🌻Bijaklah dalam membaca. Novel ini mengandung unsur 21+🌻
Siapa yang mau mengalami kegagalan di hari pernikahan? Pasti tidak ada yang menginginkannya.
Niranida Alifia, hampir saja mengalaminya. Kekasihnya membatalkan pernikahan mereka tepat di hari H.
Untunglah ada seorang pria yang mau menikah dengannya, dan acara pernikahan berjalan lancar. Tapi bagaimana jalan kisahnya kalau menikah bukan dengan pria pilihannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vivi We, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Merayu Arka
Pagi hari ini harus dilalui Nira yang berdebat dengan Arka. Dia meminta ijin mau ke rumah papanya tapi dilarang oleh suaminya itu. Berbagai rayuan kata manis ternyata tak mempan.
"Arka, please!" Nira memohon-mohon pada Arka yang sedang bersiap berangkat kerja dan terus saja membuntutinya.
"Kau mau ikut aku ke kantor?" tanya Arka saat Nira masih mengikutinya sampai di mobil. Nira menangkupkan kedua tangannya dengan wajah mengiba.
"Tidak mempan!" kata Arka sambil membuka pintu mobilnya.
Nira menarik lengan Arka agar suaminya itu tak masuk ke dalam mobil. "Arka..."
"Sekali tidak, tetap tidak! Keputusanku tidak bisa diganggu gugat!" ucap Arka dengan tegas. "Tunggu! Kenapa kau sangat memaksa? Apa kau sangat merindukan asisten papamu itu? Bau? Ya, yang namanya Bau itu!" tanya Arka dengan asal menebak nama orang.
"Kau itu sesuka hati mengganti nama orang. Bayu, bukan Bau." jelas Nira.
"Bagiku itu sama saja." sahut Arka tak mau kalah.
"Terserah kau saja!" Nira tak mau berdebat dengan suaminya yang suka seenaknya itu. "Bolehkan?" Nira menarik-narik lengan kemeja Arka sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
"Tidak!" Arka menoyor kening Nora menggunakan jari telunjuknya.
"Ehm,,," Rey yang dari tadi melihat perdebatan itu hanya bisa berdeham sangat keras agar tuannya itu menyadari kalau sudah sangat telat.
"Kau kenapa?" tanya Arka pada Rey. Rey hanya menunjuk jam yang ada di pergelangan tangannya. Dia memberi isyarat kalau sudah kesiangan.
"Perusahaan milik siapa?" tanya Arka.
"Milik Anda, Tuan." jawab Rey.
Arka menunjuk Rey. "Nah itu kau tahu." ujar Arka. "Perusahaan milikku, aku mau telat atau apa, terserah aku." ketus Arka dengan angkuhnya sambil menutup pintu mobil tanpa menghiraukan seseorang yang tengah menggedor-gedor kaca mobil.
"Bagaimana dengan Nona Nira, Tuan?" tanya Rey setelah ikut masuk namun ragu saat hendak melajukan mobil.
"Tidak perlu dihiraukan. Jalan!" perintah Arka. "Agak cepat, Rey! Kalau telat, aku potong gajimu." ancam Arka.
Rey yang frustasi rasanya ingin teriak sekencang-kencangnya. Sepertinya otak tuannya itu agak geser dari tempatnya. Bukankah dia tadi sudah mengingatkan? Kenapa sekarang uang mendapat ancaman dia?
"Berhenti!" perintah Arka saat mobil hampir keluar dari gerbang. Dan membuat Rey langsung injak rem.
Arka membuka kaca mobil lalu melongok keluar. "Ingat! Jangan pergi tanpa ijinku!" pesan Arka lalu menutup kaca mobil kembali tanpa menunggu jawaban istrinya.
Sedangkan Nira yang masih berdiri di halaman sambil terus mengumpat saat mobil yang ditumpangi Arka tak terlihat lagi.
Bisa saja dia pergi menggunakan mobil lainnya. Tapi alasan yang Arka berikan adalah semua kunci mobil hilang. Apakah masuk akal?
"Arka gila! Selalu seenaknya sendiri!" umpat Nira lagi. Dia lalu memilih masuk ke dalam rumah dari pada ikut gila dengan berbicara sendiri.
Setelah beberapa saat berada di dalam kamar, akhirnya Nira menemukan ide brilian yang tak terpikir olehnya sejak tadi. Dia lalu mengambil ponselnya dan langsung pesan taksi online, tentunya tanpa seijin Arka. Dia hanya bermodalkan nekat.
"Nona mau ke mana?" tanya pak Rahmat saat melihat Nira menuruni tangga dan dengan pakaian yang rapi tentunya.
"Mau ke rumah papa, Pak." jawab Nira.
"Tapi, semua kunci mobil disita oleh Tuan. Lalu bagaimana Nona akan pergi?" tanya pak Ramat lagi.
"Pak Rahmat tenang saja. Aku sudah pesan taksi online kok." jawab Nira sambil melempar senyum pada pak Rahmat sebelum dia keluar dari rumah itu.
Pak Rahmat hanya melambaikan tangannya saat Nira masuk ke dalam taksi yang sudah menunggu istri tuannya.
Setelah menempuh perjalan kurang lebih dua puluh menit, sampailah Nira di rumah yang terbilang megah, tapi jauh kalah megah dibandingkan rumah suaminya. Dia lalu berlari masuk ke dalam karena tak sabar untuk segera bertemu dengan orang yang sudah lama, lebih tepatnya sangat lama karena sudah bertahu-tahun tak ia jumpai.
kl dah begini byk x syaratnya....😞
but...ttp Semangat!!!
nyimak ya 🤝☺️💪
kasihan GEO ya ...
gmna nanti klo Arka tau klo Nira adlh adiknya Livia