Novel ini menceritakan kisah pilu seorang gadis bernama Keyna Putri Anggraini, ia diusir dari rumah oleh ayahnya, karena perbuatan yang tidak dilakukanya, dan itu membuat ia mendendam kepada keluarganya, apalagi beberapa tahun setelah terjadinya tragedi mengenaskan itu, sang Ayah menikahi wanita pembunuh ibunya, membuat kadar kebencianya bertambah terhadap keluarga besarnya.
jangan samakan novel Mafia ini dengan yang lain, karena Novel ini pure buatan saya dan sangat berbeda jauh dari alur cerita novel Mafia yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shofi at Thoriq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KQM 27 : Ketemu !
"hallo Va.." sapanya dengan senyum yang canggung.
Nova mengeryitkan dahinya dikala melihat orang yang menyapanya. " oh.. ada apa gerangan pangeran sekolah nyapa gue..?" tanyanya, sambil mengembalikan kepalanya ke posisi semula, yaitu ke makanan jelas makanan, apalagi yang Nova suka selain makanan ?
Nova tak menyadari bahwa orang
yang menyapanya tak sendiri, melainkan bersama dengan satu orang lagi, sedangkan ia sangat mengenali yang satunya, tapi ia cuma melihat orang yang menyapanya tadi, tanpa melihat orang yang disebelah sipenyapa.
orang yang dikenal Nova tapi tak disapa olehnya seketika mengernyitkan dahinya. ' ini orang sok gak kenal apa gimana ya...? ' batinnya heran dengan Nova yang tak menyapanya. " woi.. tukang makan.. !!" panggil seseorang yang disebelah si penyapa, Nova yang mengenali suara itu langsung mengarahkan pandangannya.
"eh.. bang Evan.. ngapain loe kesini.." lalu mengarahkan pandanganya kepada orang yang sedang berdiri disamping Evan. " loe sama nih orang..?" tanyanya, Evan pun menganggukan kepalanya, Nova ber o ria.
"emangnya kenapa Va..?, ini adek gue Ivan .. eh.. kayaknya kalian udah saling kenal deh." Ucap Evan, Evan merasa aneh dengan adiknya yang tiba-tiba mengajaknya menghampiri seseorang, saat sudah sampai ia baru mengetahui, bahwa adiknya mengajaknya untuk menyapa orang yang ia kenal.
sekarang malah Ivan yang bingung, karena kakaknya bisa mengenali Nova, ada hubungan apa kakaknya dengan Nova ?, kenapa ia bisa kenal dengan Nova ?, sejak kapan mereka kenal ?, spekulasi-spekulasi bermunculan dikepala Ivan.
"oh iya.. gue kenal doang, tapi kagak deket." ucapnya, jlebb Rasanya jantung Ivan seperti tertancap oleh beribu-ribu jarum, memang apa yang dikatakan oleh Nova adalah sebuah fakta, tapi tak bisa dipungkiri bahwa Ivan merasa sakit saat Nova berkata seperti itu, apakah Ivan menyukai Nova ?, apakah ia sudah terlalu jatuh kepada Nova ?, atau memang mencintai Nova ?, karena Nova itu tak ada duanya ia mempunyai daya tarik yang berbeda dengan perempuan lain, udah wajahnya cantik bak Barbie doyan makan lagi, ini nih.. calon-calon penguras duit suami, kalau suami dapet gaji bulanan 😂.
"oh.." belum sempat Evan menyelesaikan kata-katanya, Ivan sudah menariknya untuk duduk dikursi, dan tak lupa memilih tempat duduk disamping Nova, Evan sampai dibuat terheran-heran dengan sikap adiknya yang terkesan aneh, pasalnya adiknya ini tak terlalu menyukai sate taichan.
"apaan sih loe.. main tarik-tarik aja, gak biasanya loe doyan makan sate taichan." Ucapnya heran, sembari mendudukkan dirinya diatas bangku kayu, dan ikut memesan sate taichan juga.
Nova ? ia melanjutkan menyantap makanannya dan tak menghiraukan celotehan kakak beradik itu, intinya jika ia sedang makan sendirian tanpa gengnya, apalagi jika diluar mansion ia tak akan memperdulikan keadaan sekitar, berbeda jika ia makan saat dimansion, pasti ia akan memulai kehebohan dengan Billy, Novi, dan Sari, Keyna tak pernah menegur mereka, buat apa juga mengajak mereka tinggal dimansionnya, jika mansionnya sepi..?, sehari saja tanpa kegaduhan mereka, Ahh.. rasanya mansion milik keyna itu seperti tak berwarna.
"loe kenal Nova dimana bang.. ?" tanya Ivan, ia penasaran kenapa kakaknya bisa mengenali sang pujaan hatinya, ia takut jika kakaknya ini mempunyai hubungan yang dekat dengan sang pujaan hatinya, ia tak tahu apakah ia masih mempunyai kesempatan atau tidak jika memang dugaannya adalah sebuah kebenaran.
"kepo..!!" Evan tak akan membeberkan tentang kapan, dimana, dan bagaimana ia bisa mengenal Nova, karena tadi ia mendengar sendiri kata-kata yang terlontar dari mulut Nova, ' gue kenal doang, tapi kagak deket.' ia tak mau mengambil resiko dihajar oleh Keyna, makanya lebih baik ia tak memberitahu pada Ivan, sebelum sang Leader memberikannya perintah.
Evan memang termasuk murid yang Cerdas dan Pintar, tak lupa juga bahwa IQ yang ia miliki berada diatas rata-rata, tapi tak setinggi milik Dani, intinya Dani itu murid terbaik di SMA mereka dulu, pokoknya kakaknya Keyna ini gak ada duanya, ketampanannya, Kecerdasanya, Kepintaranya, IQnya tinggi lagi, ya.. tapi tak setinggi milik Keyna juga. setelah ini ia juga harus lebih berhati-hati saat keluar rumah, agar Ivan tak mengikutinya saat ia hendak pergi ke mansion Keyna, atau kemanapun yang bisa membocorkan informasi tentang Keyna dan teman-temannya, Ahh.. intinya ia takut mendapatkan Bogeman dari sang Leader.
"hey.. kalian bisa diem gak..?" ucap Nova dengan tatapan yang tajam setajam silet, membuat Ivan dan si tukang sate meneguk salivanya dengan susah payah, Evan ? ia tak merasakan Aura intimidasi dari tatapan tajam milik Nova, sudah terlalu sering Evan melihat tatapan itu, hal itu sudah terlalu biasa untuknya, tapi cuma dua orang saja yang bisa membuat seorang Evan mati kutu dengan tatapan tajamnya, siapa lagi kalau bukan kakak beradik yang Tampan dan Cantik yaitu Keyna dan Dani.
tapi orang yang terlalu sering membuat Evan tertekan adalah Keyna, saat mereka sedang melakukan latihan, dan salah satu dari mereka berlima mengeluh karena latihan yang diberikan oleh Keyna terlalu berat, pasti Keyna akan memberikan tatapan yang sangat tajam, bak elang yang siap untuk menerkam mangsanya.
belum lagi ditambah kata-kata Keyna yang membuat mereka berlima keringat dingin, berlima karena Billy sekarang juga ikut dilatih oleh Keyna. ' kalau kalian ngerasa keberatan, sama metode pelatihan milik gue, kalian bisa pilih pilihan kedua kok, duel sama gue sebentar aja, pasti langsung kelar tanpa latihan berat lagi.' kata-kata itu yang sering membuat Evan dan rekan seperjuangannya mati kutu, dan lebih memilih mengikuti latihan berat yang menguras stamina, daripada memilih pilihan kedua yang berujung duel maut dengan Keyna, bukannya bertambah kuat, yang ada malah pulang dengan keadaan mengenaskan, tulang dibagian tangan, dan kaki patah, belum lagi ditambah dengan memar dimana-mana, intinya pilihan kedua itu gak banget..!!!!
"gak kakaknya, gak adiknya, sama aja, sama-sama playboy yang bisanya cuma ribut doang, ganggu qtime gue aja." gerutu Nova, ia tak suka dengan kegaduhan, saat ia tak ditemani oleh Keyna, Novi, dan Sari, makanya saat ini ia makan tak terlalu banyak bicara, karena tak ada salah satu dari ketiga orang itu.
gerutuan Nova, masih bisa didengar oleh Ivan dan Evan, " eh.. Va, kan gue udah lama tobat. emangnya si Ivan playboy ya disekolahan..?" Ucap Evan tak terima, dan tanyanya lagi. Evan tak tahu bahwa adiknya juga mengikuti jalan ninjanya yang kelam, eh maksudnya jalan playboynya, yang suka gonta-ganti pasangan tapi mereka tak pernah melebihi batas saat pacaran, paling maksimal mereka cuma pelukan doang, karena ciuman mereka khusus untuk orang yang mereka cintai, hebat kan ? si Ivan dan Evan.
"apaan sih loe bang.." Ivan malu karena kedoknya dibuka oleh Nova, belum lagi Evan yang balik lagi bertanya ke Nova untuk mendapatkan jawaban validnya.
"Hmm.. bang tambah lagi satenya." jawabnya singkat, sembari memesan sate lagi, si tukang sate sampai dibuat terheran-heran oleh Nova yang bisa menghabiskan 240 tusuk sate, apalagi ia memakannya sendiri, kalau satu keluarga besar mah masih wajar, lah ini.. sendiri ingat bahwa Nova memakannya sendirian.
'kok bisa ya gue suka sama dia..?' tanya Ivan dalam benaknya, ia heran kenapa dirinya bisa menyukai seorang perempuan yang doyan makan.
"Astaga.. Va, loe nambah berapa kali sih..?, itu tusuk sate sampe jadi gunung loh." tanya Evan, sembari melihat cara makan Nova yang terkesan beringas, seperti Singa yang takut hasil buruannya direbut oleh kawanan Heyna.
"ini ketiga belas kalinya" jawabnya Enteng, sembari mengulurkan tangannya untuk mengambil piring yang berisikan satu porsi sate lagi, Sedangkan Ivan dan Evan matanya melotot seakan ingin keluar dari tempatnya.
tapi hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi si penjual sate, ia baru membuka lapaknya belum sampai satu jam, dan yang datang adalah seorang Farhana Widya Nova, kedatangan Nova membawa dampak besar bagi si sepenjual, si penjual bisa pulang lebih awal dari jam biasanya, hah.. dia juga sampai membayangkan anak-anak dan istrinya, yang hari ini bisa memakan-makanan yang enak, senyum indah melekat pada wajahnya yang sudah tak muda lagi itu, dan itu cukup membuat pedagang yang membuka lapak disampingnya menjadi iri dengannya.
...
Novi masih kalang kabut kesana-kemari mencari keberadaan Nova, entah ia terlupa atau memang sudah lupa dengan kebiasaan kakaknya, kalau masalah makanan pokoknya pasti Nova yang jadi nomer 1, dan ia juga tak menyadari, bahwa sekarang ia sedang berada ditempat yang menjajakan berbagai macam aneka olahan makanan, saking kalutnya pikiran Novi, sampai-sampai ia mengira bahwa Nova hilang tak tau arah atau diculik, Jelas saja Nova hilang, wong dianya tergoda oleh aneka macam olahan makanan yang menggugah selera pecinta kuliner.
sedangkan Keyna, Dani, Sari, dan Billy tetap tenang seperti tanpa beban, karena sedari tadi mereka sudah menyadari bahwa hilangnya Nova itu karena tergiur oleh makanan, " pak.. bapak ada lihat gak, gadis yang kaya di foto ini lewat ??." tanya Novi kepada penjual es kepal Milo, sembari menunjukkan foto Nova dari ponselnya, sedangkan keempat teman-temannya cuma mengikutinya dari belakang, sambil sesekali bertanya kepada pejalan kaki yang lewat.
"gak tuh.. bapak gak lihat, maaf ya..?" jawab si bapak penjual es kepal Milo, penjual es kepal Milo ini dibuat terheran-heran dengan tampang kelima remaja ini, yang cowok ketampanannya maksimal, sedangkan yang cewek cantiknya Beuhh.. jangan tanyakan lagi, muka mereka tuh terlihat sangat sempurna layaknya boneka Barbie.
"yaudah deh pak, makasih ya.." jawab Novi dengan muka kusutnya, mereka berlima melangkahkan kaki dan mulai mencari Nova lagi.
...
"sendirian loe Va..?" tanya Evan, Evan merasa aneh karena biasanya Nova itu bareng sama Keyna, Novi, dan Sari, lah ini.. tumben-tumbenan banget sendirian.
"gak kok, tadi gue bareng Novi, Keyna, Sari, sama bang Dani." jawabnya tanpa menoleh pada Evan, ia masih sibuk menghabiskan sate taichannya, membuat Evan geleng-geleng kepala melihat Nova yang tak kunjung berhenti makan, Evan tak habis pikir dengan Tuhan yang menciptakan monster dalam wujud seorang gadis, Nova memang monsternya para monster itulah yang saat ini tengah dipikirkan oleh Evan.
Ivan yang ikut-ikutan memesan sate taichan juga tak kunjung berhenti makan, meskipun perutnya sudah merasa kekenyangan, tapi ia tetap melahap dan memesan lagi, membuat Evan terheran-heran, demi apa adiknya makan sebanyak ini..? padahal satu porsi miliknya saja belum habis ia makan sedari tadi, jawabannya adalah demi menarik perhatian Nova, Ivan rela mengikuti kebiasaan Nova agar Nova merasa tertarik padanya, karena dalam pikiran Ivan, Nova sedang berpikir bahwa ia dan Ivan itu memiliki hobi yang sama, padahal salah besar...!!!
tapi tetap saja apa yang diharapkan oleh Ivan, sangat susah untuk menjadi sebuah Realita, karena Nova tak beralih pandang dari makanannya sedikitpun, ia tetap melahap makanannya tanpa memperdulikan, tatapan Evan, Ivan, dan orang-orang yang melongo saat melewatinya, mereka melihat gunungan tusuk sate milik Nova, sedangkan senyum sipenjual sate tak kunjung luntur sedaritadi.
jangan pernah tanyakan kenapa Ivan tak terlalu banyak bicara, karena di situasi saat ini adalah situasi yang canggung baginya, padahal sebelum-sebelumnya, saat ia sedang dekat dengan gadis tak pernah secanggung ini, tapi sejak mereka duduk satu meja dengan K2NS gara-gara ajakan Farel, Ivan menjadi seperti sekarang, ia merasa kikuk saat berada didekat Nova, apalagi detak jantungnya yang Dag Dig Dug, Ahh... sudahlah intinya si Ivan lagi kasmaran.
...
mereka berempat masih mencari keberadaan Nova, tapi kini wajah yang Novi tampakkan, terlihat seperti wajah yang sangat-sangat panik, karena sudah hampir semua tempat didaerah ini sudah ia jelajahi, tapi tak kunjung juga menemukan saudarinya.
tapi tiba-tiba mata jeli Novi terpaku pada warung yang berbaner sate taichan, disana ia melihat punggung seseorang yang tak asing lagi baginya, ia cuma melihat satu orang karena dua orang yang lain tertutup oleh lebarnya banner.
'kayaknya dia bang Evan deh.' pikir Novi, tanpa ba bi bu, ia langsung melangkahkan kakinya menghampiri warung sate taichan itu, semakin dekat semakin jelas pula, bahwa orang yang sedang menyantap hidangan di warung itu adalah orang yang ia kenal yaitu Evan.
Saat Novi sampai didepan warung itu dan hendak menyapa Evan, ia mengalihkan pandangannya, kearah bagian yang jika terlihat dari jauh maka mereka tidak akan mengetahui, bahwa disitu ada orang yang juga sedang menyantap makanan, karena tertutup oleh lebarnya banner, masalahnya sekarang bagi Novi bukan bannernya, tapi orangnya yang sedang lahap memakan sate taichan, sampai-sampai tusuk satenya menggunung siapa lagi kalau bukan Nova.
"ketemu!!!"
Bersambung...
---
Maafin gue yang akhir-akhir ini jarang banget upload, mood gue tuh berantakan, pasti tiap hari ada aja masalah, makanya yang seharusnya waktu buat nulis episode baru, malah keganti jadi waktu ngeread Novel orang, intinya kalian tinggalin Like, comment, and Vote, comment kalian itu penambah semangat buat gue.
dan kemaren itu ada yang udah ngebet banget nunggu gue upload, maafin gue ya kak Hani Fah soalnya baru bisa upload sekarang, gue juga lagi ngegarap project novel baru, yang suka tentang Adventure sama Fantasy ditunggu aja ya..., soalnya ini novel adventurenya beda banget sama yang lain, gue bosen sama novel yang isinya kekuatan Phoenix, jadinya gue bakal buat Novel baru yang beda dari yang lain, intinya ditunggu aja ya...!!!
ADIOS Y CARAMELOS, SALAM AUTHOR, SEE YOU NEXT TIME.
dong