Enam bulan pernikahan yang terlihat bahagia ternyata tak menjamin kebahagiaan itu abadi. Anya merasa sudah memenangkan hati Adipati sepenuhnya, namun satu kiriman video menghancurkan semua kepercayaannya. Tanpa memberi ruang penjelasan, Anya memilih pergi... menghilang dari dunia Adipati, membawa serta rahasia besar dalam kandungannya.
Lima tahun berlalu. Anya kini hidup sebagai single mom di desa kecil, membesarkan putranya dan menjalankan usaha kue sederhana. Namun takdir membawanya kembali ke kota, menghadapi masa lalu yang belum selesai. Dalam sebuah acara penghargaan bergengsi, dia kembali bertemu Adipati—pria yang masih menyimpan luka dan tanya.
Adipati tak pernah menikah lagi, dan pertemuan itu membuatnya yakin: Anya adalah bagian dari hidup yang ingin ia perjuangkan kembali. Namun Anya tak ingin kembali terjebak dalam luka lama, apalagi jika Adipati masih menyimpan rahasia yang belum terjawab.
Akankah cinta mereka menemukan jalannya kembali? Atau justru masa lalu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juwita Simangunsong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
POV Anya
Pagi hari ini terlihat berbeda dari hari sebelumnya, ketika Adipati bertemu dengan aku tidak ada lagi senyum yang selalu dia berikan kepada ku. Tidak ada lagi sapaan hangat yang dia ucapkan untuk ku.
Tidak ada lagi ucapan selamat pagi, tapi itu bagus karena itu artinya mas Pati sudah sadar kalau aku sudah tidak lagi ada dihati ku. Aku juga berharap dia menjauhi aku untuk selamanya. Proyek kerjasama kami juga aku harap segera cepat selesai dan akhirnya aku benar-benar tidak usah bertemu lagi dengan mas Pati. Aku takut lama kelamaan dia tahu siapa sebenarnya Alvino.
Saat ini hanya Alvino satu - satunya harapan yang selalu menjadi alasan utama ku hidup.
***
Adipati sibuk dengan pekerjaan yang sudah menumpuk di atas meja kerjanya dan aku mencuri - curi pandang dari balik kaca tempat aku berada saat ini.
Mas Pati benar - benar tidak lagi perduli pada ku, mungkin dia sangat marah karena perkataan ku semalam tang melarangnya untuk mendekati Alvino karena dia akan membawa pengaruh buruk pada Alvino " Ya Tuhan bukan maksud aku membuat dia marah. Aku hanya takut dia tahu siapa Alvino dan mengambil hak asuh Alvino dari ku."
Tiba-tiba aku melihat sosok wanita cantik datang ke dalam kantor mas Pati. Aku melihat mereka dari ruangan ku yang hanya terhalang oleh dinding kaca bening tembus pandang.
Mereka terlihat sangat akrab satu sama lainnya. Mas Pati juga bisa tertawa lepas dengan wanita itu. Wanita dengan penampilan yang sempurna elegan juga sangat cantik.
Nama wanita itu adalah Lilia Wibisono, wanita yang dulu merupakan salah satu saingan ku didunia model.
Entah apa yang mereka bicarakan diruangan mas Pati, yang jelas mereka terlihat sangat akrab dan sesekali Lilia tersenyum penuh arti kepada mas Pati.
Aku kesal saat melihat mereka begitu mesra layaknya seperti sepasang kekasih. Apalagi saat mas Pati memegang tangan Lilia begitu mesra nya. Tatapan matanya begitu teduh dan hangat.
" Apa ini kenapa aku menjadi cemburu? Bukankah aku tidak ingin dia mendekati aku lagi? Tapi kenapa aku seperti tidak rela kalau ada wanita lain yang bersama mas Pati. Ooh tidak ini tidak boleh terjadi." gumam ku pada diri sendiri.
***
" Lilia aku senang kamu bisa datang ke sini untuk melihat ku. Kau tahu saat ini hanya kamu yang bisa menjadi tempat aku bercerita." ucap Adipati pada Lilia.
" Adipati, seharusnya kamu harus lebih mengerti perasaan Anya. Jika aku menjadi Anya mungkin aku juga melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh Anya." jawab Lilia tersenyum pada sahabatnya itu.
" Tapi, aku sudah berubah Lia. Setelah dulu aku menikah dengan Anya aku tidak pernah sekali pun mengkhianati dirinya. Dia hanya percaya pada vidio dari Bram yang dia sendiri tidak tahu kenapa vidio itu bisa terjadi." kata Adipati dengan tatapan mata yang sedih.
" Pati, aku tahu perasaan mu. Tapi kamu juga harus sabar dan kamu perlu waktu untuk bisa membuat kembali lagi dengan Anya. Ingat kau dan Anya baru bertemu beberapa kali, setelah enam tahun berpisah. Tiba-tiba kau datang kerumahnya dan langsung menemui anaknya hanya karena surat dari Alvino. Sementara Alvino itu bukan anak mu. Ingat semua butuh proses. Ya, aku mengerti bahwa kamu ingin mendekatinya untuk bisa mendekati ibunya. Tapi kau harus main cantik Pati." kata Lilia panjang lebar.
" Aku juga merasa antara aku dan Alvino seperti sudah lama bertemu dan aku suka dengan anak itu." Adipati menyandarkan kepalanya di senderan kursi kebesarannya itu.
" Aku paham Pati, tapi kamu harus sabar dan atur strategi." saran Lilia pada Adipati sang sahabat.
" Ahh aku sudah takut untuk mendekati mereka Lia, biarlah Tuhan yang memberikan kesempatan. Jika kamu masih boleh bersama lagi, aku sudah tidak tertarik lagi dan aku juga ingin proyek ini berjalan lancar dan cepat selesai. Agar aku tidak perlu melihat sosok Anya lagi di depan mata ku." Adipati tertunduk pasrah tapi tidak rela karena dihatinya paling dalam masih tersimpan cinta yang begitu besar untuk Anya.
" Kamu sih , dulu aku mau sama kamu tapi kamu nolak dengan alasan hanya Anya yang bisa membuat kamu tergila - gila dan melupakan mantan mu yang bernama Bram."
" Lilia tolong jangan sebut nama dia lagi, aku sudah tidak mau mengingat masa kelam itu."
" Ok fine, aku tidak sebut nama itu lagi." ucap Lilia tersenyum penuh kehangatan.
" Pati ..." ucap Lilia lembut.
" Ya Lia, ada apa?" jawab ku sambil terus melihat map yang ada di atas mejaku.
" Seperti nya Anya memperhatikan kita dari ruangan nya." kata Lilia tersenyum penuh arti.
" Aku tidak perduli dengan Anya saat ini, aku masih sangat sakit hati." jawabku tanpa mengubah posisiku saat ini.
" Seperti nya dia cemburu melihat aku diruangan mu." kata Lilia yang melirik kearah ruangan Anya melalui ekor matanya.
" Masa sih Lia?" Adipati tidak percaya.
" Iya, kamu bisa lihat dari ujung ekor mu. Ini pertanda baik Pati." saran Lilia pada Adipati.
" Maksudnya pertanda baik bagaimana?" tanya ku lagi pada Lilia.
" Aku tahu perasaan Anya saat ini masih mencintai mu tapi aku rasa dia takut kecewa lagi seperti dulu. Mungkin dia hanya menjaga perasaan nya sendiri untuk tidak kembali terluka."
" Dari mana kau tahu Lia, jangan mengada - ada ahh." Adipati tetap tidak percaya karena dia berpikir kalau Anya benar - benar ingin melupakan dirinya.
" Kau lupa kalau aku ini wanita? Aku tahu dia saat ini cemburu karena aku ada di ruangan mu."
" Aku tidak percaya kalau dia benar masih mencintai aku tidak mungkin dia bisa berkata sekejam itu pada ku." Adipati masih terus sibuk dengan pekerjaan nya tanpa mau melihat keruangan Anya yang hanya terhalang oleh dinding kaca bening tembus pandang dari balik ruangan nya.
" Terserah kamu mau percaya atau tidak, tapi yang jelas aku sudah bilang. Pokonya itu terserah kamu dan aku mau pulang dulu karena aku juga ada urusan lain selain mengurus urusan mu hehehe " kata Lilia terkekeh.
" Sialan kamu Lia." ucap Adipati pada sahabat wanita satu - satunya itu.
" Ya sudah kalau kamu perlu apa pun , kabari aku. Aku siap untuk membantu Anda tuan Adipati Sudrajat." Lilia melangkah ke pintu keluar.
" Sialan kamu Lia, bisanya hanya mengejek aku saja." Adipati melempar kertas tisu yang sudah dia bentuk menjadi bola dan tidak sengaja dia melihat sekilas ke arah ruangan Anya dan benar kata Lilia kalau Anya sedang memperhatikan dirinya dari dalam ruangan kerja Anya.