yang dahulu, Lina selalu memperhatikan gerak-gerik Angga dan Inggrid ketika mereka berada di rumah lama Angga.
Adi dan Sofia mulai melakukan terapi di rumah sakit, anggap saja mereka melakukan penyembuhan secara diam-diam, karena menurut dokter, obat yang diberikan oleh seseorang ke makanan atau minuman mereka sangat berbahaya. Kerusakan yang terjadi pada saraf tubuh mereka akan semakin parah jika obat itu terus dikonsumsi oleh Sofia ataupun Adi.
Hari itu Angga menelepon Sofia dan menanyakan kabar mengenai istrinya itu, Sofia yang berada di rumah sakit dia nampak berpura-pura kalau dirinya berada di rumah. Wati disuap oleh Adi untuk tidak memberikan informasi apapun kepada Inggrid. Wati yang memang mata duitan itu tentu saja dia akan melakukan apapun. Apalagi Wati mempunyai pikiran jahat untuk menggantikan Inggrid menjadi nyonya rumah di tempat itu.
Mengetahui itu Adi yang bisa berbicara dan sedikit bergerak dia akan membuat Wati mendukung setiap apa yang dia lakukan.
"Wati, apa kamu mau pulang cepat?" tanya Adi saat Wati membereskan pakaian Adi.
"Tidak, memangnya kenapa tuan?" jawab Wati.
"Aku boleh bertanya sama kamu, tidak?" Adi nampak menatap Wati dengan sebuah pertanyaan yang ingin dia sampaikan.
"Tidak tuan, memangnya kenapa?" Wati kemudian duduk di samping ranjang Adi.
"Kalau kamu pulang jangan lama-lama, cepatlah kembali. Di sini aku sendirian." tiba-tiba Adi mengatakan hal itu,
Wati nampak terdiam, wanita berusia hampir 40 tahun itu sedikit mengerutkan keningnya. "Memangnya ada apa?" apakah ada sesuatu?"
Adi nampak terdiam, setelah itu dia mengungkapkan isi hatinya. "Apakah kamu tidak capek merawatku?" tanya Abi.
Wati sedikit tersenyum kemudian menatap Adi. "Aku ini bekerja, apalagi Tuan memberikan aku uang banyak untuk mengurus tuan. Aku hanyalah seorang janda yang tidak memiliki anak, aku juga seorang wanita yang tidak memiliki keluarga. Selain daripada mencari uang untuk menghidupi diriku sendiri, memangnya apalagi yang aku cari." jawab Wati yang kemudian melipat pakaiannya.
Mendengar jawaban Wati entah mengapa Adi berusaha untuk memberanikan diri meluapkan segala isi hatinya, di rumah sakit, selama beberapa bulan ini Wati selalu mendampingi Adi siang malam. Dia terus menjaga Adi yang sedang melakukan pengobatan di rumah sakit.
Di ruangan lain Sofia berusaha belajar berjalan, walaupun satu dua langkah, nampak Sofia begitu bahagia.
"Bagus Sofia, bagus." ucap dokter Hermawan yang mendampingi Sofia.
"Iya, dokter. Aku bisa berjalan, aku akhirnya bisa berjalan." Sofia nampak begitu bahagia.
Erna yang berada di samping Sofia nampak dia tertawa terbahak-bahak. "Ya Allah Mbak, akhirnya kamu bisa berjalan, lihatlah Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepadamu terlalu lama!" seru Erna yang kemudian merentangkan tangannya. tanpa sengaja bukannya Sofia yang dipeluk malah dia kesasar memeluk dokter Hermawan.
"Maaf dokter, aku tidak sengaja." ucap Erna yang nampak tersenyum kikuk.
"Tidak apa-apa." jawab dokter Hermawan yang kemudian sedikit tersenyum malu setelah dipeluk oleh Erna.
Ketika dokter Herman sedang melakukan terapi kepada Sofia, seorang pria masuk ke dalam ruangan terapi. "Dokter Hermawan." panggil orang kepercayaan Kemal.
"Roni, ada apa kamu kemari?" tanya dokter Herman yang melihat temannya menghampiri.
"Apa dokter sudah selesai?"
"Memangnya ada apa?" dokter Herman meminta Erna untuk membantu Sofia terlebih dahulu.
"Tuan Kemal tiba-tiba merasa pusing, dia berada di tempat ini." jawab Roni.
"Ada apa dengan tuanmu itu? tumben sekali dia sakit, bukannya dia itu pria bertulang besi berotot kawat." canda dokter Hermawan.
Roni hanya tersenyum, ketika Roni berbincang-bincang dengan Hermawan nampak dia menatap seorang wanita yang belajar berjalan. Roni menatap Sofia dengan tatapan mata yang begitu tajam. "Bukankah itu istri dari Angga? kenapa dia ada di sini?" ucap Roni.
"Apa yang kamu lihat, Roni? kenapa kamu berbicara denganku tapi memperhatikan ke tempat lain?" tanya Hermawan.
"Tidak, ah tidak apa-apa, ayo cepat ke tempat Tuan Kemal. Dia nampak kesakitan." kata Roni yang langsung menarik tangan Hermawan.
Sofia benar-benar merasa bahagia ketika dirinya sudah bisa berjalan sedikit demi sedikit, Sofia yakin kalau dia akan bisa berjalan kembali, tidak peduli sesakit apapun tapi dia tidak akan pernah mau dianggap tidak berguna sama sekali.
karena Angga tidak ada di rumah Sofia dan Adi memutuskan untuk menginap di rumah sakit untuk melakukan terapi dan pengobatan pada diri mereka. Erna ataupun Wati menunggu Adi dan Sofia sore itu Sofia dan Adi sedang berbincang-bincang mengenai betapa malangnya kehidupan mereka orang yang begitu mereka cintai tiba-tiba saja mengkhianati mereka walaupun tidak melihat sendiri tapi semua informasi sudah mengarah pada perselingkuhan Inggrid dan Angga.
"Sofia, bisakah ayah mengatakan sesuatu?" tanya Adi.
"Memangnya ada apa Ayah?" Sofia mengambil kursi untuk duduk di samping Adi.
"Sofia, Ayah berpikir mungkin ketika kamu mendengarnya kamu akan mengatakan kalau Ayah ini pria brengsek." ucap Adi.
"Memangnya kenapa ayah?" tanya Sofia yang mulai bingung.
Untuk pertama kalinya Adi menghela nafas kemudian mengatakan keinginannya untuk menikahi Wati, memang umur Wati dan Inggrid berbeda, umur wati lebih tua bahkan untuk perhatian Adi bisa merasakan kalau Wati lebih baik daripada Inggrid.
"Itu terserah Ayah jika Ayah ingin menikah Wati, lebih baik ayah berbicara dengannya terlebih dahulu." jawab Sofia.
"Kamu tahu kan Sofia, Wati itu bukan istri Ayah, jika dia merawat Ayah lebih dari suami merawat istri merawat suaminya itu akan menjadi dosa. Karena itu Ayah ingin menikahi Wati secara sirih dahulu, setelah Ayah sembuh Ayah ingin memproses perceraian dengan Inggrid." ujar Adi.
Sofia hanya bisa menganggukkan kepalanya, menyetujui apa yang dikatakan oleh ayah mertuanya. Wati merawat Adi dengan begitu baik selama beberapa bulan ini, bahkan walau dia bisa dibilang hanya karena gaji tinggi tapi perhatian Wati lebih tulus.
Sore itu Adi memberanikan diri untuk berbicara dengan Wati mengenai keinginannya, untuk sesaat Wati menolaknya karena Adi masih berstatus suami Inggrid. Adi menceritakan mengenai semua yang dia ketahui walaupun begitu sebenarnya Wati juga sudah tahu mengenai kelakuan Inggrid.
"Apa kamu tidak takut jika aku sama seperti Inggrid? Apa kamu tidak takut jika aku hanya menginginkan hartamu saja?" tanya Wati. dia tidak ingin menjadi wanita kedua yang merusak rumah tangga wanita lain.
"Rumah tanggaku sudah hancur, Wati. Apa yang harus diperbaiki? bahkan Inggrid sudah menghianatiku, dari awal dia menikah hanya untuk menguras hartaku saja." jawab Adi.
Wati mempertimbangkan semua yang diminta oleh Adi, pernikahan sirih yang ditawarkan Adi mungkin akan melukai Wati, namun Wati adalah seorang wanita yang juga ingin merasakan kebahagiaan juga.
*Bersambung*
terima kasih atas dukungannya semoga kalian senang dengan novelku ini. jangan lupa baca novelku yang lain.
*istri barbar bos mafia*
*My sugar Daddy.
*Sugar baby tuan muda lumpuh*