Di SMA Triguna Jaya, kelas 11 IPS 5 dikenal sebagai "Kelas Terakhir." Diremehkan oleh murid lain, dianggap kelas paling terakhir, dan dibayangi stigma sebagai kelas "kurang pintar," mereka selalu dianggap sepele. Namun, di balik pandangan sinis itu, mereka menyimpan sesuatu yang tak dimiliki kelas lain: talenta tersembunyi, kekompakan, dan keluarga yang mereka bangun sendiri.
Ketika cinta segitiga, persaingan ambisi, dan prasangka mulai menguji persahabatan mereka, batas antara solidaritas dan perpecahan menjadi kabur. Apakah mereka bisa menjaga mimpi bersama, atau akan terpecah oleh tekanan dunia luar?
©deluxi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alona~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03. Sifat Baik Jendra
...Hallo hallo sayang sayangku 🌷...
...۪ ׄ ۪ 🎀 Disclaimer‼️: ׂ...
...Semua cerita ini hanyalah cerita fiksi. Jika ada kesamaan dari nama, karakter, lokasi, tokoh, itu semua karena unsur ketidaksengajaan. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam menulis....
...۪ ׄ ۪ 🌷 Happy Reading 🌷: ׂ...
Hari Senin telah tiba. Anak-anak sekolah mulai menjalankan rutinitasnya. Halte-halte bus dan kendaraan umum dipenuhi oleh anak-anak sekolah. Meskipun jam menunjukkan pukul 06.15 kondisi jalan raya sudah padat. Mereka begitu antusias menyambut hari masuk sekolah.
Jia, yang sangat menantikan hari ini, ia berangkat sekolah sangat pagi. Pukul 06.00, ia sudah sampai di sekolah dan sekarang ia berada di ruang OSIS bersama Jendra dan rekan OSIS lainnya.
"Nih, Ji. Di makan, gue sengaja beli buat lo satu," kata Jendra sambil menyerahkan roti coklat dan air mineral.
"Jadi ngerepotin lo, Jen. Tapi, thanks ya," ucap Jia menerima makanan dari Jendra dengan senang hati. Jujur saja, Jia memang lapar, ia di rumah tidak sempat sarapan, ia hanya sempat membuat bekal untuk istirahat saja.
Jendra duduk di sebelah Jia dan menyantap roti rasa coklat itu dengan lahap. "Owh, iywa, gw maw—"
"Kalau mulut penuh makanan, jangan ngomong dulu, Jen," sela Jia sambil menempelkan jari telunjuknya di bibir Jendra.
Jendra membeku, lalu tertawa. "Heheh, iya Mama, maaf."
Mendengar sebutan Jendra menyebutnya "Mama" membuat Jia mendelik tak terima. "Mama? Lo ikut-ikutan manggil gue Mama? Geli sumpah, Jen!"
"Lo cocok jadi Mama gue, Ji. Apalagi jadi Mama dari anak-anak gue," kata Jendra, membuat Jia tersedak.
"Jen? Lo sakit?" tanya Jia, menempelkan tangannya di dahi Jendra.
"Pantesan, lagi panas!"
Jendra tertawa mendengar ledekan dari Jia, Jia ini memang lucu. Walaupun wajah Jia memang terlihat galak dan arogan, tapi aslinya Jia itu kaya kucing, lucu dan menggemaskan.
"Ehem!" terdengar suara dari arah pintu.
Aksal, ketua OSIS SMA Triguna Jaya, berdiri di depan pintu. "Pacaran mulu lo berdua. Sono jagain gerbang depan, Jen. Jia, lo jadi petugas upacara."
"Iya, ketua, gue jaga di depan dulu," jawab Jendra dengan malas.
"Mampus lo, Jen." ledek Jia tertawa cekikikan.
Jendra lalu berjalan keluar dari ruang OSIS, ia diam sejenak di depan kaca ruang OSIS sambil merapikan dasi dan jas OSIS yang melekat di badannya.
"Pagi, Jen." sapa salah satu rekan OSIS perempuan.
"Pagi juga," jawab Jeno sambil menampilkan eye smile yang bikin para wanita meleleh. Wanita itu tampak senyum senyum salting melihat sikap Jendra yang begitu ramah.
Di sepanjang ia berjalan, ia selalu melemparkan senyuman manisnya pada setiap orang yang menyapanya. Jendra merupakan salah satu siswi yang populer, ya bayangin aja ia join eskul Pramuka, Paskibra, Sispala, Band, Basket, OSIS pula, orang mana yang gak kenal dia coba?
Kini Jendra sudah sampai di depan gerbang SMA, ada Pak Joko sebagai satpam yang sudah stand by duduk sambil ditemani kopi dan biskuit.
"Eh ada nak, Jendra. Apa kabar, Jen?" tanya Pak Joko
"Alhamdulillah saya baik, Pak. Bapak sendiri gimana kabar nya pak? Udah lama nih kita gak ngobrol bareng," tanya Jendra balik, memang Jendra ini akrab banget sama Pak Joko, kalau lagi jaga gerbang, Jendra sering banget curhat atau ngegibah bareng.
"Alhamdulillah bapak mah baik-baik, mau jaga di depan ya? Sok atuh lanjutin, bapak mau ngopi santuy dulu," jawab pak Joko dengan tertawa.
"Yaudah kalau gitu Jendra duluan ya, Pak. Permisi."
Jendra kemudian berdiri di samping gerbang, mengawasi siswa siswi yang mempunyai niat bolos. Jendra memberikan senyuman kepada setiap murid yang menyapanya, tak lupa Jendra juga mengingatkan para murid yang memakai atribut kurang lengkap.
"Selamat pagi kak Jendra."
"Selamat pagi juga, jangan lupa nanti topinya di pakai ya? Supaya tidak kena hukuman," ujarnya memperingati.
"Siap, kak. Terimakasih."
Lihatlah Jendra, care banget bukan? Ini gak seberapa, ada juga Jendra mode care lainnya yang bikin para gadis ini pada baper sama dia, mau liat kaya gimana? Ini dia.
"Hei, yang pake tas biru!" panggilnya pada salah satu siswi yang memakai tas berwarna biru.
"Iya, kak? Ada apa ya?"
"Lo kenapa gak pake dasi? Mau ikut baris di barisan anak-anak bandel?"
Mendengar pertayaan dari Jendra, gadis itu terdiam, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Anu kak, gu-gu-gue eh maksudnya a-aku gak bisa pasang dasi kak," jawabnya degan pelan, karena malu jika ia ditertawakan.
Dan benar saja, Jendra tertawa mendengar alasan gadis ini tidak memakai dasi. Jaman sekarang masih ada ya orang gak bisa pakai dasi?
"Dek, dek, lo hidup tahun berapa si, dek? Padahal bisa liat tutorial di medsos, sini dah mana dasinya? Biar gue pasangin," ujarnya membuat gadis itu melotot kaget.
"E-eh kak? Ga-gapapa kak, biar ak-"
"Udah sini dasinya, biar gue kasih contoh supaya lo bisa," selanya lalu merebut dasi yang gadis itu pegang.
Setelahnya, ia mulai memasangkan gadis itu dasi dengan telaten, Jendra bisa mendengar suara jantung gadis tersebut yang terdengar seperti sedang disko.
Ya bayangin aja kalian di pasangan dasi sama kaka kelas ganteng nan populer, apa gak salting tujuh keliling tuh?
Ini gak seberapa, ada lagi nih sikap Jendra yang bikin anak gadis baper dan salting tujuh keliling. Mau liat? Ini dia.
Dug!
"Aduh!"
Seorang gadis tiba-tiba terjatuh, ia terjatuh karena tas miliknya tersangkut pada pagar sekolah karena banyaknya siswa siswi yang berdesakan ingin segera masuk.
Jendra yang menyaksikan itu pun langsung menolong gadis tersebut, ia menepuk-nepuk almamater gadis itu yang terlihat kotor. "Lo gapapa?" tanya nya.
Jendra lalu memapahnya untuk duduk di kursi pak Joko, ia lalu jongkok di depan gadis itu, memeriksa luka di lututnya. "Merah, gue obatin ya? Lo tunggu di sini, gue ambil betadine dulu."
Jendra mengobati luka gadis itu dengan hati-hati dan lembut, padahal luka di lututnya tidak terlalu parah, tapi Jendra care abis guys.
Gimana? Care abis kan Jendra? Dia ini benar-benar banyak bikin anak orang baper dan salah tingkah, banyak banget korban dia yang baper karena tingkat care nya di atas rata-rata.
Jendra memiliki sifat peduli yang mendalam karena dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya yang harmonis dan mendukung. Orang tuanya mendidiknya dengan nilai-nilai kebaikan, empati, dan keramahan.
Hal ini membuat Jendra menjadi pribadi yang selalu siap membantu dan peduli terhadap orang lain. Selain itu, pengalaman pribadi dan interaksi dengan teman-teman positif juga memperkuat sifat pedulinya. Dengan demikian, Jendra menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Akan tetapi banyak orang yang salah paham akan sifat baik Jendra, dan menyalahkan Jendra jika orang itu dibuat baper olehnya.
Tanpa sepengetahuan Jendra, geng squad jamet dari tadi mantau dan menyaksikan kejadian itu semua. Raden yang memang buaya peringkat dua setelah Jildan, geleng geleng kepala tak habis fikir.
Fyi, squad jamet itu adalah Sandi, Haikal, Yuda, Raden dan juga Hanif. Nama panggilan itu dibuat oleh anak kelas, mereka fikir ke-5 anak itu memang mempunyai sifat yang sama, bikin onar, jamet, brisik, gak bisa diam, makanya mereka setuju menamai mereka dengan sebutan 'Squad Jamet'.
"Anjir, Jendra gacor banget busett, jadi iri gue," ucapnya ngasal.
Kemudian squad jamet lalu menghampiri Jendra. Hanif dan Sandi tiba-tiba acting terjatuh, lalu ia berkata. "Aa Jendra, tolongin dede dong, dede juga kan mau di care in sama aa, mau diobatin juga."
Setelah itu mereka lalu tertawa dengan terbahak-bahak, Jendra mendengus sebal, ia tau jika kedua kodok itu tengah mengejeknya.
"Stres lo!"
...🌷 🌷 🌷...
...Aku gak bakalan bosan bosan mengingatkan kalian, jangan lupa tinggalkan jejak ya, seperti vote, komen, dan tambahkan ke favorit kalian ya😉🌷...
...Sampai ketemu di part selanjutnya 🌷...
...ִ ׄ ִ 𑑚╌─ִ─ׄ─╌ ꒰ To be continued ꒱ ╌─ׄ─۪─╌𑑚 ۪ ׄ...