NovelToon NovelToon
Cakar Garuda

Cakar Garuda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan Tentara / Keluarga / Romansa
Popularitas:44.7k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Mungkin benar kata pepatah. Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Cinta memang terkadang hadir tanpa di rencanakan bahkan kita manusia tidak bisa memilih pada siapa kita jatuh cinta. Termasuk pada gadis kecil yang sama sekali tidak pernah ia sangka menjadi akan menjadi jodohnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Berbesar hati.

Baby junior benar-benar tertidur dalam pelukan Bang Arbath. Sembari menyusui bayinya itu, Bang Arbath terus menimangnya dengan sayang.

"Pa, saya berniat meng aqiqah si junior. Apakah boleh jika saya yang melaksanakannya sedangkan ayah biologisnya seperti itu." Kata Bang Arbath dalam gundahnya.

"Pertama soal nama, kedua soal aqiqah. Kasihan sekali menantu dan cucu ku ini." Papa Shaleh mengusap kening baby junior yang polos tanpa dosa. "Katakan apa yang pernah kau pelajari..!!"

"Kembalikan yang tergadai dari si anak. Jika dalam hal ini ayahnya lalai, maka boleh di laksanakan.. orang lain." Jawabnya dengan nada tercekat.

Papa Shaleh mengangguk kecil. "Kalau begitu lakukan saja..!!"

Entah mengapa hati Bang Arbath terasa pedih, ia mengangkat baby junior kemudian menciumnya. "Kamu anak Papa, kan??"

//

Siang ini rasanya Bang Farial tidak enak badan. Ia segera pun segera pulang ke rumah. Belum sampai dirinya tiba di rumah, ia melihat Saras pergi membawa anaknya dengan menaiki motornya. Karena begitu penasaran, Bang Farial pun membuntuti nya dari belakang.

Dalam perjalanan, Saras mampir ke supermarket yang lumayan besar dan membeli banyak barang. Kening Bang Farial berkerut sebab semalam dirinya baru saja mengantar Saras untuk berbelanja.

"Mau kemana lagi Saras pergi?" Gumam Bang Farial kemudian kembali mengikuti Saras

:

Lagi-lagi kening Bang Farial berkerut melihat Saras berhenti di sebuah rumah kontrakan yang letaknya lumayan terpencil dan jauh dari keramaian penduduk.

Dengan menjaga jarak aman, akhirnya Bang Farial mematikan motornya dan memilih berjalan untuk membuntuti Saras.

Setelah beberapa saat dirinya berusaha menenangkan hati, Bang Farial pun mengintip dari celah jendela yang terbuka.

"Astaghfirullah hal adzim..!!" Bang Farial mengusap dadanya melihat sang istri terlibat adegan mesra bersama pria lain. Seketika amarah Bang Farial memuncak, kakinya menendang pintu rumah dengan kencang.

braaaakk..

"P*****r sialan..!!!! Inikah yang selama ini kau lakukan di belakangku????" Bentak Bang Farial.

Saras kaget setengah mati, ia menyambar pakaiannya untuk menutupi tubuhnya yang setengah terbuka.

"Bang Rial?? Kenapa Abang bisa sampai disini??" Tanya Saras dengan raut wajah takutnya.

"Pentingkah pertanyaan mu itu??"

Saras ketakutan melihat amarah Bang Farial sebab dirinya paham bagaimana watak suaminya kalau sedang marah.

Dengan santainya pria yang sedang bersama Saras itu kembali memakai pakaiannya. "Sudahlah, kau jangan takut. Ada saya disini."

Bang Farial yang kesal langsung menghajar pria tersebut secara membabi buta. Harga dirinya terasa terinjak-injak.

"Hehehe.. kau marah ya, bukankah selama ini kau sendiri yang memilih hidup bersama Saras." Ejek pria tersebut.

Seketika denyut jantung Bang Farial terasa tak beraturan. Di pandangnya wajah anak yang selama ini sudah ia sayangi sepenuh hati. Kini hatinya tersentak. Memang benar, tidak ada kemiripan sedikit pun antara dirinya dengan sang putra.. Anjasmoro.

"Abaang.. Saras minta maaf..!! Saras janji akan jadi istri yang baik." Pinta Saras sampai gemetar.

"Apakah maafmu bisa mengubah keadaan?? Katakan, Anjas.. anak saya atau anak dia??" Tanya Bang Farial.

Tawa pria itu masih membahana mengisi ruangan seakan menertawakan kebodohan Bang Farial. "Apa kau tidak lihat, Anjas mirip siapa?" Ejeknya.

Hati Bang Farial dua kali lipat jauh lebih sakit. Harga dirinya jatuh serendah-rendahnya.

"Pergilah kalian berdua, aku tidak butuh kalian. Satu bengkel besarmu dan usaha gerabah tradisional mu sudah beralih atas namaku, sekarang aku tidak butuh kalian lagi..!!" Ucap pria tersebut.

"Kau laki-laki kurang ajar, mana janjimu untuk menikahi ku setelah mendapatkan semuanya..!!!!" Saras kalap dan histeris memukuli pria itu. Si kecil Anjas sampai menangis melihat keributan di hadapannya.

Bang Farial terhenyak karena kini dirinya tidak memiliki apapun. Harta bendanya sudah habis tak bersisa, usaha bengkel dan gerabah tradisional nya sudah di ambil alih pria selingkuhan istrinya.

"Kau.. kau adalah wanita sial, wanita menjijikan yang pernah ku kenal..!!" Jantung Bang Farial terasa tertekan kuat, ia berjalan mundur kemudian meninggalkan rumah kontrakan tersebut.

"Abaaaaang..!!!!"

//

Bang Arbath menandatangani banyak berkas di rumahnya. Ia mengalihkan beberapa aset miliknya untuk Dindra dan bayinya padahal pernikahan belum juga terjadi.

Di hadapan para kuasa hukum, ia pun memberi hak dan wewenang pada baby junior untuk menjalankan bisnisnya.

Bang Arbath tidak peduli sekalipun Dindra menolaknya, baginya tak masalah lahan bisnisnya akan berkembang atas nama dirinya atau Dindra, yang jelas ia sudah menjadikan Dindra sebagai bagian dari hidupnya.

Papa Shaleh dan Mama Roro yang turut menyaksikan juga tak ambil pusing, malah mereka sangat bahagia melihat kesuksesan putranya apalagi putranya mampu membahagiakan anak gadis orang.

"Seharusnya Mama dan Papa yang memegang semuanya, Om..!!" Kata Dindra merasa tidak enak hati.

"Mama sudah punya apa yang Mama inginkan, dan Papa sudah membahagiakan Mama lebih dari cukup. Jadi memang sudah sewajarnya Arbath bertanggung jawab atas dirimu dan anakmu..!!" Jawab Mama Roro.

Dindra menunduk tak sanggup menjawab lagi. Sungguh dirinya yang dulu begitu tidak di inginkan namun sekarang dirinya begitu di manjakan seorang pria yang sama sekali tidak terbayangkan akan mengisi hidupnya seperti ini.

...

Bang Farial semakin merasakan pening. Kini rasanya menyesal pun tiada arti. Sakit di hatinya begitu terasa, apalagi dirinya telah kehilangan sosok Dindra yang selama ini ia sia-siakan.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu. Bang Farial pun membuka pintu rumah.

"Iya.. ada apa, Afdhal?" Tanya Bang Farial.

"Ijin Danki, kami menyampaikan undangan aqiqah dari Kapten Arbath pada kediaman beliau di asrama Kompi." Laporan Prada Afdhal sembari menyerahkan lembar undangan.

Kening Bang Farial berkerut, tak ada nama bayinya disana dan hanya tertulis nama Baby Junior saja.

"Kami meneruskan kabar dari sispri Kapten Arbath. Apakah Danki bersedia bertemu beliau, sebab kata sispri beliau.. Danki tidak bisa di hubungi." Kata Prada Afdhal.

Sejenak Bang Farial terdiam. "Ya, sampaikan pada Kapten Arbath, saya bersedia bertemu dengan beliau jam empat sore di cafe mawar..!!"

...

"Apa kabar?" Bang Arbath mengulurkan tinjunya, memberi salam sesama pria dan berusaha memulai hubungan baik meskipun hatinya masih menolak. Ia menekan kuat rasa egois dan kerasnya hati demi Dindra dan Baby Junior.

"Baik." Jawab Bang Farial singkat. "Bagaimana Dindra?"

Sebenarnya Bang Arbath tidak menyukai pertanyaan itu namun sekali lagi ia tidak ingin egois hanya karena sifat posesif nya.

"Alhamdulillah, anaknya juga sehat." Bang Arbath mengambil rokoknya lalu meletakan di atas meja. Tangannya merogoh saku dan menunjukan foto bayi kecil yang baru terlahir ke dunia.

Bang Farial melongok hingga kemudian matanya membulat besar melihat foto bayi kecil dari ponsel Bang Arbath. "Ini baby Junior??"

"Hmm.. siapa lagi." Bang Arbath menguarkan asap rokoknya.

"Allahu Akbar..!!" Bang Farial mengusap dadanya dan terus memandangi foto bayi tersebut. Entah kenapa perasaannya menjadi tak karuan, ada hal yang sulit untuk di jelaskan hingga matanya berkaca-kaca. "Apa ini anak ku?"

Sungguh saat ini Bang Arbath pun merasakan sakit yang teramat sangat. Ingin rasa hatinya tidak mengakui namun takdir Tuhan tidak dapat di sangkal, Junior memang putra kandung sahabatnya.

"Aku kesini hanya ingin meminta mu memberi nama untuk anak ku. Itupun jika kau berkenan." Kata Bang Arbath setenang mungkin. "Aku akan membuat acara syukuran aqiqah tapi aku belum ada nama untuknya."

Perasaan Bang Farial bagai di sayat sembilu. Apapun yang telah terjadi pada dirinya, Dindra dan juga Arbath ternyata tidak menghilangkan sifat dasar sahabatnya itu.. sahabat yang tetap sopan dan menghargai dirinya. Namun perlakuan Bang Arbath sekaligus membuat wajahnya seakan tertampar keras.

"Ya, saya bersedia. Saya pribadi juga mohon maaf dan mohon ijin karena melangkahimu untuk memberinya nama." Jawab Bang Farial.

"Tidak apa-apa. Lakukan saja..!!"

Suasana hening sejenak, nampak Bang Farial terdiam cukup lama. "Namanya........."

.

.

.

.

1
Fitria Syafei
waduh bisa nyungsep ke sungai ntuh Dindra 🙄 KK kereeen 😘😘
mudahlia
gk tau aja KL sdh nyicil
Nabil abshor
danki mu kui jegurke sisan bang amri,,,,,
Nabil abshor
wkwkwkwkk benneerrrrr beenneeerr
Nabil abshor
hasyeeeeekkkkkk,,,,,,
Diah Darmawati
hahaaa lgsung update baby new🤣🤣🤣🤣🥰🥰🥰🥰
❤Rainy wiraTama Yuda❤️
Si Dindra.. ada² saja ya tiap hari yang bikin geger 😂😂😂
dyah EkaPratiwi
Hahaha ada2 aja ini tapi seru poll tambah lg dong kak
siti muhlihah
hoalah om ar piye to ki palah rep otw dede nya si baby dalu,,,wes siap siap ae papa shaleh sm mamm roro ngereog,,,😅
Murni Zain
pasti Diandra lg hamil tu... otw adik bang Dalu. ☺
Murni Zain
Kayaknya abang Dalu bakalan punya adek 🤭
dyah EkaPratiwi
Bahagia selalu bang ar dindra, jauh2 ya saras
Sri I
kirain ngambek kenapa..... ternyata kurang thor /Facepalm//Facepalm/
Fitria Syafei
wow semoga mereka selalu bersama dan bersatu 🤲 KK kereeen 😘😘
Nining Dwi Astuti
waduh kayaY mw unboxing nich🤣🤣🤣🤣
Septi Astuti
semoga langgeng ya bang🤲
Mika Saja
bang rial msh blm kapok kynya atau mau mencoba berdamai dengan keadaan dan menerima takdirnya,,,
aca
rial bodod
Sri I
sahhhhhhhhh
Jumi Saddah
ya itu adlh resiko,,ambil hikmah sja,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!